SATU

9.1K 432 17
                                    

Heho, saya bawa testi untuk new story... saya lagi baper2nya sama couple terbaru ini... wkwkwk... jika ada yang tertarik saya lanjut..

.
.

Kasih berdiri bersandar di tiang penyangga lorong yang berhadapan langsung dengan lapangan basket, melirik dengan tatapan jahil sosok cewek bertubuh mungil dengan rambut sepunggung yang terlihat cemberut menatap ke ujung lapangan.

Sesekali Kasih menyuapkan butir-butir kacang ke dalam mulut dan terkikik-kikik kecil setiap melihat sahabatnya itu mendumel dengan jari jemari mengepal.

Kasih berdecak gemas.

"Samperin dong kalau memang masih sayang! Diem disini mulu keburu di samber orang tau rasa lo,"

Cibiran Kasih membuat cewek itu menoleh cepat dengan mata melebar, membuat Kasih kembali terkikik dan menghembuskan napas keras.

"Si, jangan gengsi kalau memang lo masih sayang," gumam Kasih lagi.

"Kayak lo gak gengsian aja sih? Bawel," Kasih terlonjak. Melotot kaget mendengar seruan Sisi yang bernada kesal. Baru saja Kasih hendak kembali membuka mulut, Sisi dengan cepat beranjak dan meninggalkan Kasih dengan wajah bengong.

"Yeelah malah ninggalin gue nih bocah. Si, Sisi! Tunggui gue ngapa!" Seru Kasih dan setelah melirik sekilas kearah lapangan dia langsung berlari menyusul Sisi menuju kantin.

***

"Gue duduk di sini ya, Ndu?"

"Gue juga ya boleh?"

"Gue juga dong, ya, ya, ya?"

Langkah Kasih langsung berhenti di ambang pintu masuk kantin saat mendengar keributan kecil disana. Dahinya mengerut dan pandangannya langsung tertuju ke sudut kantin dimana seorang cowok berwajah dingin di kerubungi beberapa siswa perempuan.

Sisi yang tadi sudah berjalan lebih dulu kembali menghampiri Kasih yang terdiam di tempatnya berdiri dengan dahi mengerut, lalu kepalanya berputar pelan mengikuti arah pandangan Kasih dan beberapa detik kemudian tawa Sisi meledak sembari ia tepuk-tepuk pelan pundak Kasih, membuat sahabatnya itu terlonjak kaget dan melotot garang padanya.

"Hmm, plis, deh ya KASIH! Kalau lo sayang seharusnya elo ngomong. Jangan cuma di lihatin doang dari sini. Awas loh nanti di samber orang," Sisi berbisik jahat di telinga Kasih sambil menahan tawa, membuat Kasih memutar bola matanya dan hampir membuka suara namun dengan cepat Sisi berlari menghindari sahabatnya itu dan segera mencari meja kosong di pojok kiri kantin.

"Kenapa jadi muka lo yang di tekuk gitu?" Seru Sisi begitu melihat Kasih duduk dengan membawa dua gelas minuman dan salah satunya langsung di seruput Kasih dengan cepat.

Sisi menautkan alisnya. Terkikik pelan melihat wajah cemberut Kasih namun beberapa detik kemudian wajahnya langsung berubah sendu begitu melihat segerombolan cewek-cewek yang berlari-lari kecil memasuki kantin begitu seorang cowok bergabung di meja yang berada di pojok kanan kantin.

Kasih tersenyum miris meneguk jusnya dan berpangku dagu menatap kearah yang sama dengan Sisi.

"Entah kita yang bego atau cowok-cowok itu yang gak peka, gue juga gak ngerti," Kasih bergumam pelan. Bagaikan robot Sisi hanya mengangguk-angguk dengan wajah sedih.

"Yaampun, waktu pacaran aja rasanya sakit banget ngelihat Digo di kerubungi gitu. Ini rasanya bener-bener kayak keiris-iris. Gak tahan banget gue," Sisi mengerjab-ngerjab, bersiap bangkit dari duduknya membuat Kasih terlonjak dan berseru kaget saat melihat sahabatnya itu bergerak cepat tanpa melihat seorang siswa yang berjalan dari arah berlawanan dengan membawa nampan ditangannya. Alhasil mereka saling bertabrakan, membuat kuah bakso dalam nampan itu mengenai seragam dan lengan kanan Sisi.

HURTBEAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang