PART 8

4.4K 156 4
                                    

Author pov

Seperti hari-hari sebelumnya, makan malam kali ini juga terasa dingin. Tak ada canda tawa dan lelucon konyol antara Digo dan Flora. Yang ada hanyalah suara dentingan sendok dan garpu.



Digo baru saja menyelesaikan suapan terakhirnya.

"Ma, Digo pulang dulu yaa. Digo capek banget, mau istirahat."
Ia beranjak dari duduknya, mendekati mama lalu mencium kedua pipi mama bergantian.

"Selamat malam, mama."

"Selamat malam, sayang. Mimpi indah yaa." ujar mama seraya mengelus kepala Digo.



Digo melirik Flora sejenak.

"Flo, gue pulang dulu." katanya datar.

"Iya, Dig." jawab Flora kikuk.



Setelah Digo menjauh, mama tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.

"Flo, sebenarnya ada masalah apa antara kamu sama Digo? Kok mama liat beberapa hari ini kalian kayak orang musuhan gitu."

"Gak ada masalah kok ma. Beneran. Itu cuma perasaan mama aja kali." Flora mencoba mengelak.

"Beneran? Huftt bagus deh kalau begitu. Mama juga gak mau kalian bertengkar. Karena mama sayang sama kalian berdua. Lah kalau kalian bertengkar mama belain siapa dong? Ntar mama bingung." Canda mamanya.

"Haha, mama bisa aja." Flora memaksakan tawanya.



***



Setelah selesai membantu mama membereskan meja makan, Flora bergegas pergi kerumah Digo.

Walaupun sikap Digo masih dingin, tapi Flora sudah bertekad ingin memperbaiki keadaan.
Ia yang lebih dulu akan mengajak Digo pergi bersama ke pesta Melody besok malam.



Flora mengatur napasnya sejenak sebelum masuk ke kamar Digo.

Ceklek. .

.

Dibukanya perlahan pintu berwarna hitam itu.

Pandangannya berkeliling mencari sosok yang ingin ditemuinya. Ternyata Digo tidak ada dikamarnya.



Sayup-sayup, Flora mendengar suara petikan gitar dari arah balkon.
Aha! Ternyata dia disana, batin flora senang.



Ia melangkah pasti mendekati Digo yang tengah duduk disofa membelakanginya.

"Digo.." panggil Flora pelan.


Digo menoleh dan mendapati Flora berdiri disampingnya.

"Kenapa?" sahut Digo datar.

"Besok lo ke pestanya Melody sama siapa? Sama gue aja yaa. Gue belum ada pasangan nih." Pinta Flora dengan wajah penuh harap.

"Sorry, Flo. Besok gue jadi pasangannya Melody. Jadi lo gak bisa pergi bareng gue."

"Yahh, kok gitu sih. Ayolah Digo, masa lo tega liat gue berangkat sendiri." Flora memasang wajah memelasnya untuk meluluhkan hati Digo.

"Udah deh, Flo. Lo gak usah pasang wajah memelas gitu deh. Karena itu gak bakal bikin gue luluh kayak biasanya. Udah cukup, Flo! Gue bukan Digo kecil yang akan selalu menuruti kemauan lo! Mending lo ajak si Revan sana buat jadi pasangan elo. Gak usah ajakin gue!" bentak Digo.



Hati Flora bagai diiris sembilu mendengar bentakan dari Digo.

Selama mereka saling kenal, baru kali ini Digo membentaknya sekasar itu. Air mata Flora sudah mendesak ingin keluar.

Dengan cepat ia berbalik dan berlari keluar dari kamar Digo.



***



Saat sudah berada dikamarnya, Flora langsung menuju kebalkon dan menghempaskan dirinya keatas trampolin. Air matanya sudah tidak terbendung lagi. Flora pun menangis pilu dibawah langit malam yang hitam pekat. Sepekat kesedihannya saat ini.

FRIENDZONE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang