Love is good. It changes people, for better or worse. You could look at it as a chance for you to change; the best kind of Love helps you to grow up.
Satu jam berlalu dan semua orang masih sibuk dengan kegiatan masing-masing. Dinda melirik Kinan dan Windy yang sedang bisik-bisik sambil sesekali melotot kearah Ares yang tampak fokus dengan laptop miliknya. Yudha memutar mata jengah sambil menyikut lengan Andre dengan sengaja.
"Sakit woi!"
Ringisan Andre yang terdengar keras membuat mereka tersentak kaget. Tidak ada yang menyangka kalau Andre akan bersuara sekeras itu.
"Kenapa Ndre?" Ares mengalihkan pandangan dari layar laptopnya. Menatap lurus kepada laki-laki berkemeja hitam polos yang duduk diseberangnya. "Ini kita kapan makan siangnya?"
Semua orang tersenyum. Andre mengerti dengan kode yang dikirim Windy sejak tadi.
Ares menghembuskan napas, melirik arloji pada pergelangan tangan kanannya. Ia dan Dinda memang tidak perlu menghadiri kelas sore nanti tapi teman-temannya yang lain harus tetap masuk kelas. "Kirimkan aku semua yang sudah kalian kerjakan." Putusnya final.
Semua orang mendesah lega. Mereka bergegas mengirimkan tiap bagian makalah yang telah dibagikan pada masing-masing orang. Windy, Fika dan Windy membereskan barang-barang mereka lebih dulu "Mana bisa nugas dengan perut kosong." Ucap Fika polos lalu mengamit lengan Dinda dan mereka berjalan beriringin menuju kantin.
Ares menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil, merasa sedikit bersalah karena membuat teman-temannya sampai kelaparan. "Iya iya kita makan siang sekarang." Sahut Ares dan mengekor di belakang para perempuan yang sudah berjalan lebih dulu.
"Biar aku yang pesan, kalian mau makan apa?" Ares menghentikan Dinda yang akan berdiri untuk memesan makanan.
"Nasi goreng ayam, jus jeruk."
"Kwetiau pake ayam, air putih."
"Hm.... soto ayam, es jeruk nipis."
"Nasi ayam penyet sambal ijo, es jeruk peras."
"Aku mau soto ayam juga, tapi minumnya es jeruk peras."
"Nasi ayam jogja dengan es jeruk nipis."
Ares mengangguk lalu berjalan mengunjungi satu persatu stan penjual dan memesankan makanan yang telah dipilih teman-temannya.
"Din, hubungan dokter pasien berdasarkan kesepakatan itu benar-benar pasal 39 kan?" Dinda mengalihkan fokus dari ponsel dan menatap Yudha yang sedang bertanya. Ekspresi wajahnya masih serius. "Pasal 39 UU praktik kedokteran, jangan lupa, juncto pasal 21 Permenkes nomor 2052 tahun 2011 tentang izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran." Ucapnya menyempurnakan kalimat Yudha.
Yudha mengangguk-angguk lalu mengetik sesuatu dalam ponselnya "Aku beneran bingung menafsirkan isi pasal dengan bahasa sendiri, serius." Windy mengeluh dengan pasrah. Sebenarnya semua orang juga kebingungan. Menafsirkan isi pasal dalam undang-undang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Misinterpretasi akan membawa seluruh isi penelitian kepada kegagalan.
Ares kembali setelah selesai memesankan makanan. Keningnya dihiasi butir-butir keringat, cuaca siang ini memang sangat panas. "Thank you bang Ares ganteng!" Sambut Fika dengan wajah polos dan senyum manis. Ares membalas senyumnya dan menarik kursi disamping gadis mungil itu "Sama-sama dedek gemes." Balas Ares dengan nada suara yang terdengar menggelikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renforcer📌
ChickLitMenikah dengan Lelaki sepuluh tahun lebih tua? (Versi lengkap telah terbit di aplikasi Fizzo). Fyi. Cerita ini adalah cerita pertamaku di wattpad. Harap dimaklumi atas ketidaksempurnaan dari segi alur, penulisan dan latar. COMPLETED