Anggota baru

13K 709 3
                                    

Suamiku adalah bandar judi, sekarang terlibat pembunuhan atau lebih buruk, Jake terluka.. Aku mencoba mencerna informasi yang baru aku terima.
"Maaf detektif Adam. Suamiku sama sekali tidak pernah membahas bisnisnya dirumah. Mungkin saya tidak tahu bisnis suami saya, saya juga tidak tahu keberadaannya dimana sekarang. Tapi saya yakin suami saya bukan seorang pembunuh."
Aku langsung mengambil telepon genggam dan mencoba menghubungi Jake. Komunikasi terakhir kami adalah telepon semalam. Jake bilang dia baru selesai makan malam dengan teman-temannya.
"Telepon Jake tidak aktif" lirihku pada detektif Adam. Detektif itu melihatku dengan rasa kasian. Tatapannya itu menyakiti perasaanku.
"Baiklah nyonya, ini kartu nama saya. Anda dapat menghubungi saya jika anda ingat sesuatu atau ada kabar dari suami anda. Kami permisi. Selamat siang." Detektif Adam dan detektif Tim berdiri dan pergi meninggalkanku dengan pikiranku yang tiba-tiba menjadi liar.
Bagaimana jika Jake diculik atau terluka? Atau yang lebih parah lagi, dibunuh?? Istri macam apa aku! Saat suamiku membutuhkanku, aku bahkan tidak tahu cara menemukannya.
Dengan airmata menuruni pipiku, aku mengirimkan pesan kepada Jake.
'Kamu dimana Jake? 2 detektif baru saja datang mencarimu. Seseorang yang bernama Louie meninggal. Aku mengkhawatirkanmu, tolong hubungi aku. Aku mencintaimu.'
Aku menghabiskan akhir pekan menunggu Jake dirumah, tapi bahkan telepon dari Jake pun tidak ada. Beberapa kali aku mencoba menghubungi Jake dan menanyakan pada detektif Adam apakah ada kabar terbaru.
Hari Senin aku tidak bekerja. Aku memutuskan untuk tetap menunggu Jake.
Kring.. Telepon genggamku berbunyi.
"Jake..?" Aku mengangkat tanpa memeriksa nama yang ada di layar telepon.
"Judith, ini Mike" ku dengar suara bos ku di telepon.
"Oh, hi Mike. Ada apa?"
"Kami sudah mendengar mengenai suamimu. Kami berharap dia cepat ditemukan"
"Terima kasih Mike" balasku
"Dan Judith, kami memutuskan untuk membiarkanmu tetap dirumah hingga kasus suamimu selesai. Kau tahu kan, kami tidak dapat mengambil resiko pada nama baik perusahaan."
Bagus.. suamiku hilang dan aku di skors dari pekerjaanku.
"Tentu Mike, aku mengerti." Jawabku, berusaha mengendalikan agar suaraku tetap tenang.
"Jangan ragu untuk menghubungiku jika ada apapun yang mungkin bisa kubantu. Jaga dirimu."

Tidak pernah aku merasa sesendiri ini. Selama ini Jake selalu ada untukku. Tiba-tiba aku merasa mual dan muntah.
Mungkin aku terlalu stress. Pikirku.
Aku mengambil obat untuk mengatasi mualku dan beristirahat.
Setelah beberapa hari mualku tidak kunjung hilang. Kalau diingat-ingat, sudah 2 bulan sejak datang bulan terakhirku. Dengan ragu kuambil test pack untuk memeriksa apakah aku hamil.

Saat kulihat test pack, ternyata hasilnya 2 garis, Positif!!

Bagian dari Jake sedang tumbuh di dalam tubuhku. Seandainya Jake ada disini. Kami pasti sedang merayakannya sekarang. Tapi bagaimana kalau Jake tidak pernah kembali? Bagaimana kalau aku harus melahirkan dan membesarkannya seorang diri? Apapun yang terjadi, aku akan melindungimu anakku.
Aku langsung mengambil kunci mobilku dan menuju rumah sakit. Aku ingin memastikan aku hamil dan jika ya, aku ingin memastikan anakku baik-baik saja. Perasaanku campur aduk saat dokter Sara, dokter pribadiku dan Jake, memastikan bahwa aku tengah mengandung. Aku pulang mengendarai mobilku dengan bahagia, bersemangat, takut semua jadi satu. Tapi yang pasti, aku lebih bahagia daripada hari sebelumnya.

Guk guk guk guk...

Gonggongan Eve terdengar saat mobilku memasuki garasi.
Aneh.. dia biasanya tidak serewel ini. Pikirku.
Kuambil kunciku dan mencoba membuka pintu depan, tapi tidak terkunci. Tidak mungkin aku lupa menguncinya. Aku selalu memeriksa pintu setelah mengunci nya. Itu adalah kebiasaanku yang tidak mungkin tiba-tiba hilang.
Saat aku melangkah masuk, ruang tamuku berantakan. Bantal-bantal sofa tersobek-sobek, kaca pada meja tamu pecah, lemari pajangan terbalik, semua berantakan. Rasa takut yang luar biasa langsung merayapi punggungku.
Perampok? Tebakan pertamaku
Tapi TV ku masih ada. Laptopku juga tidak hilang. Aku harus menghubungi Adam. Aku langsung mengeluarkan telepon genggamku dan menghubungi Adam. Teleponku dijawab pada nada tunggu ketiga.
"Se..selamat siang detektif. Sa..saya Judith. Seseorang masuk kerumah saya saat saya tidak ada dirumah. Semuanya berantakan." Ucapku terbata-bata.
"Mohon tetap tenang nyonya,  keluarlah dari rumah anda untuk mengantisipasi orang tersebut masih ada didalam. Dalam 5 menit akan ada petugas yang datang. Saya dalam perjalanan saya kesana." Jawab Adam.

Catatan penulis
Terima kasih sudah membaca, tolong vote kalau kalian suka ceritanya yah :)

Silahkan comment kritik dan saran jika ada..

With Love
Nie 😘

[COMPLETED] Istri Sang BandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang