8. Wajah Perempuan di Ujung Jalan

67 4 9
                                    

"Widi!"

Widi langsung tersentak ketika merasakan cengkeraman di bahu kanannya dan mendengar seseorang setengah berteriak menyebut namanya.

"Mba Tini?"

"kamu ngapain?" Tanya Tini yang bingung melihat Widi berdiri melamun di pinggir jalan.

"Itu...."Widi kembali mengarahan pandangannya ke ujung jalan namun kalimat nya terhenti ketika perempuan yang barusan di lihatnya sudah hilang bak ditelan bumi.

Tini yang mengikuti arah pandangan Widi mulai merasa gelisah.

"itu apa, Wid?"

"Perempuan di ujung jalan...." Ucap Widi setengah berbisik.

Keduanya pun berpandangan. Hanya dengan mendengar kata-kata itu, Tini bisa mengerti apa yang dimaksud oleh Widi. Tanpa mengucap sepatah katapun, Tini menggenggam tangan Widi dan menariknya masuk ke dalam rumah.

***

Di dalam kamar, Widi kesulitan memejamkan matanya karena terbayang-bayang sosok wanita yang dilihatnya di ujung jalan. Setiap kali Widi hampir terlelap, yang Ia lihat adalah punggung wanita itu dan payung hitamnya. Logika Widi tidak bekerja. Bukan hanya karena Ia tahu bahwa penglihatannya sangat bagus sehingga kemungkinan salah lihat sangat kecil mengingat sosok yang dilihatnya sangatlah jelas, tetapi juga karena wanita itu langsung menghilang dalam waktu kurang dari 10 detik. Dan yang paling menggusarkan hati Widi adalah wajah wanita itu.

Widi panik ketika lampu kamarnya tiba-tiba mati. Ia meraba meja yang ada di samping tempat tidur nya, mencari senter yang selalu di letakkan di samping kalender duduk. Dapat! Widi menekan tombol On berkali-kali tapi senter nya tidak mau menyala. Diluar, suara langkah kaki terdengar samar-samar. Semakin lama, semakin mendekat ke kamarnya.

Tubuh Widi menegang. Ia mematung, duduk di tempat tidurnya tanpa berani membuat suara apapun. Langkah kaki terdengar berhenti tepat di depan pintu kamar nya. Di dalam kegelapan, Widi mengarahkan pandangannya ke pintu, bersiap kalau-kalau siapapun yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya mendobrak masuk. Tangan nya menggenggam senter dengan erat. Ia mengingatkan dirinya di dalam hati jika yang masuk adalah orang asing, Ia akan memukul kepala orang tersebut dengan senter yang di genggamnya.

Tidak lama kemudian terdengar suara knop pintu diputar-putar. Siapapun orang yang berdiri di depan pintu kamar Widi sedang berusaha membuka pintu. Untung saja Widi tidak pernah lupa mengunci pintu kamarnya setiap malam. Setelah beberapa saat, suasana menjadi hening kembali, namun terdengar bunyi 'klik.' Widi masih dalam keadaan waspada. Matanya mengarah ke cahaya disela-sela sempit antara pintu dan lantai. Orang itu menyalakan lampu di lorong, pikir Widi.

Sesaat kemudian ada asap yang samar-samar masuk ke dalam kamarnya melalui sela-sela itu. Widi panik. Kebakaran? Kondisi kamarnya memang masih gelap namun sedikit cahaya yang masuk lewat sela-sela itu membuat Widi yakin ia tidak salah lihat.

Widi memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya. Ia menyingkirkan selimut yang menutupi setengah badan nya dan duduk di pinggiran ranjang. Sementara kakinya meraba alas kaki, Ia meletakkan tangannya disamping tubuhnya. Tangan kiri Widi meraba sesuatu. Panjang seperti jemari dan terasa dingin. Widi pun terdiam dengan kepala tertunduk. Jantung nya berdetak kencang. Ia semakin tegang mendengar suara pintu terbuka. Dengan ini, cahaya dari luar masuk ke kamarnya. Widi menutup matanya dan menghitung sampai tiga untuk melihat siapa oranh yang ada di sebelah kirinya.

Satu

Dua

Tiga

"AAAAAaaaaaa"

Widi membuka mata, menatap langit-langit kamarnya. Ia masih terbaring di tempat tidur dengan napas yang tersengal dan jantung yang berdegup kencang. Ia bisa merasakan keringat membasah seluruh tubuhnya. Ia menatap kesekelilingnya kemudian ke jam weker pemberian Alya yang berbunyi menandakan hari sudah pukul 05.30 pagi.

Mimpi

Widi mengusap-usap dadanya sendiri. Mimpi yang baru saja dialami nya terasa sangat nyata. Widi bisa mengenali wajah perempuan yang ada dimimpinya barusan karena wajah nya sama dengan wajah perempuanyang dilihatnya berdiri di ujung jalan tadi malam: wajah itu adalah wajah Widi sendiri.

DROPLETS: Perempuan di Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang