Part 16 New Friend

665 89 2
                                    

Irene memandang keluar jendela kafe. Sudah dua jam dia menunggu mantan mertuanya. Bosan. Tentu saja. Menunggu itu adalah hal yang paling menyebalkan dan membuang-buang waktu.

" Menunggu lama Irene-ssi ? "

Irene mendongakkan kepalanya menatap mantan ibu mertuanya.

" Kurang lebih dua jam. Apakah itu termasuk lama ? "

Pertanyaan ambigu Irene di sambut kekehan pelan oleh mertuanya.

" Kau yang datang terlalu awal Irene. "

" Aku hanya tak mau membuat mantan mertuaku menunggu. "

Irene menekankan setiap perkataannya terlebih pada kata 'mantan mertuaku'.
Irene menghela nafas sejenak.

" Langsung saja, apa yang ingin kau katakan ? "

" Ternyata kau banyak berubah. Aku hanya mau Jin menjauh dari keluargamu. "

Irene tetap mempertahankan ekspresi wajah datarnya sambil menatap Yejin.

" Ternyata anak buahmu cepat mencari informasi tentang keluargaku. "

" Bukankah aku harus bergerak cepat agar kau tidak mengambil Jin dari kami. "

Irene menganggukkan kepalanya tanda mengerti ucapan Yejin.

" Bukankah tidak baik memisahkan anak dari ibu kandungnya ? Dan jika keluarga kalian masih ingin mengirimkan paket sengsara padaku dan Jisoo, biar ku beritahu sekarang. Aku dan Jisoo sudah kenyang dengan penderitaan. Aku pergi. "

Irene berjalan keluar kafe.
Yejin menatap mantan menantunya lalu tersenyum kecil.

" Kau banyak berubah Irene. "

***

Sooyoung duduk diam dalam kamarnya setelah mendengar semua yang di rencanakan keluarganya kepada keluarga Jisoo.
Bahkan Sooyoung masih belum percaya bahwa dalangnya adalah Halmeoninya sendiri.
Sebenarnya apa salah keluarga Jisoo sampai-sampai Halmeoninya tega seperti itu ?

Sooyoung masih sibuk dengan pikirannya tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Wajah Sooyoung yang awalnya datar berubah menjadi cerah.

" Yeoboseyo, Oppa. "

" Annyeong chagi. Bagaimana kabarmu ? "

" Kabarku baik. Kapan Oppa pulang ke Korea ? "

" Kau merindukanku ? "

" Cih, jangan harap tuan Park. Tapi kapan Oppa pulang ? "

Terdengar suara kekehan dari seberang sana membuat Sooyoung mempoutkan bibirnya kesal.

" Besok. Oppa harap kau yang akan menjemput Oppa. "

" Itu sudah pasti lagipula besok hari minggu. Sekarang Oppa istirahatlah. Jaljayo. "

" Oppa akan melihatmu besok di bandara dan kau juga harus beristirahat. Jaljayo chagi. Sarangheyo. "

***

Jisoo memilih menghabiskan waktunya di taman sekitaran kompleks perumahannya.
Jin masih tidur. Mungkin karena lelah.

Jisoo menghela nafas sejenak sambil menutup matanya menikmati hembusan angin malam yang menerbangkan beberapa helai rambutnya.

We Can Not be TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang