Kejutan

15.4K 805 3
                                    

Air mata kebahagiaan mengalir di pipiku.
Oh Tuhan, terima kasih. Aku akan menghabiskan sisa hidupku dengan pria pujaanku.
"Ya Jake, aku mau" jawabku (hampir berteriak) sambil tersedu dan memeluknya.
Jake tertawa pelan, melepaskan pelukanku, memasukan tangannya ke saku celana, mengeluarkan sebuah cincin yang indah dan menyematkannya di jari manisku.
"Oh, ternyata ada cincin." Candaku pada Jake.
"Ini indah sekali Jake. Aku tidak dapat membayangkan malam yang lebih indah dari ini. Kau membuatku menjadi wanita paling beruntung di dunia. Terima kasih." Lanjutku.
"Jude, kamu baik, pintar dan cantik. Kamu sudah melewati hal-hal yang tidak menyenangkan dan tetap kuat. Kamu berhak mendapatkan semua kebahagian yang bisa kamu dapatkan. Aku beruntung bisa mendampingi wanita sepertimu." Ucap Jake sambil mengecup punggung tanganku. Setelah malam itu, aku melewati hari-hariku dengan senyum merekah di wajahku. Jake ternyata memang sudah menyewa wedding planner untuk menyiapkan semua detail pernikahan kami, yang harus kulakukan hanya memilih gaun yang kuinginkan.

Hari pernikahan tiba..

Pernikahan pinggir pantai di bulan April, dengan taburan bunga putih dimana-mana. Aku mengenakan gaun putih sederhana. Aku berjalan perlahan menghampiri Jake yang sudah menungguku di altar. Dia mengenakan kemeja putih casual, kemeja itu menonjolkan bentuk bahu dan dada Jake yang indah. Sinar matahari terbenam menyempurnakan warna kulitnya yang kecoklatan. Mata dan senyum nya saat melihatku pasti dapat membuat wanita manapun meleleh. Sesampainya di altar, Pendeta menikahkan kami. Jake membacakan janjinya "Aku Jake, berjanji untuk selalu mencintai, mempercayai, menghargai, melindungi dan mendampingi mu Judith hingga maut memisahkan".
Dan akupun membacakan janjiku "Aku Judith, berjanji untuk selalu mencintai, mempercayai, menghargai, melindungi dan mendampingi mu Jake hingga maut memisahkan".

Pernikahan yang indah itu menjadi awal dari hidup bahagia kami bersama. Hari-hari ku setelah menikah sangat menyenangkan. Saat Jake ada dirumah, kami menghabiskan waktu dengan makan malam dan nonton tv setelah aku selesai bekerja. Bila Jake sedang tidak dirumah, aku ditemani Eve, anjing yang kami adopsi dari penampungan, untuk menghilangkan rasa sepiku. Hidupku sempurna.

Akhir pekan ini Jake pergi keluar kota. Sampai sekarang pun aku masih tidak mengerti apa pekerjaan Jake. Setiap kali aku tanyakan Jake selalu menjawabnya dengan "Itu bukan hal yang perlu kamu pikirkan sayang. Percaya lah, semua keinginanmu akan kupenuhi"
Memang benar, dalam 2 tahun pernikahan mereka, Jake sudah membelikanku sebuah apartment dan mobil atas namaku. Selain itu banyak perhiasan yang sudah dia hadiahkan kepadaku.

"Baiklah Eve, sekarang tinggal kita berdua. Film apa yang mau kau tonton hari ini?" Tanyaku pada Eve.
Guk guk... Grrr... Eve menggonggong dan berlari ke arah pintu.
Ting tong.. bel pintu berbunyi tidak lama setelah Eve tiba di pintu.
"Ada tamu Eve?" Tanyaku lagi sambil berjalan untuk membukakan pintu.
Saat pintu terbuka, ada 2 pria ber jas hitam yang berdiri diluar. Yang satu agak tua, lumayan tampan, tubuhnya tidak terlalu tinggi namun dia memiliki postur yang bagus. Yang satunya masih muda, lebih tinggi dari temannya, agak kurus dan wajahnya agak kekanak-kanakan
"Selamat siang nyonya, perkenalkan saya detektif Adam dan ini rekan saya Tim. Kami dari kepolisian. Apakah tuan Jake ada?" Kata pria yang lebih tua.
Kepolisian katanya?
"Selamat siang Pak. Saya Judith, istri Jake. Saat ini Jake sedang tidak dirumah. Ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku sambil berusaha menutupi rasa khawatirku.
"Boleh kami masuk nyonya?" Tanya detektif itu.
"Silahkan. Silahkan duduk. Mohon tunggu sebentar, akan saya buatkan kopi." Aku langsung menyelinap ke dapur. Aku perlu waktu untuk menenangkan diri ku. Selama ini aku tidak tahu apa-apa soal pekerjaan Jake.  Aku khawatir Jake melakukan sesuatu yang ilegal dan polisi-polisi diluar berniat untuk menangkapnya.
Aku menyuguhkan 2 gelas kopi untuk tamuku.
Lalu detektif Adam memulai pembicaraan.
"Nyonya Judith, apakah anda mengenal Tuan Louie? Dia adalah partner bisnis suami anda."
"Maaf detektif, ini akan terdengar aneh, tapi saya tidak tahu bisnis suami saya dan partner-partner nya. Itu adalah privasi suami saya dan saya berusaha menghargainya." Jawabku, berusaha tetap tenang.
"Apakah anda mengetahui dimana suami anda sekarang?" Tanya detektif itu lagi.
"Tidak detektif, saya tidak mengetahui dimana dia sekarang. Apakah anda bisa memberitahu apa yang terjadi? Kenapa ada 2 polisi datang kerumah saya pagi-pagi seperti ini?" Kesabaran dan ketenanganku hampir habis.
"Begini nyonya, kami menemukan bahwa Tuan Louie dan suami anda adalah bandar judi dengan jaringan berskala internasional. Semalam kami menemukan Tuan Louie meninggal di mobilnya dengan luka tusukan di jantungnya. Suami anda adalah orang terakhir yang ada bersama nya dan hanya sidik jarinya yang kami temukan di mobil. Apakah suami anda pernah mengeluh tentang bisnisnya? Karena di bisnis seperti ini banyak hal tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Dan saat ini ada beberapa kemungkinan menyangkut suami anda. Pertama, dia membunuh Louie dan kabur. Kedua, dia juga incaran si pembunuh dan sedang melarikan diri. Ketiga, dia juga terbunuh, tapi di tempat lain dan jasadnya belum ditemukan. Sekali lagi, ini hanya kemungkinan nyonya. Jadi bila anda mengetahui keberadaannya, demi keselamatan suami anda, sebaiknya anda memberitahu kami."

Catatan penulis
Terima kasih sudah membaca, tolong vote kalau kalian suka ceritanya yah :)

Silahkan comment kritik dan saran jika ada..

With Love
Nie 😘

[COMPLETED] Istri Sang BandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang