Part 33 : That Message Again?

4.6K 158 15
                                    

BTW, MENURUT KALIAN KALO GUE BUAT GRUP LINE BUAT KALIAN PARA READERS BIAR BISA TANYA2 SOAL CERITA GUE YAY/NAY?

Happy Reading~~

****
Seperti janji Tio, ia mengantarkan Giselle ke rumah sakit untuk menjenguk Rio yang belum sehat benar kondisinya. Ya semenjak Rio koma kala itu, Giselle semakin rutin mengunjungi Rio. Begitu sampai di rumah sakit, Giselle segera memeluk kakaknya itu tanpa menghiraukan Tio yang berada dibelakangnya.

"Sell, segitu kangennya sama gue ya?" goda Rio sambil mengusap-usap punggung Giselle.

"Kalo iya kenapa? Lagian lo lama banget sih disini gak keluar-keluar tau ga," seru Giselle sambil melepaskan pelukannya dari Rio. Melihat gerutuan Giselle, membuat Rio tersenyum. Mata Rio pun melirik kearah samping dan menemukan Tio yang baru menutup pintu kamar rawatnya.

"Hoy bro!" sapa Tio dan mereka pun berhigh-five.

"Oh lo dateng berdua. Gue kira si Giselle sendirian."

"Gue gak mungkin tega biarin ade lo sendirian kesini dengan keadaan nangis kayak gitu." Kening Rio berkerut menandakan ia tak mengerti maksud perkataan Tio.

"Ishh kak Tio.. Jangan bilang-bilang dong," kata Giselle sambil mengerucutkan bibirnya. Karena kesal dengan Tio, Giselle pun duduk membelakangi kedua laki-laki itu dan menonton televisi.

"Sell, maksud Tio apaan? Lo nangis disekolah? Kenapa?" tanya Rio dengan nada emosi juga khawatir.

"Eng-eng maksudnya itu- Udah Yo, ceritanya nanti aja deh. Gue lagi males cerita." Rio yang mendengar jawaban Giselle, langsung menutup mulutnya dan beralih ke Tio.

"Nanti gue ceritain. Mending lo biarin dia dulu tenang, gue yakin kalo dipaksa sekarang dia makin ngamuk," ucap Tio dalam suara setengah berbisik. Perkataan Tio barusan membuat Rio melirik kearah Giselle. Rio menghembuskan nafasnya jika melihat tingkah laku Giselle yang sudah seperti ini.

Karena Rio bosan, ia pun mengajak Tio mengobrol seputar masalah sekolah. Giselle yang bisa mendengar suara Rio dan juga Tio hanya bisa mendengus sebal dengan tatapan mata yang masih fokus pada layar televisi. Tak terasa saat ini sudah pukul enam sore. Tiba-tiba terdengar kembali suara Rio.

"Sell?" panggil Rio masih dengan suara paraunya. Sebenarnya Giselle dengar Rio memanggilnya namun ia sengaja berpura-pura tak mendengarnya karena ia sedang malas diinterogasi oleh kakaknya itu.

"Sell, udah jam enam tuh lo pulang gih. Istirahat. Gue tau lo cape kan? Pulang sana dianter sama Tio sekalian dia juga mau balik," seru Rio yang membuat Giselle menoleh.

"Oh jadi lo ngusir gue dari sini?"

"Bukan gitu maksud gue."

"Terus apa? Ah udah lo malah bikin gue tambah badmood. Gue pulang. Kak Tio gak perlu anter aku kok, aku mau mampir ke toko buku dulu baru pulang. Makasih tadi buat tumpangannya. Duluan," pamit Giselle sambil membanting pintu. Rio dan Tio yang melihat Giselle yang sudah penuh emosi hanya bisa menghela nafas.

"Bro, itu ade gue kenapa sih? Kenapa jadi badmood gitu. Duh, itu anak ya emang tempramen banget," ucap Rio frustasi.

"Sebenernya gue ga tau Yo ade lo kenapa. Jadi pas istirahat kedua, gue ke perpus mau cari buku buat bahan tambahan TO. Tiba-tiba gue kayak ngeliat Giselle disalah satu kursi. Akhirnya gue samperin aja dia. Eh, bener ternyata itu Giselle dan dia abis nangis gitu, bro. Gue udah berusaha tanya tapi tetep aja gak berhasil," ucap Tio gelisah. Rio yang mendengarnya hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Duh Sell, lo bikin gue khawatir aja sih. Tio, pokoknya gue minta tolong sama lo buat jagain Giselle selama gue masih di rumah sakit. Gue takut dia kenapa-kenapa," ucap Rio yang membuat Tio menganggukkan kepalanya tanda mengerti maksud Rio.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang