--Budayakan vote dulu baru baca, ya-- *:p*
(Special part about Digo)
***
Karin dengan hati-hati mendorong pelan pintu kamar Digo dan saat mendapati remaja berusia 17 tahun itu tengah tertidur dengan kepala tertelungkup di atas meja komputernya, seulas senyuman terukir di wajah Karin.
Semalaman Digo pasti mengerjakan proposal baru yang Eirlangga berikan padanya. Selama beberapa tahun ini menjadi ibu pengganti bagi Digo, Karin tidak pernah melihat putranya itu serius dalam mengerjakan sesuatu. Dan beberapa hari ini, karin seperti melihat sisi lain dari Digo.
Digo terlihat berbeda, menjadi lebih serius, dewasa dan bertanggung jawab. Bahkan belakangan ini Digo juga jarang berkumpul bersama para sahabatnya.
Tersenyum kecil, Karin berjalan pelan memasuki kamar besar itu. Meletakkan nampan berisikan sarapan pagi untuk Digo di atas nakas.
Karin mengelus pelan puncak kepala Digo dengan sayang. Karin tau, sekeras apapun Digo menolaknya menjadi pengganti sang Mama jauh di lubuk hatinya,Digo pasti menyayangi Karin.
Dulu, saat Digo kecil dan kedua orangtuanya terlalu sibuk, Karinlah yang merawat dan menjaga Digo sampai dia berusia dua belas tahun. Pernikahan Karin dengan Eirlangga memang tidak terduga, dimana saat itu Renita yang tak lain kakak kandung Karin yang terbaring lemah di rumah sakit langsung memintanya untuk menikah dengan Eirlangga, menggantikannya --yang Renita yakin jika umurnya tidak lama lagi.
Awalnya Karin menentang keras keinginan kakaknya itu karena Karin juga yakin jika Renita pasti akan sembuh. Namun ternyata harapan Karin tidak terkabul. Renita menghembuskan napas terakhirnya tepat seminggu setelah ulang tahun Digo dan demi amanat sang kakak, Karin akhirnya menyanggupi keinginan terakhir Renita walau sebenarnya hatinya menentang. Namun seiring berjalannya waktu, Karinpun mulai jatuh cinta dengan Eirlangga dan rasa sayang yang dia miliki untuk kedua lelaki itu sama besar seperti yang Renita miliki.
Mungkin, selama ini yang tidak Digo ketahui adalah... jika sebenarnya Karin juga sempat menolak pernikahannya, dia berusaha kerasa melawan hatinya untuk tetap bertahan di sisi Eirlangga bahkan harus menahan diri untuk memiliki seorang anak demi fokus merawat Digo. Dia tidak ingin Digo semakin membencinya hanya karena kehadiran bayi di keluarga mereka. Dan selama empat tahun ini, Karin cukup merasa bahagia dan bangga menjadi ibu dari seorang Hedrigo Eirlangga.
Sudut mata Karin sedikit berair. Jemarinya mengelus begitu lembut rambut lebat Digo sembari menghembuskan napas perlahan. Seulas senyum tipis terukir di wajah cantik milik Karin.
Karin menunduk, mengecup dalam dengan mata terpejam puncak kepala Digo yang masih terlelap. Setelah lima menit Karin menegakkan tubuh, berbisik di samping telinga Digo sebelum dia beranjak pergi meninggalkan kamar itu.
"Mama berharap, kamu bisa menjadi Digo Mama seperti dulu. Mama sayang sama kamu, Nak"
Dan setelahnya Karin menutup perlahan daun pintu itu, bersamaan dengan Digo yang menggeliat pelan sembari menegakkan tubuhnya menatap kearah pintu kamar yang sudah tertutup rapat.
Digo tersenyum tipis sambil menyentuh pelan puncak kepalanya dan hatinya menghangat. Dari awal Karin masuk ke kamarnya Digo tidak benar-benar tertidur. Sebenarnya dia sudah bangun dan ingin segera membersihkan diri. Namun, jika berhadapan dengan Karin dalam situasi seperti tadi pasti akan membuatnya canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTBEAT (COMPLETE)
Teen FictionDari awal Kasih sudah jatuh Cinta dengan Pandu saat pertama kali bertemu tiga tahun yang lalu. Kasih tidak perduli bagaimana perasaan Pandu padanya, perasaannya itu akan tetap terus ia jaga sampai kapanpun. Namun sayangnya, ternyata Pandu tidak sepe...