Day 10

426 45 2
                                    

Aurora menyesap teh melati hangat perlahan.

Membiarkan panasnya mengalir dan menyelimuti tubuhnya yang masih kedinginan akibat berjalan kaki dari gerbang depan W ke lumbung kantor.

Berjalan kaki sejauh 1 kilometer di tempat berangin kencang memang bukan ide paling cerdas, dan.. Aurora bisa memastikan itu.

Xander dan Belle yang tadi mengantar Aurora ke W sebelum mereka berangkat kerja pun menyadari itu.

"Aku butuh menghirup udara Mullingar pagi-pagi gini. Dan kalian tenang aja," Aurora merapatkan jaketnya sebelum turun mobil, "aku enggak akan tersasar."

"Aurora? You okay, girl?"

Entah karena pertanyaan tiba-tiba yang ditujukan padanya atau dentingan aluminium yang beradu, Aurora tersadar dari lamunannya.

Aurora menengok ke asal suara. Meja makan saji yang berada di belakang mejanya.

Marcel dan rekan tim dapurnya baru saja meletakkan 2 mangkok dan 1 piring saji di atas meja dengan rapi. Salah satu mangkoknya menghasilkan asap panas.

Aurora menghampiri ketiga orang bercelemek itu, dengan gelas di tangannya dan senyum di wajahnya.

"Ayo sarapan bersama. Sebentar lagi Lux dan tim pertukangan juga akan berkumpul di sini." Marcel menukar gelas di tangan Aurora dengan piring.

"Tolong kalian panggil mereka ya," pinta Marcel kepada 2 orang rekan dapurnya. Keduanya mengangguk dan langsung menuju meja resepsionis.

Dengan cengiran lebarnya, Aurora bertanya, "Apa ini colcannon? Juga beef stew?"

"Yap!" seru Marcel. "Jangan lupakan telor dan sosisnya. Makanlah yang banyak, supaya kamu siap menjalani hari."

"Waah! You rock, Marcel! Makanan hangat begini sangat ku butuhkan. Udara musim seminya kejam banget sih."

Aurora dan Marcel berbagi tawa kecil dan senyum sehangat musim panas.

Tawa yang selaras dengan suara tawa segerombolan orang yang baru saja masuk ke ruang makan. Tawa-tawa riang karena lelucon Louis.

Aurora cukup terkejut melihat jumlah tim pekerja, karena selama ini hanya mengenal Louis, Liam, dan Niall.

Ternyata jumlah mereka 10 orang! Kalau semuanya memiliki ketrampilan seperti Louis, Liam, dan Niall, tentu saja pekerjaan di seluruh W akan dengan mudah terselesaikan.

"Aye, Aurora!" Louis memeluk Aurora. Diikuti oleh Lux, Liam, dan Niall.

"Guys! Perempuan cantik ini pacarnya Ethan. Jadi jangan berani-berani untuk menggodanya ya!" kata-kata Louis terdengar tajam, tapi senyum jahil di wajahnya menyiratkan kalau dia cuman bercanda.

Pekerja yang rata-rata berusia pertengahan 20 dan 30 itu tertawa kencang sambil mulai mengantri.

Aurora tersenyum kecut mendengar ejekan Louis tadi. Menjadi kesal sekali karena dianggap pacar Ethan, walaupun.. ada sedikit.. sedikiit banget bagian dari dirinya yang menyukai status itu.

Aurora menunggu Lux selesai mengambil makanan, lalu berjalan bersampingan menuju salah satu meja makan.

Keduanya menyuap makanan di piring masing-masing dan berbagi tatapan mata melebar.

"Taste good, yeah?"

Aurora mengangguk sambil menyuap kuah stew lagi.

"Bahtehweeh.. weith, "Lux menelan makanan di mulutnya. "By the way, Ethan kemana? Tadi pagi aku melihatnya."

DON'T! Melempar Buku ke Pengiring PengantinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang