Part 21 : Almost

6.9K 243 13
                                    

Setelah menemani Giselle seharian, Rio memutuskan untuk kembali pulang dan beristirahat. Rio pun pamit kepada Erica dan Herman. Erica dan Herman pun mengangguk dan membiarkan anak mereka untuk beristirahat.

Di tengah perjalanan, Rio yang lelah mulai merasa rasa kantuk menyerangnya. Hingga pada saat Rio hampir tertidur, dari arah berlawanan terdapat mobil melaju kearah mobil Rio dengan kecepatan tinggi. Dengan setengah kesadaran, Rio mencoba menghindar dari mobil tersebut. Dan untungnya berhasil. Dengan nafas terengah-engah karena panik, Rio memarkirkan mobilnya dipinggir jalan dan beristirahat sejenak.

"Huft. Untung berhasil. Gila kenapa gue musti ngantuk," batin Rio sambil memejamkan matanya sebentar.

Tak berapa lama, terdengar suara ringtone iPhone milik Rio. Rio pun meraih iPhonenya yang berada di dashboard mobilnya. Saat melihat siapa yang menelpon, Rio membelakkan matanya.

"Giselle?" ucap Rio dalam hati. Tanpa berlama-lama, Rio mengangkat telepon itu.

"Hallo, Sell? Lo kenapa?" ucap Rio.

"Ri-Rio, lo gapapakan?" tanya Giselle balik.

"Gue baik kok. Emang kenapa?"

"Lo ada dimana sekarang? Hiks.. Hiks.."

"Gue di mobil mau pulang ke rumah. Loh Sell, lo nangis? What's happen?"

"Hiks.. Hiks.. Gue tadi mimpi buruk. Gu-gue inget di mimpi gue lo hampir ketabrak sama mobil. Gue kaget dan akhirnya gue nelfon lo buat mastiin." Rio mematung mendengar penuturan Giselle. Rio tak menyangka bahwa kejadian yang baru saja terjadi bisa sampai dimimpi Giselle.

"I'm okay, Sell. It's just a dream. Lo gak perlu takut okey? Kalo gitu sekarang lo balik tidur lagi gih. Ini masih tengah malem. Besok gue bakal ke rumah sakit setelah pulang sekolah. Okey?"

"O-okey Rio. Be safe, okay?"

"Always. Night," kata Rio terakhir sembari menutup telepon itu. Rio kembali menyalakan mobilnya dan segera pulang.

Tanpa Rio sadari, ada sosok yang sedang mengepalkan kedua tangannya. Melihat Rio lolos dari perangkapnya, membuatnya frustasi dan ingin langsung menghabisi Rio.

"Sialan kau, Reynaldo. Lihat setelah ini masih ada kejutan untukmu yang menantimu," batin sosok itu.

****

Keesokan harinya, Rio sedang sarapan di meja makan. Suasana di meja makan sangat sunyi. Karena saat ini, Rio hanya seorang diri yang berada di meja makan tanpa ada Giselle, Erica, dan juga Herman. Tak sengaja Rio memandang kursi makan yang biasa ditempati Giselle. Seketika muncullah bayangan Giselle yang selalu menatapnya tajam, selalu berkata ketus padanya, selalu menampakkan wajah cemberutnya, dan lain-lain. Membuat Rio tersenyum tipis jika mengingatnya.

Mengingat Giselle kembali membuat pikiran Rio menjadi tidak tenang. Pasalnya, suara isak tangis Giselle semalam muncul lagi di otak Rio. Rio juga tak habis pikir jika kejadian itu bisa sampai masuk kedalam mimpi Giselle dan membuat Giselle khawatir akan dirinya.

Namun ada satu hal yang membuat Rio senang. Ini kala pertama kali Giselle benar-benar khawatir dengan dirinya. Sepertinya hubungannya dengan Giselle semakin hari semakin membaik. Dan semoga semakin lama, semakin baik lagi.

"Den Rio, mobilnya sudah siap. Den Rio bisa berangkat sekarang," ucap mang Ujang.

"Oke mang. Makasih." Rio pun berdiri dan segera berangkat menuju sekolah.

****

Terdengar kembali bunyi pantulan bola basket di dalam lapagan indoor Royal International School. Kembali lagi para anggota tim basket 'Rollable' berlatih untuk mempersiapkan diri di kompetisi basket berikutnya.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang