17 - Nadia

745 33 3
                                        

"Ma, pagi Pa," sapa Ersen yang baru saja turun dari tangga sambil mencium kedua tangan orang tuanya.

"Pagi juga Ersen, gimana tidurnya tadi? Nyenyak?" balas Gibran.

"Puji Tuhan, nyenyak Pa. Semalam kan aku capek banget, abis nemen--"

"Iya iya, Nak. Mama tau kok, Cinta kan?" potong Nirina sambil mengoleskan nutella di selembar roti tawar.

"Mama tau darimana?"

"Kamu pikir mama itu gak update?" Nirina terlihat menggoda Ersen yang mulai terlihat kikuk.

"Er, wajar kok kalo kamu suka atau dekat dengan seorang wanita, ini masa putih abu-abu. Nikmatin aja." ledek Gibran.

"Ih papa kenapa jadi ketularan mama gini sih, aku cuma temenan kali sama Cinta," jawab Ersen sambil melahap sarapannya.

Nirina hanya bisa tersenyum memperhatikan tingkah laku anak angkatnya itu. Hatinya selalu teriris ketika melihat anak itu tertawa bahagia. Ia hanya membayangkan apakah senyuman itu akan tetap ada ketika semuanya telah terbongkar.

***

Tawa bahagia terdengar di koridor sekolah. Suara Ersen dan Cinta.
"Lo receh banget sih, gue cuma ngomong gini aja lo bisa ketawa ngakak," kata Ersen sambil menatap wajah manis Cinta.

"Gue gak receh, emang lo nya aja lucu." jawab Cinta.

Lalu keduanya terus menyusuri koridor sambil bersenda gurau. Sampai seseorang datang...

"Cinta!" panggil orang itu.

Cinta yang mendengar namanya dipanggil langsung membalikkan badannya. "Kamu?"

"Cinta, aku kesini cuma mau nanya, kamu udah kasih bonekanya ke kakak kamu kan?" tanya laki-laki itu.

"Udah kok, Alfred. Emang kenapa?"

"Lagian kakak kamu gak post foto bonekanya di ig, kan biasanya dia suka foto," nada suara Alfred terdengar kecewa. Cinta berusaha menerangkan suasana.
"Mungkin kakak belom sempet kali, Alf. Semalam juga kakak tidurnya cepet."

"Oh gitu ya Cinta. Ya udah deh Alfred balik dulu ya. Lanjutin pacarannya."

Ersen masih termenung mengamati Alfred yang mulai menjauh. Sorot matanya begitu tajam.
"Cin?"

"Iya?"

"Gue kenal dia, Cin." katanya singkat.

"Kenal siapa?"

"Alfred." jawabnya singkat. Cinta tak mengerti. "Maksud gue, hati gue ngerasa deket sama dia, gue pengin dia jadi orang yang berharga buat gue."

***

Camalia, ibu Nadia, masih menangisi kondisi Nadia yang tergolek lemah.
"Nad, kamu sadar dong. Jangan bikin mama khawatir,"

"Ma, biarin Nadia istirahat dulu ya, mama tenang, Nadia pasti sadar." kata Felix, ayah Nadia.

"Tapi ini gara-gara mama, Pa. Seandainya mama tetep gak mau ngasih tau Nadia, Nadia gak akan syok sampai koma gini, Pa."

Felix mendekap istrinya di dadanya. Memeluknya begitu erat. "Percaya, Ma. Ethan gak akan mau Nadia ikut bareng dia."

***

Ketika Selebgram Jatuh Cinta [TBS #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang