April, 5

1.1K 74 1
                                    

Hujan dan kau di dalamnya, menari meliuk tak berarti berusaha menarik ku kembali. - April.

Bagi April, awal tahun sama saja tak ada yang baru baginya. Pecahnya kembang api di langit malam hanya sebuah pertanda jika sebenarnya tak ada yang berarti, hanya dor sekali dan berhenti setelahnya, memang apa arti dari itu semua?

April tersenyum masam sambil menatap gelas kopi di tangannya, ia berhitung dalam hati, satu, dua sampai entah dihitungan yang keberapa hujan kembali mengguyur langit Jakarta yang menaunginya saat itu.

Rintik

Lalu

Deras

Seperti ingatan tentang Dia di dalam kepala, tak pernah menemui kata henti.

Semua orang yang sedang menunggu malam pergantian tahun di alun-alun kota harus menepi, mencari tempat berlindung dari ingatan yang dibawa hujan. April berlebihan, jelas-jelas hanya dia yang dikepung rasa itu sekarang.

Kanan dan kiri April penuh orang. Seketika ia menjatuhkan kopinya. Entah mengapa kopinya tidak lagi mengenakan sejak datangnya hujan dan dia yang hadir di dalam kepala.

"Hari senin itu sama, pembedanya ya kamu."

April bahkan masih bisa merasakan debar jantungnya yang kesenangan saat si dia mengatakan itu padanya, dulu. April kira, memutuskan untuk bersamanya adalah sebuah kebahagiaan, nyatanya? Kebahagiaan justeru terhenti saat bersamanya.

"April. Percayalah saya mencintai kamu tapi dia lebih membutuhkan saya. Saya cinta sama kamu, cinta, percayalah. Sudah ya? Kita sudahkan saja."

Berengsek! Bagian dari mananya yang bisa April percaya kalau lelakinya itu mencintainya jika justeru kata sudah yang diucapkannya begitu terdengar lantang dan saat itu April tak kuasa untuk menantangnya, bahwasannya rasa cinta yang ia punya pun belum terlalu cukup untuk merubah keputusan lelaki itu.

Ya, April paham sekarang bahwa cinta pun belum cukup untuk sebuah hubungan tapi rasa ingin, mau mempertahankan itu lah yang segalanya.

April segera tersadar dari lamunannya, entah sudah menit keberapa namun sekarang hujan mulai henti dan semua orang kembali menanti pergantian tahun yang hanya tinggal menunggu sepuluh detik lagi.

Satu,

Dua,

Tiga,

"Ah, April! Saya mencari kamu." April menoleh, menatap seorang pria berkemeja di belakangnya sedang tersenyum.

April membalas senyumya.

Ah, hujan. April tak akan membiarkan kau semakin keras berusaha menariknya ke dalam ingatan tentangnya.

Beruntung.

Aku menang, desis April pelan.

April To SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang