Di rumah Revan, Flora nampak serius berlatih bersama kak Reva. Revan sendiri memandangi mereka dari jauh. Sesekali senyum getir tersungging dibibirnya.
"Flora memang benar-benar memiliki banyak kesamaan dengan kamu, Lun. Aku merasa Flora adalah reinkarnasi dari kamu. Aku merindukanmu, Lun." gumamnya pelan.
***
Dirumah Flora, Digo sedang mondar-mandir diatas balkon kamar Flora. Sesekali ia menghempaskan pantatnya diatas trampolin yang ada disana."Sungguh, gue gak suka sama lo yang sekarang Flo. Gue merasa kalau lo ngejauh. Gue takut, Flo. Gue takut kalo gue gak bakal bisa gapai lo buat balik lagi kesisi gue."
ia bicara sendiri.
Tanpa sengaja matanya melihat bola basket yang terletak diatas lemari pakaian Flora."Ahaaa! Gue punya ide!" Senyuman langsung tersungging dibibirnya yang tipis.
***
Tepat jam 5 sore mobil sport milik Revan terparkir mulus dihalaman rumah Flora."Van, mungkin lo bosen denger gue bilang gini. Tapi gue beneran gak tau harus bilang apa lagi. Thanks banget ya, Van." Flora berkata dengan mata berbinar.
"Haha, iya Flo sama-sama. Udah sana masuk kerumah. Tuh liat, Digo udah nungguin kamu tuh!" Revan menunjuk keatas.
"Ya ampun, ngapain Digo dibalkon kamar gue?"
"Ya udah sana temuin dia. Gue pulang dulu ya, titp salam buat mama kamu." pamit Revan.
"Oke, hati-hati Van."
***
Flora memasuki kamarnya dengan gontai. Terlihat sekali kalau ia sedang lelah."Hei, baru pulang lo?"
Digo menghampiri Flora yang tengah duduk dipinggir kasur."Tuh udah tau. Ngapain masih nanya pak?" tanya Flora balik.
"Yaelah, Flo. Orang cuma basa-basi jugaa."
"Ngapain lo dikamar gue? Gue kan lagi gak ada?"
"Yaa gak papa. Tadi gue cuma lagi pengen tiduran di trampolin."
"Ohh." Flora hanya ber Oh ria.
"Flo?"
"Apa?"
"Main basket yuk?" ajak Digo seraya memasang wajah memelas.
"Aduhh, lain kali aja deh Dig. Gue lagi capek nih. Gue mau tidur cepet." tolak Flora.
"Yahh, elo kok gitu sih Flo."
"Udah jangan maksa kayak anak kecil minta permen gitu deh."
"Ah elo mah sekarang gak asyik!"
Digo beranjak meninggalkan Flora sendiri.
***
Saat makan malam, Flora tidak melihat Digo bersama mamanya dimeja makan."Loh ma, Digo mana?"
"Bukannya tadi dikamar kamu?" mamanya malah balik bertanya.
"Dia udah pergi dari tadi. Aku kira dia kebawah."
"Loh, kemana ya dia?" mama terlihat bingung.
Flora hanya mengangkat bahu tanda tidak tau.
***
Tidak seperti rencananya yang mau tidur cepat, Flora justru tidak bisa memejamkan matanya. Otaknya tidak berhenti memikirkan Digo.
Dia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon. Ia baringkan tubuhnya diatas trampolin.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE!
Teen Fiction[SELESAI] Dibilang sahabat, tapi tingkahnya udah kayak pacar. Dibilang pacar, tapi gak pernah jadian. Duhh pusing!