Dalam hitungan detik aku kehilangan kesadaranku.
Saat tersadar, aku dalam posisi duduk, merasakan nyeri di leher dan pundakku, aku mencoba menggerakan tanganku, tapi tidak bisa.
Tanganku terikat. Sadarku, begitu merasakan tali yang melilit pergelangan tanganku dan melukai kulitku. Mulutku dibungkam, dan mataku ditutup. Aku diculik ! Fakta itu dengan segera membuatku panik. Aku berusaha mengeluarkan suara sebisaku, yang terdengar hanya erangan, tapi itu tidak menghentikanku. Aku terus mencoba untuk berteriak, berharap ada orang yang akan datang dan melepaskan ikatanku. Air mata membasahi pipiku, tenggorokanku seperti terbakar karena teriakanku yang sia-sia. Aku menangis dalam keputusasaanku saat aku mendengar suara pintu terbuka dan tertutup lalu ada langkah kaki berat yang menghampiriku. Rasa takut menyelimutiku, mengapa ada yang mau menculikku? Lalu dengan kasar orang itu melepas penutup mataku. Dia melihatku dan tersenyum kecil padaku, seorang pria, tidak terlalu besar tubuhnya, bahkan wajahnya tidak terlihat menyeramkan. Lalu dia menarik bangku lain dan duduk didepanku. Aku kembali mencoba untuk beteriak padanya tanpa memperdulikan rasa perih di tenggorokanku. Dengan tenang dia mendekatkan jari telunjuk pada bibirnya. Aku pun mengangguk, tanda aku akan menuruti keinginannya agar aku diam. Lalu dia membuka penutup mulutku sambil berkata "Jangan coba-coba teriak. Percayalah, akibatnya tidak sepadan."
"Tolong lepaskan aku, apa yang kau inginkan dariku? Kumohon biarkan aku pergi dari sini" Ucapku diantara tangisku.
"Judith, tenanglah.. aku tidak akan menyakitimu. Aku ingin bayimu dilahirkan dengan selamat."
"Bayiku?? Apa yang kau inginkan dari bayiku? Kenapa kau menculikku?"
"Oh, betapa tidak sopannya aku. Kita bahkan belum berkenalan. Perkenalkan, aku Mark. Seorang dosen dan ayah, setidaknya tadinya aku adalah ayah dari seorang gadis kecil yang cantik. Gadis kecil yang malang, ibu nya meninggal saat melahirkannya." Wajah Mark berubah menjadi murung. Lalu dia melanjutkan
"Semua orang punya sisi buruk bukan? Sisi burukku mungkin judi. Aku kecanduan bermain judi. Beberapa kali mencoba berhenti, tapi tidak pernah berhasil. Lalu aku bertemu dengan suamimu dan rekannya. Jake dan Louie. Mereka bandar besar, dan aku bermain pada mereka" Mark terdiam sebentar. Matanya penuh dengan penyesalan dan luka. Aku hanya bisa mendengarkannya sambil menahan tangisku. Aku tidak mengerti apa hubungan ini semua denganku, terlebih lagi dengan bayiku.
Mark menghela nafas panjang dan melanjutkan.
"Seperti kebanyakan penjudi, aku kalah, kalah, kalah dan kalah lagi. Tanpa kusadari hutangku menjadi sangat besar. Karena kesulitan membayar aku minta waktu 3 bulan untuk berusaha melunasinya. HANYA 3 BULAN !!" Tiba-tiba dia berteriak penuh amarah. Lalu air mata keluar dari matanya selagi dia melanjutkan ceritanya.
"Lalu mereka membakar rumahku, malaikat kecilku ada disana. Dia terperangkap, ketakutan, menjerit kesakitan, berteriak minta tolong dan aku tidak dapat menolongnya. Kau tahu rasanya melihat anakmu terbakar hidup-hidup? Mendengar jeritannya dan tidak bisa melakukan apa-apa? Sampai sekarangpun aku masih dapat mendengar jeritannya di dalam kepalaku."
Mark tidak dapat melanjutkan ceritanya, suaranya hilang dalam tangisannya. Sedangkan aku terdiam, tangisku hilang. Berubah menjadi kengerian.
Gadis kecil yang malang.. Tunggu.. Apakah ini balas dendam ?? Pikiran yang begitu menakutkan. Tidak akan ada yang tahu betapa kejamnya pembalasan dendam seseorang.
Dia akan menyakiti bayiku, dia akan membunuh bayiku. Jelas saja dia ingin bayiku lahir dengan selamat. Dia ingin Jake melihat bayinya dibunuh !! Tebakan-tebakan liar terus bermunculan dalam pikiranku. Seketika rasa mual naik ke kerongkonganku dan tangisku pecah kembali.Catatan penulis
Terima kasih sudah membaca, tolong vote kalau kalian suka ceritanya yah :)Silahkan comment kritik dan saran jika ada..
With Love
Nie 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Istri Sang Bandar
Cerita PendekJudith melewati masa muda yang berat. Sekarang dia sudah lulus kuliah, memulai pekerjaan impian dan akan menikah dengan pria idamannya. Judith merasa hidupnya sudah sempurna hingga tamu yang tidak diharapkan datang dan mengubah semuanya. Yang harus...