Kota sekali lagi menjadi terang benderang. Mengejar cita-cinta dan insting pengendara motor ibu kota menjadi sama: selalu ada jalan.
Gedung-gedung memanggil langit, mendesak meminta peran dan dialog. Langit berkata:
"Cukup kau mengganggu!"
Matahari menimpali,
"Habis kau!"
Orang-orang kota adalah boneka dengan batu baterai. Setiap hari mengisi daya agar tampak seperti makhluk hidup.
Rembulan yang pemalu hidup di kota yang tak punya malu. Matamu akan meredup, tetapi mata lampu tak ingin berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI SANG SENJA
PoetryUfuk Barat bercerita Janji sang senja Yang menyebar jingga Hilangkan luka Dongengkan cerita cinta 'Apa kabar adinda? Lama tak bersua Rindu bibir merah dan pipi merona Tertutupkah rahasia kita?' "Kakanda begitupun aku Berdua aku dan rembulan merindu...