Sore ini Flora sudah diperbolehkan pulang kerumah. Ia sedang menunggu mama dan papanya menyelesaikan urusan administrasi.
Pintu kamar rawatnya terbuka. Terlihat Melody berjalan mendekati Flora yang tengah berbaring diatas tempat tidur."Melody?"
"Iya, Flo. Ini gue. Gue kesini mau minta maaf sama elo, Flo. Maafin gue. Gue selalu jahat sama elo. Dan gara-gara ulah gue, elo hampir mati gini Flo. Sungguh, gue nyesel banget." Melody langsung memohon seraya menangis terisak.
"Sttt, udah Mel jangan nangis. Gue udah maafin lo kok." Flora merangkul Melody lembut.
"Beneran, Flo? Lo udah maafin gue? Makasih banget Flo." Melody memeluk Flora erat.
"Iya, sama-sama Mel."
"Jadi, mulai sekarang lo mau jadi temen gue kan Flo?" pinta Melody penuh harap.
"Sorry Mel, gue gak bisa..."
"Loh? Kenapa? Elo gak mau ya temenan sama gue? Karna gue orang jahat?" raut wajah kecewa tanpak jelas diwajah Melody.
"Eh, gue belum selesai kalee. Maksudnya gue gak bisa nolak buat jadi temen lo, Mel."
"Ah elahh. Kampret lo Flo."
Mereka pun tertawa bersama.
"Ya udah, gue pulang dulu deh Flo. Soalnya ntar lagi gue ada pemotretan. Cepet sembuh yaa." pamit Melody.
"Oke, thanks ya Mel udah sempetin jenguk gue. Tenang aja, gue udah sembuh kok. Ini aja udah boleh pulang.""Haha, oke Flo sipp deh."
***
Tak lama berselang, kedua orang tua Flora memasuki kamar rawat."Sayang, abis ada tamu ya?" tanya papanya.
"Iya, Flo. Tadi yang ketemu sama mama papa didepan itu siapa?" tambah mamanya.
"Iya ma, pa. Itu tadi Melody, teman sekelas Flora." jelasnya.
"Oh, yang waktu itu ulang tahun?"
"Iya, ma. Bener banget.""Ya udah, ayo kita pulang sekarang. Let's go honey!" papa membawa Flora kedalam gendongannya.
"Haha, let's go daddy!"
Mama hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anak dan suaminya.
***
Sesampainya dirumah, Flora merasa sangat senang karen sudah dua minggu ia tidak melihat rumahnya yang tercinta."Yeayyy, akhirnya. Hello, my home, I comeback!!" Flora melonjak senang.
"Eh sayang, jangan gitu ah. Baru sembuh juga." cegah mama.
"Hihi, maaf ma. Kelewat senang sih." Flora cengengesan.
Flora membuka pintu rumah perlahan. Ia mengernyit heran saat melihat rumahnya gelap gulita.Ia berbalik dan melihat kearah orangtuanya, meminta penjelasan. Namun keduanya hanya mengangkat bahu.
"Surprise!! Welcome Flora!"Flora terlonjak kaget saat tiba-tiba lampu menyala dan melihat Revan, Digo, Melody, Elang, dan banyak lagi teman sekelasnya.
"Kaliannn?" Seru Flora surprise.
"Hei, selamat datang kembali dirumah Flo." Revan mendekat dan mengelus kepala Flora.
"Ini ide siapa kasih surpirse gini? Pasti kak Revan kan?" tebak Flora.
"Loh, kok tau?" Revan kaget.
"Ya taulah. Karna cuma kak Revan yang otaknya banyak ide hihi.""Ihh, kamu yaaa." Revan mengacak rambut Flora.
"Ehem hem."
"Hemm hem."
Terdengar deheman bersahut-sahutan dari teman sekelasnya.
"Ayo anak-anak, waktunya kita makan-makan!" komando mama."Yeayyy, makasih tante." sahut semuanya kompak.
Flora tersenyum senang. Ia merasa sangat dihargai. Ia bersyukur karena dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang sangat baik kepadanya.
***
Satu persatu temannya sudah pamit pulang, termasuk Revan.
Sedangkan Digo? Jangan tanya. Cowok itu sudah tidak terlihat batang hidungnya sejak acara makan-makan!
"Ma, pa. Flo capek. Flo kekamar dulu yaa.""Iya sayang, kamu harus banyak istirahat. Kan baru sembuh." Nasehat mamanya.
"Iya ma."
Flora mulai melangkah mendekati tangga.
"Flo?"
Panggilan papa menghentikan langkahnya.
"Kenapa pa?" tanyanya heran.
"Ada yang lupa tauu." Papa berkata seraya menunjuk kedua pipinya.
"Oh, minta di sun! Haha."Flora kembali mendekati kedua orangtuanya dan mencium pipi Papa dan Mama nya bergantian.
"Tuh, udah kan. Ya udah Flo naik dulu. Capek tau haha."
***
Flora membuka pintu kamarnya perlahan. Kemudian ia memperhatikan setiap sudut kamarnya."Gak ada yang berubah. Masih sama. Huh, I really miss my room!" gumamnya seraya menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur.
Matanya tak sengaja mengarah pada figura foto yang terdapat diatas nakas yang terletak disamping tempat tidur. Diraihnya figura tersebut. Foto dirinya dan Digo yang sedang mengenakan atribut mos yang aneh. Difoto tersebut, ia dan Digo sedang berangkulan ala cowok sambil meleletkan lidah satu sama lain. Foto ini diambil sekitar dua tahun lalu ketika mereka baru memasuki sekolah menengah atas.
Flora mengusap pelan wajah Digo difoto tersebut."Gue kangen banget sama elo, Dig. Gue kangen kita yang kayak dulu. Kita yang selalu sama-sama." Flora bergumam lirih.
Cahaya matahari senja terasa menyilaukan mata Flora. Ia tersadar jika pintu menuju balkon terbuka.
Flora bangkit dan menuju kesana untuk menutup pintu. Namun, ia kembali dikejutkan dengan kehadiran sosok yang tengah berdiri membelakanginya seraya kedua tangannya bertumpu pada besi pinggiran balkon.Flora mengenali sosok itu.
"Digo?"
*bersambung*
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE!
Teen Fiction[SELESAI] Dibilang sahabat, tapi tingkahnya udah kayak pacar. Dibilang pacar, tapi gak pernah jadian. Duhh pusing!