part 10

1.4K 58 0
                                    


Tepat 3 tahun aku tinggal bersama jiddah.
Jiddah selalu ada untukku beliau tempat curhat ku.
Rumah jiddah memang tak seluas rumahku tapi aku lebih merasa ini rumah dibandingkan rumahku.

Jiddah tiba tiba sakit dan selalu memegangi perut beliau.
Aku pun memanggil taxi dan membawa jiddah ke RS.Medical Centre .
Dokter berkata bahwa jiddah terkena kanker lambung Stadium 2 dan harus segera dioperasi.
Aku segera menelpon Abi.

"Hallo assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam zi ada apa?"

"Bi jiddah dirumah sakit jiddah harus dioperasi bi . . Abi segera kesini ya ".

"Abi sedang di Kalimantan zi ,Abi ini mau rapat besok Abi kesana sama umimu bilang sama dokter tolong secepatnya dioperasi".

"Baik bi Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" tuttt .. tuuttt

Telpon terputus.
Setelah itu tentu saja aku langsung bicara pada dokter .
Pukul 16.00 jiddah dioperasi.
Sebelum brankar dibawa ke ruang operasi jiddah sempat berbicara padaku.

"Kamu Jangan khawatir ya nok jiddah pasti sembuh ini hanya operasi kecil".

"Jiddah jangan lupa berdoa"

"Anda tenang saja Nenek Anda pasti sembuh ini hanya operasi kecil ".

"Baik dok".

Aku terus bergolak balik seperti orang bingung.

***

"Anestesi !"

"Cutter".

"Dok telpon dari Presdir"

"Tolong pasangkan"

5 menit kemudian

"Dok ada yang salah pasien mengalami pendarahan hebat".

"Cepat ambilkan persediaan darah dan kamu tekan infusnya agar mengalir cepat karna dia mengalami kekurangan cairan"

"Baik"

"Dok pasien kejang"

Tiiiiiiiiitttttttt . .

***

Apa yang terjadi kenapa lampunya merah.
Kenapa operasinya belum selesai.

Dokter dan para asistennya keluar dari ruang operasi dan sontak aku langsung menghampiri nya.

"Bagaimana dok jiddah?"

Para suster suster itu hanya menunduk dan masuk kembali keruangan.
Hanya tersisa dokter itu saja.

"Maaf nenekmu tak bisa selamat "

Perasaan ku begitu terpukul.

"Bagaimana bisa ? Itu hanya operasi kecil dok pasti ada kesalahan".

"Nenekmu itu juga sudah tua jadi kau harus memahami ini".

"Tidak . . Ada yang anda sembunyikan ,Anda pasti melakukan kesalahan"

"Kan sudah saya jelaskan"

Terlihat brankar jidah mulai didorong keluar kudapati beliau sudah terbujur kaku.

"Jiddah . . Jiddah bangun jiddah . .".

Sebelum dibawa ke ruang jenazah aku sempat melihat tangan jiddah membengkak berwarna ungu.
Ya aku kuliah kedokteran jadi aku tahu dokter itu terlalu memasukkan anestesi dengan kadar tinggi sehingga jiddah mengalami pendarahan.

Abah,Umi juga kakak datang.
Aku sedikit kesal karna mereka datang setelah jiddah pergi.

Aku menangis di pelukan Abi.
Kemudian dokter itu memanggil Abi ke ruangan dan entah apa yang dibicarakan mereka tapi aku tak suka dokter itu.

"Ayo zi kita pulang kita harus mengurusi pemakaman jiddah"

"Bi dokter itu telah melakukan mal praktek"

"Sudah zi . . Jiddah mu memang sudah sepuh dia tak kuat dengan operasi tsb".

"Abi ini tdk bisa dibiarkan Abi percayalah pada Zia".

Kakak menarikku ke mobil dengan paksa.

***

Di mobil

"Abi kita harus tuntut rumah sakit itu mereka melakukan malpraktek bi"

"Sekarang bukan waktu untuk berdebat zi kamu ga tau apa apa jadi sekarang kita urus pemakaman jiddah".

Aku pun tak berkata apapun sampai dirumah jiddah.
Para pelayat pun berdatangan begitu banyaknya ya karna jiddah merupakan seorang PNS.

***

Usai pemakaman

Aku masih belum tahu apa yang dibicarakan dokter itu pada Abi .
Abi Umi dan Kakak langsung pulang dan mengadakan pengajian dirumah .

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang