Nirina membereskan beberapa barang di mejanya dan segera memasukkannya ke dalam tas. Sesekali ia melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul tujuh malam. Ketika ia sedang sibuk membereskan meja, ponselnya berdering.
"Aduh... Kak Farant," keluhnya lalu menerima telepon dari Farant.
"Iya kak, Rina baru mau otw,"
"......"
"Pokoknya Rina langsung kesana,"
"....."
Nirina langsung memutuskan sambungan teleponnya dan bergegas meninggalkan ruangan.
***
"Kak Farant, emangnya ini penting banget? Sampai harus ketemuan," Nirina mengeluh.
Farant mengotak-atik ponselnya dan menunjukkan foto seorang remaja laki-laki dengan jaket bomber dan ripped jeans -nya. Nirina membelalakkan mata ketika melihat foto itu.
"Ka...Ka...Kakak dapat foto itu dari mana?"
Farant memijit keningnya. "Apa benar itu Ersen, anak kandungku?"
Nirina benar-benar bungkam. "Gimana kakak bisa ketemu sama Ersen?" Nirina masih penasaran.
"Semenjak Alfred berteman sama Ersen dan ngajak Ersen main ke rumah kakak," jelas Farant.
"Tapi, apa Ersen udah tau semuanya?" Nirina berkeringat dingin.
"Mana mungkin aku menghancurkan hati anak kandungku sendiri yang baru bisa aku temui sekarang," jawab Farant dengan suara berat.
Nirina menelan ludahnya. "Kak, Ersen harus tau kalo kakak adalah ayah kandungnya! Jangan sampe kakak kehilangan orang yang kakak sayang lagi, kakak cuma punya Alfred dan Ersen." paksanya.
"Kakak nggak mau Ersen jadi depresi gara-gara kakak. Lagipula, saya dan Alfred baru aja dekat sama Ersen," jelas Farant. "Tolong bantu kakak, Rina, jaga Ersen untuk sementara sebelum kakak benar-benar siap buat nyeritain semuanya," bujuk Farant.
Nirina tidak merespons. Ia menyimpan kebimbangan dalam hatinya. "Kak, kalau nanti Ersen udah tau semuanya, Ersen akan tinggal sama kakak dong?"
Farant berpikir sejenak. "Kalau Ersen mau menerima kakak," jawabnya lirih.
Nirina benar-benar tidak ikhlas bila Ersen akan kembali pada Farant. Bagaimana pun juga, Nirina telah menganggap Ersen sebagai anak kandungnya. Ya, Nirina dan Gibran memang tidak bisa menghasilkan keturunan. Itulah sebabnya, Nirina mau mengadopsi Ersen.
Nirina segera berdiri dan memakai tasnya. "Apapun yang terjadi, aku dan mas Gibran pasti akan keberatan kalau Ersen tinggal sama kamu!"***
"Mama?" sapa Ersen.
Nirina langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. "Mama capek, Nak."
Ersen meletakkan majalahnya lalu mendekati Nirina. Ersen mulai memijit tangan Nirina dengan perlahan. "Enak nggak, Ma?"
Nirina mengangguk perlahan. Nirina menghela napas lalu menatap Ersen. "Er, kalo kamu udah ketemu sama orangtua kandung kamu, kamu mau tinggal sama dia?"
Ersen menghentikan gerakannya lalu menatap Nirina dengan nanar. "Pasti, tapi mama tenang aja, aku bakal sering-sering main kesini kok,"
![](https://img.wattpad.com/cover/86650871-288-k540147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Selebgram Jatuh Cinta [TBS #1]
Novela Juvenil\\SUDAH DIREVISI// [SELESAI] The Best Series #1 "Gue Ersen. Lebih tepatnya itsersen. Dan gue mau ngasih tau ke kalian semua kalo hari ini adalah hari yang paling gue tunggu." Gadis itu hanya bisa menatapnya dengan tatapan bertanya. "Gue mau bilang k...