31 - Yang Hilang

510 22 2
                                    

"Pak, semir sepatunya?" tawar Alika.
Pria berdasi itu menggeleng dan segera berlalu. Alika menghembuskan napas pasrah. "Nyari pelanggan kemana lagi?"

Semenjak ia memutuskan pergi dari rumah, Alika kini bekerja sebagai penyemir sepatu. Padahal baru dua hari ia melakoni pekerjaannya, Alika sudah merasa sangat lelah. Alika terus berjalan sambil berusaha mencari pelanggan. Namun, hasilnya masih nihil. Tiba-tiba matanya menyorot seseorang. Ersen. Dan yang paling ia tidak sangka , Ersen menatapnya balik. Alika segera membalikkan badannya lalu bergegas melangkah. Namun sayang Ersen lebih dahulu menghampirinya.
"Kak Alika, tunggu!" cegah Ersen sambil menahan bahu Alika.

Alika membeku di tempatnya.

"Kakak kemana aja?" tanya Ersen.

Alika tak berani menatap Ersen yang telah mengintrogasinya. "Itu bukan urusan lo kan?"

Ersen mengerutkan alisnya. "Cinta nyariin lo, Kak."

"Kenapa dia? Kenapa bukan ayah?" tanya Alika dengan suara bergetar.

Ersen mendekati Alika yang memunggunginya. "Kenapa harus pergi dari rumah, Kak?"

"Ayah udah nggak sayang sama gue, dia tega nampar gue!" balas Alika dengan emosi.

Ersen menghela napas. "Ceritain semuanya sama gue, Kak. Semoga aja gue bisa kasih solusi, kita cari tempat yang pas ya," ajak Ersen. Ia membawa Alika ke suatu tempat.

***

"Buat apa lagi gue sekolah? Dari dulu nasib gue emang nggak pernah lebih beruntung dari Cinta," tutur Alika.

Ersen menatap ujung sepatunya. "Lo nggak seharusnya ngelakuin hal ini, Kak. Bentar lagi lo bakal ujian dan harusnya lo punya niat buat belajar. Cinta juga khawatir sama lo," jelas Ersen.

"Ayah itu cuma nganggep Cinta, bukan gue. Makanya nggak ada gunanya gue kembali ke rumah,"

"Ayah lo itu pengen yang terbaik buat lo. Dia pengin lo fokus sama ujian yang udah di depan mata. Mereka semua sayang sama lo, Kak." ujar Ersen.

Alika mulai terisak. Ia segera menyenderkan kepalanya di bahu Ersen. "Cinta beruntung punya pacar kayak lo. Lo juga beruntung ya punya keluarga yang utuh dan berkecukupan,"

Sebuah tombak terasa menusuk hati Ersen. Keluarga yang utuh?

Ersen mengusap ujung kepala Alika sambil tersenyum miris. "Lo pulang ya, Kak? Semua orang ngekhawatirin lo di rumah,"

Alika melirik Ersen lalu mengangguk perlahan. "Gue manja ya, Er?"

Ersen menggeleng lalu tersenyum tulus kepada Alika.

Mereka tak menyadari, ada seseorang yang memperhatikan Ersen dan Alika dari kejauhan. Dengan kerapuhan.

***

"Alika?" sambut Ratna ketika melihat Alika tiba di rumah. "Kamu kemana aja, Nak?"

Alika tidak menjawab. Ia segera memeluk Ratna dengan erat. "Maafin Alika, Bu. Alika udah pergi dari rumah dan nggak ninggalin kabar,"

Ratna mengangguk paham. "Sudah. Ibu udah maafin kamu. Cinta mana?"

"Loh? Alika pulang dianterin sama Ersen, pacarnya Cinta. Alika pikir Cinta ada di rumah, apa dia nemenin ayah jualan di pasar?" Alika heran.

"Cinta tadi cuma pulang sekolah terus dia pamit sama Ibu buat nyariin kamu lagi dan sekarang dia belom pulang," jawab Ratna.

Ketika Selebgram Jatuh Cinta [TBS #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang