"Lik, lo mau kemana? Tumben buru-buru banget jalannya," tanya Rara sambil menyusul Alika.
"Ke gedung IPS, Ra. Gue penasaran sama si Alfred itu." balas Alika.
"Gue ikut ya. Biasa ketularan kepo. Hehehe." kata Rara sambil terkekeh.
Alika memutar kedua bola matanya lalu berdeham. Mereka berdua pun keluar dari kelas dan bergegas turun menuju gedung IPS.
"Gue denger, lo sempet masuk rumah sakit ya, Lik?" tanya Rara tiba-tiba.Alika meliriknya lalu mengangguk pelan. Mendengar kata rumah sakit, ia justru ingat Aldy. Ya, rumah sakit. Paviliun Anggrek nomor 10. Tempat hubungannya dan Aldy berakhir.
"Kok bisa? Lo pasti berantem deh," Rara masih bertanya.
"Ra, gue emang berantem dan masuk rumah sakit. Tapi itu bukan artinya sekarang gue jadi cewek lemah. Gue tetep Alika yang brandal." jawab Alika tanpa beban.
Belum sempat Alika dan Rara menginjakkan kakinya di tangga gedung IPS, mereka mendengar suara kegaduhan.
"Cupu lo! Ngasih coklat nitip temennya!"
"Orang kayak lo itu pantesnya dipermaluin. Iya nggak?"
"Liat aja, Den, pasti bentar lagi nangis. Terus besok Papa-nya datang kesini deh. Hahaha"
"Dasar cowok nggak punya mental! Gue kadang heran, kenapa ya bisa ada orang se-freak elo, Fred?"
"Namanya aja Fred. Nggak sekalian kampret?"
"Cepet lo samperin ke gedung IPA. Lo harus nemuin Alika! Buktiin aja, Fred. Tunjukin kejantanan lo!"
Alika dan Rara saling bertatapan.
"Jangan bilang mereka lagi ngebully Alfred," kata keduanya bersamaan.Alika menepuk pundak Rara cepat. "Mending kita cari dimana mereka, Ra. Gue yakin nggak jauh dari sini. Suaranya sih dari atas. Naik aja yuk langsung." Alika berambisi lalu menarik tangan Rara.
Sesampainya di lantai 2, Alika dan Rara langsung terkejut melihat segerombolan laki-laki yang jumlahnya lima orang tersebut bersama seseorang laki-laki berpenampilan luar biasa culun.
Benar, sumber suara tadi berasal dari mereka. Ketika melihat kehadiran Alika, suasananya menjadi hening.
"Alika?" tanya laki-laki berpenampilan culun itu.Alika menganggukkan kepalanya. "Iya, gue Alika."
Laki-laki itu mengembangkan senyumnya, ia mengeluarkan permen kaki rasa jambu dari sakunya, membuka bungkusnya lalu memakannya.
"Hai Alika.." sapanya pelan sambil menjilati permen kakinya.
"Ini enak banget, Lik. Kamu mau?" tanyanya.Alika merasa kikuk. Bukan karena sekarang dirinya sedang ditatap oleh lima pasang laki-laki itu tetapi karena kelakuan satu laki-laki antik ini.
"Makasih. Ngomong-ngomong, lo tau nama gue darimana ya?" Alika bertanya.
Laki-laki itu terkikik. Ia menunjukkan bagian kiri kemejanya persis diatas saku berlogo OSIS. Name tag.
Alika tersenyum. "Oh iya, maaf lupa."
"Berarti nama lo Juliano Alfredo?" tanya Alika sambil membaca name tag Alfred."Betul, betul, betul. Tapi panggil aja Alfred. Fred aja juga nggak apa-apa."
"Lo beneran Alika?" tanya seorang laki-laki bernama Nathan Calvino.
"Iya, gue Alika, emangnya kenapa sih?" tanya Alika ketus.
"Gila, Nath. Bening banget ya. Temennya boleh juga tuh." kata Tobi sembarangan.
Alika melepas dasinya lalu menyabetkannya ke pinggang laki-laki bernama Tobi tersebut.
"Apa lo bilang gue bening segala? Kenal lo sama gue? Lo juga nggak usah bawa-bawa temen gue Rara!"
![](https://img.wattpad.com/cover/86650871-288-k540147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Selebgram Jatuh Cinta [TBS #1]
Novela Juvenil\\SUDAH DIREVISI// [SELESAI] The Best Series #1 "Gue Ersen. Lebih tepatnya itsersen. Dan gue mau ngasih tau ke kalian semua kalo hari ini adalah hari yang paling gue tunggu." Gadis itu hanya bisa menatapnya dengan tatapan bertanya. "Gue mau bilang k...