1 - Tahu Bulat Eksis

1.6K 80 40
                                    

"Makasih ya, gara-gara lo, gue jadi nggak perlu capek-capek dagang tahu bulat hari ini." kata Cinta sambil duduk di samping Ersen yang masih sibuk mengunyah tahu bulatnya dengan lahap. Ersen tidak menanggapi. Tatapannya pun hanya kosong ke depan.

"Lo dengerin gue ngomong gak sih?" tanya Cinta sambil menepuk bahu Ersen.

"Hmmm..." Ersen menggumam. "Btw, makasih buat apa? Gue sama sekali nggak bantuin lo dagang kok," kali ini Ersen menolehkan kepalanya ke kanan, sengaja agar bisa memandang wajah manis Cinta.

"Ya, kalo bukan karena lo yang bikin syarat harus beli semua tahu bulat dagangan gue ini, nggak mungkin dagangan gue udah laku semua, apalagi baru jam segini." jelas Cinta sambil memainkan jarinya.

Ersen mengambil sebuah tahu bulat dari kantong kertas berisi tahu bulat yang sedari tadi dipegangnya. "Santai aja kali. Lagian kalo cuma Nadia yang beli tahu bulat lo, itu belum seberapa."

Cinta terlihat bingung. "Maksud lo?"

Ersen mengeluarkan ponsel dari kantong celana ripped jeans yang ia kenakan lalu segera selfie dengan pose meringis bersama sebuah tahu bulat utuh yang belum sempat digigitnya.

Beberapa menit kemudian, Ersen masih sibuk mengadukan jarinya di layar ponsel. "Nih, lo lihat." katanya sambil mengulurkan ponselnya ke Cinta.

C

inta masih tak menyangka tahu bulatnya akan dipromosikan. Ia membuka mulutnya lebar dan menutupnya dengan telapak tangan, "Jadi, lo promosiin tahu bulat dagangan gue?" tanya Cinta tak percaya. "Ya ampun, lo baik banget sih!" Cinta yang duduk di samping Ersen langsung memeluk tubuh Ersen dengan spontan sambil memejamkan matanya.

Ersen sama sekali tidak menolak pelukan Cinta namun justru hanya tersenyum kecil.

"Eh maaf, gue lupa, maaf ya jadi kelepasan meluk-meluk lo gini nih." Cinta kikuk.

"Gapapa, namanya juga spontan. Oh iya, boleh minta nomor telepon lo nggak?" Ersen meminta nomor telepon Cinta.

"Nomor telepon?" Cinta mengulangi pertanyaan Ersen.

"Iya, nomor telepon lo atau ID LINE lo deh. Biar kita bisa kontakan lewat WA atau LINE,"

Cinta menundukkan kepalanya, anak-anak rambut yang agak panjang diatas kepalanya pun ikut turun menghiasi kening Cinta.

"Gue nggak punya hape," jawab Cinta lesu.

Ersen terlihat bingung, "Emang hape lo kemana? Kenapa nggak beli baru?"

"Dulu gue sempet punya hape, harganya juga murah sih cuma tiga ratus ribuan tapi itupun nggak lama. Setelah itu hape gue harus dijual buat lunasin utang ayah."

"Oh gitu. Sorry, gue nggak bermak--"

Cinta mengangkat wajahnya sambil menyunggingkan senyumnya. "Gapapa,"

Ersen kembali angkat bicara, "Kalo gitu, gue minta alamat rumah lo aja deh. Boleh kan?"

"Buat apa?"

"Tadi kan gue promosiin tahu bulat dagangan lo di ig gue dan di caption-nya, gue bilang kalo gue bakal follback 10 orang pertama pembeli tahu bulat lo, otomatis gue harus tahu dong siapa aja 10 orang beruntung itu." jelas Ersen sambil mengangkat sebelah alisnya.

Cinta masih terlihat bingung, "Terus apa hubungannya sama alamat rumah gue?"

"Gue mau tahu, biasanya jam berapa lo mulai jual tahu bulat. Sekalian gue jemput lo di rumah, sebelum jualan." ujar Ersen antusias.

Cinta menjitak kepala Ersen sambil senyuman gemas. "Tukang modus lo, ngapain coba pake acara mau jemput gue di rumah segala? Nanti kalo diomelin ayah gue gimana? Berani ngadepinnya?"

Ersen mengaduh sambil memegangi kepalanya, "Galak,"

"Bawel lo! Udah sana pulang aja, udah hampir sore, lagian dagangan gue juga udah abis, gue tinggal beresin doang." perintah Cinta sambil berdiri dari samping Ersen.

Ersen mengernyitkan dahinya sambil tersenyum kecut. "Jadi lo ngusir gue nih?"

"Iya, gue ngusir lo, kenapa? Nggak suka? Mau pro--?" Belum selesai Cinta berceloteh, Ersen sudah berdiri di sampingnya sambil membungkam mulutnya dari belakang. Spontan, Cinta menggigit telapak tangan Ersen.

"AWWWWWKATIN..." Ersen berteriak sambil melepaskan tangannya dari gigitan Cinta. "Eh gila lo ya, tangan gue sampe berbekas gini, liur semua lagi!" keluh Ersen sambil memasang muka kesal.

"Makanya nggak usah nyari masalah sama gue." ketus Cinta.


"

Ya udahlah, gue pulang aja. Kalo gue kelamaan disini, bisa jadi korban kekerasan lo kali." ucap Ersen nyinyir.


"Emang gue peduli?"

Ersen terus berpura-pura marah sambil mengerucutkan bibirnya. Ketika Ersen hendak membalikkan badan dan meninggalkan Cinta, ia teringat sesuatu...

"Eh, btw gue belum tahu nama lo," ucap Ersen penasaran.

Cinta yang sedang membereskan etalase, langsung memalingkan wajahnya pada Ersen dan mendekati Ersen sambil mengulurkan tangannya, "Cinta."

"Nama lo bagus." kata Ersen pelan."Btw kalo lo beneran gak mau gue jemput di rumah lo besok, besok pagi gue bakal stand by disini." kata Ersen sambil melangkah meninggalkan Cinta yang masih mengerutkan keningnya.

***

Hari ini Au baru sempet update lg nihh😂 biasalah orang sibuk hehe.

Kira-kira pada penasaran nggak nih sama kelanjutan kisah Cinta - Ersen ?

Jangan lupa baca chapter 2 yaaa😄  dan tinggalkan vomment kalian jg ya!

Ketika Selebgram Jatuh Cinta [TBS #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang