Jika tak mampu bersaing lebih baik, lebih baik menyingkir. Atau jika ingin lebih jelasnya lagi, karena kali ini menyangkut soal dunia usaha, jangan buka tokomu jika takut ada toko lain disebelahmu.
Setelah beberapa tahun kebelakang kita dikejutkan dengan fenomena menjamur dan mengguritanya mini market di daerah-daerah. Baru buka satu toko bermerk Indomampet sudah disusul buka lagi toko Alfamampet disebelahnya. Tehnik bisnis hutan rimba, itu istilahnya kalau saya boleh meminjam istilah di film Vietnam "Tae Ke Noy". Mini market semakin rapat. Seolah berjodoh satu sama lain selalu ada didekatnya. Itu tandanya bagi pengusaha kecil menengah sekarang harus melakukan persaingan melawan para pemegang modal besar kapitalis seperti mereka. Dengan pelayanan lebih baik, tempat lebih nyaman, sejuk ber-AC, dan harga lebih murah. Apa kabar toko kelontong tradisional?
Masalah yang diatas belum terpecah sekarang pengusaha kecil menengah harus bersaing dengan sesama usaha kecil menengah lainnya yang berasal dari luar kota. Seperti di tempat saya ada warung asal Madura, Padang sampai warung Batak. Alhasil usaha yang diatas semakin meraja dan bertahta, sementara usaha yang masih kecil sibuk saling bunuh membunuh, tidak sempat berusaha melawan yang diatas sudah mati duluan akibat terlalu lelah bergulat dengan usaha sejenis.
Kejadian tadi siang, menarik hati untuk saya menulis ini. Saya yang sekarang sudah tidak bekerja di perusahaan ritel lagi dan berhasil buka toko agen dan ritel milik sendiri. Dengan maksud mandiri berbekal pengalaman kerja di salah satu perusahaan ritel sebut saja inisialnya Indomampet.
Iya. Siang itu saya kedatangan salah satu sales produk air mineral merk terkenal. Inisialnya sebut saja A-Q-U-A. Hehehe.
Jadwal ordernya setiap hari senin, setiap dua minggu sekali. Sales itu sebut saja namanya Ira. Kebalikan dari kata AIR. Nama disamarkan supaya lebih mirip korban asusila. Dia. Ira menawarkan apakah saya ingin order lagi untuk minggu ini. Saya pun menyambut hangat, karena memang saya selalu begitu, menyambut sales produk apapun dengan cara yang baik. Mereka salah satu pintu rezeki. Tanpa mereka bisnis saya tidak akan besar, menurut saya mereka adalah salah satu faktor penting dalam bisnis.
Saya order sedikit saja deh, stock terlihat masih cukup sampai dua minggu kedepan. Tanpa penolakan apapun dia mencatat semua yang saya butuhkan. Setelah selesai dia bertanya.
"Mas, toko sebelah gak buka yah?"
Saya jawab "Ya gak tau yah. Akhir-akhir ini memang sering tutup di jam segini."
Waktu itu masih jam 1 siang. Dan matahari memaksa beberapa pelangganan membeli minuman dingin dengan harapan tenggorakannya tidak kering bahkan retak.
"Mas, toko anda ini belum lama buka yah?" tanya Ira
Saya jawab "Iya baru tiga bulan." Dan bertanya kembali, "memang kenapa?"
"Itu toko sebelah marah ke saya."
"Loh apa salahnya bisa marah?" tanya saya heran
"Katanya kenapa toko mas ini diisi juga. Harusnya jangan diisi. Cukup toko saya saja. Biar sales saya tidak turun." jelas Ira kepada saya dengan gamblang. Mungkin maksudnya jika saya tidak punya produk air mineral bermerk A. Maka saya tidak akan menjual air mineral. Kalau pun memaksa mungkin saya akan beli dari luar dengan harga yang lebih tinggi dibanding lewat distributirnya langsung. Jahat sekali yah, hutan rimba banyak binatang buas, yang kemah akan mati termangsa oleh yang lebih kuat.
"Terus kamu jawab apa?" tanya saya lagi sekadar ingin lebih tahu.
Sales itu jawab. "Ya namanya juga tugas saya. Tugas sales marketing. Ya harus seperti itu, menawarkan produk agar distribusi berjalan baik"
Mendengar jawaban Ira itu, si pemilik toko sebelah marah. Ya sudah kalau masih diisi juga kamu tidak usah lagi isi toko saya. Saya beli diluar saja. Dengan nada ancaman pemilik toko sebelah berkata demikian. Persis seperti yang sekarang diceritakan sales itu kepada saya.
Mendengar kabar itu saya malah ketawa kencang sekali. Sekaligus merasa salut kepada sales ini. Apalagi ketika dia melanjutkan ceritanya.
"Ya kalau begitu gak masalah. Saya tetap digaji walau orderan sedikit. Lagian masalah rezeki bukannya sudah diatur yah"
Sebagai toko yang berjalan baru 3 bulan pastinya orderan saya lebih sedikit jumlah pesanannya dibanding toko sebelah yang sudah lama buka. Bukankah jika si sales itu mau. Dia lebih memilih toko sebelah? orderannya lebih banyak. Tidak mengisi toko saya yang orderannya masih sedikit dan mempertahankan orderan yang banyak dengan mengikuti mau si pemilik toko sebelah.
Tapi lihatlah jiwa baik Ira si sales. Dia tidak hanya mengejar target. Dia tetap kunjungan ke toko saya dan toko sebelah. Walau hasilnya dapat ditebak. Toko saya order, toko sebelah tetap pada pendirian dia, memilih beli diluar.
Disini saya sedang tidak membongkar aib pesaing. Malahan saya benci kata persaingan. Saya lebih suka kerja sama (patner bisnis). Dalam hal ini kerjasama memuaskan pelanggan.
Kalau sudah begini terlihat jelas. Persaingan tidak sehat yang ada. Tentu hal ini hanya dilakukan orang yang otaknya kurang sehat. Menyempitkan rezekinya sendiri dan tak percaya aturan rezeki yang ditetapkan Tuhan.
Jadilah pengusaha yang kuat. Siap bersaing dengan cara yang elegan. Bukan dengan cara kotor atau bodoh. Hindari perang harga, banting-bantingan harga, ilmu mistik sampai menghasut sales seperti itu. Lakukan cara yang lebih baik dalam bersaing. Misalnya buka lebih awal dan tutup lebih akhir. Itu lebih keren menurut saya.
Semoga kita semua cepat sadar, tidak ada manusia yang bisa menahan rezeki orang lain. Yang sudah ditetapkan tetaplah sudah.
Salam pengusaha
SiKarungGoni
Toko Plastik : Opera Si Plastik
KAMU SEDANG MEMBACA
Opini Si Karung Goni
HumorCatatan Harian Si Karung Goni - beropini lewat cerita harian aneh