Aurora enggak bisa menikmati makanan di depannya.
Bukannya enggak berterimakasih atas perbuatan baik Belle yang sudah memasak untuknya. Bukan juga karena masakan Belle enggak enak.
Aroma roti bakar, potongan bacon, telor goreng, dan sosis di depan Aurora itu mengeluarkan aroma yang begitu menyenangkan. Aroma yang biasanya membuat Aurora kelaparan banget!
Tapi..
Ini hari pertama Aurora mempersiapkan dekorasi pernikahan Belle dan Xander.
Hanya berdua Ethan!
Bukannya Aurora gugup karena akan berduaan dengan idolanya selama sehari penuh. Bukan juga karena ini terasa seperti kencan.
Please, note the sarcasm! Jelas banget itu alasan Aurora gugup hari ini.
"Enggak! Aku enggak merasa gugup sama sekali untuk ketemu Ethan hari ini! Untuk apa aku gugup bertemu dengan orang sepertinya?! Menyebalkan! mudah marah! Enggak bisa diajak mengobrol! Dan enggak ada senyum sama sekali! Bagaimana mungkin aku mengidolakan orang itu selama ini?!"
Belle yang duduk di kursi bar sebelahnya hanya tersenyum penuh arti. Menghabiskan potongan terakhir sosis buatannya sendiri.
"Yaudah, dimakan dong kalau gitu."
Belle beranjak menuju wastafel. Meletakkan piring kotor. Menghilangkan senyum di wajahnya. Berbalik menghadap sahabatnya.
"Aku akan hubungi Ethan supaya dia enggak jemput kamu." Belle menggenggam tangan Aurora sambil berbicara dengan nada bahagia. "Berjalan kakilah mengelilingi Mullingar. Udaranya cukup sejuk, jadi sebaiknya sih kamu memakai jaket. Dan, jangan lupakan payung! Disini sering hujan."
"Bel, apaan sih? Kok malah nyuruh aku jalan-jalan?" Aurora menepis tangan Belle perlahan. Enggak lupa memoncongkan bibirya dengan kesal.
"Aku dan Xander akan mencari desainer untuk mengurus interior lumbung, dan kami bisa mengurus lainnya setelah pulang bekerja. Agak mepet sih, tapi pasti bisa!" Belle mengangkat kedua tangannya yang terkepal. "Aku cuman enggak mau kalau kamu-"
"Ssst! Belle, apaan sih?!" Aurora membelalakkan matanya. "Aku menjanjikan pengetahuan dan pengalamanku ke kamu dan Xander."
Kemarahan sudah hilang dari raut wajah Aurora, dan digantikan sebuah senyum lembut.
"Kalian segitu percayanya dengan kemampuanku mendesain dan mengurus acara. Kalian mau dekorasi nanti kebanyakan handmade, dan kalian masih tenang saja walaupun aku baru akan mengerjakannya 2 minggu sebelum pernikahan gini. Aku cukup tau, kalau kepercayaan itu untuk dijaga dan janji itu untuk ditepati."
"Itu kalimat Ethan di interview yang mana?" celetuk Belle.
Aurora menahan senyum di wajahnya, dan memilih memasang mulut mencebik kesal. "Kok Ethan sih?"
Belle menyadari kesalahannya berbicara. Terlihat banget dari pandangan matanya yang langsung dipalingkan dari Aurora. Tangannya pun sibuk sendiri dengan kain lap, pura-pura membersihkan meja bar yang sebenarnya bersih.
Ia menyesali cetusannya tadi, yang pasti berujung pada..
"Itu dari pengalaman pribadi. Setelah perlakuan Romeo yang ingkar janji dan melanggar kepercayaanku, enggak mungkinlah kalau aku mengingkari janjiku ke kalian berdua. Sakit tau rasanya, Bel!"
Belle terlalu sibuk dengan penyesalannya, sampai enggak menyadari nada bicara Aurora yang bersemangat. Memang sih, ada sedikit kekecawaan dalam suaranya, tapi bebas dari tanda-tanda kesedihan atau patah hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/87840501-288-k35010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T! Melempar Buku ke Pengiring Pengantin
ChickLitMullingar #2. Sebuah cerita komedi romantis dengan latar belakang kota kecil Mullingar, County Westmeath. Aurora dan sahabatnya, Belle, memiliki ketertarikan luar biasa terhadap Irlandia. Hingga akhirnya Belle memutuskan kuliah disana, sedangkan Aur...