#8#

6.2K 395 51
                                    

Seperti apa yang Gaara katakan kepada Hinata jika ia akan mengambil kue itu pada sore hari. Dan benar, pria itu datang mengambil kue pesanannya. Gaara sangat puas melihat kue yang Hinata buat. Desain yang Hinata buat sangat cantik. Desainnya dibuat seperti Elsa - frozen. Tokoh Disney yang disukai putrinya.

"Berapa semuanya?"

"Tidak usah Gaara-san. Anggap saja ini hadiah ulangtahunku untuk putrimu." Katanya sambil tersenyum.

"Terimakasih Hinata kau sangat baik." Balas Gaara tersenyum.

"Kau terlalu memuji Gaara-san, aku tidak sebaik itu. Aku sudah menganggap Seina sebagai keponakanku. Dia begitu cantik, manis serta lucu."

"Hahaha.... Kau bisa saja."

Untuk pertama kalinya Hinata melihat senyum serta tawa Gaara yang begitu tampan. Biarpun Gaara sosok yang dingin tapi ia tidak sekaku Sasuke. Hinata segera menyingkirkan pikirannya dari pria angkuh nan arogan itu. Mengapa disaat ia bersama dengan Gaara ia malah memikirkan pria itu. Hinata merasa horror pada dirinya sendiri. Ia tidak boleh membedakan Gaara dengan Sasuke karena hasilnya sangatlah jauh. Setidaknya Gaara tipe pria setia. Biarpun di tinggal oleh sang istri ia tidak pernah melihatnya jalan dengan wanita. Dia pasti akan membawa putrinya kemana-mana kecuali jika bekerja. Hinata bahkan tidak mendengar berita buruk mengenainya. Yang ia dengar dari kolega Neji-nii jika Sabaku Gaara adalah pria yang baik, profesional. Soal istrinya, kabarnya jika sang istri meninggal karna melahirkan putrinya, yaitu Seina. Sampai saat ini pria itu belum mau menikah lagi.

Hinata sempat merasa iba akan hidup yang di alami Gaara, harus menjadi ayah dan juga ibu di waktu yang sama. Betapa beratnya itu semua. Tapi ia merasa jika Gaara pria yang kuat asalkan putrinya selalu bersamanya.

Gaara mengajak Hinata untuk datang ke apartemannya. Awalnya Hinata menolak karena tidak enak. Berhubung ini adalah ulangtahun Seina, wanita itu-pun menyanggupinya tapi sebelum itu ia harus menghubungi keluarganya yang ada di rumah agar tidak cemas menunggunya pulang.

Setiba di apartemen milik Gaara, Seina senang Hinata datang. Bocah itu bahkan sangat manja padanya. Gaara membuka kue ulangtahun milik sang putri.

Seina senang, ayahnya tidak melupakan ulangtahunnya. Keduanya bahkan sudah membeli kado untuk Seina. Hinata membelikan sebuah boneka Elsa yang ia beli saat hendak kemari. Sedangkan Gaara membelikan bola kaca kristal yang di dalamnya terdapat Elsa yang sedang membuat sihir es.

Seina sangat gembira. Ia merasa jika ulangtahunnya tidak seperti biasanya. Ada Hinata yang sangat perhatian padanya.

Wanita itupun membuatkan mereka nasi goreng yang ia pelajari saat dirinya bertandang ke negeri seribu pulau - Indonesia. Hinata ingin membuatkan salah satu makanan favoritnya itu.

Ia bersyukur karena Gaara dan Saina menyukai masakannya. Bahkan Seina tidak berhenti memuji masakannya.

"Bibi Hinata, masakan bibi enak sekali. Rasanya aku ingin Bibi Hinata menjadi ibuku. Bibi maukan jadi ibuku?" Tanya bocah itu polos.

Mendadak suasana hening. Suasana yang tadinya di liputi canda dan tawa berubah kaku.

"Saina sayang, itu tidaklah mungkin. Bibi Hinata bukan ibumu, bibi Hinata tidak bisa menjadi ibumu." Kata Gaara memberi pengertian.

"Tidak bisa ya... Padahal Seina ingin sekali memiliki ibu seperti bibi Hinata." Kata gadis itu sedih.

"Seina sayang, kemari sayang." Panggil Hinata. Sang anak-pun menghampiri Hinata, lesu.

Begitu Saina menghampirinya dan berdiri dihadapannya Hinata tersenyum manis. Ia usap rambut blonde-nya

"Saina sayang, biarpun Bibi bukam ibumu, kau bisa menganggapku sebagai ibumu karna aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri." Alangkah senangnya hati Seina mendengar penuturan Hinata. Itu tandanya ia bisa memanggil Hinata dengan panggilan
Kaa-san.

Gomen Hinata. ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang