ENAMBELAS

3.8K 318 87
                                    

Hai guys, ini hadiah lebaran untuk kalian.. mohon maaf lahir dan batin semuanyaaaa ♥

---

Kasih berjalan mengendap-endap menuju bis, memastikan jika sosok yang ingin dia hindari belum keluar dari tendanya dan tanpa sadar Kasih menghela napas lega dengan wajah tersenyum. Beruntung pagi ini dia belum bertemu dengan Pandu karena Kasih yakin efek jantungnya akan menjadi lebih dahsyat dari sebelumnya.

Namun sedetik kemudian, baru saja Kasih hendak melangkah memasuki bis jantungnya berdegub sangat kencang, membuat dahi Kasih mengeryit sembari menekan pelan dadanya.

"Heh? Jantung gue kenapa?" Gumam Kasih pelan dengan raut wajah kebingungan.

"Sampai kapan lo mau berdiri di depan pintu?" Suara itu terlalu dekat di telinga Kasih, membuat Kasih terlonjak. Dengan cepat dia memutar tubuh sampai jatuh terduduk di undakan tangga bis dan melotot menatap sosok yang berdiri menjulang di hadapannya itu.

Ya, Tuhan... kenapa jantungnya mendadak semakin sensitiv?

"Nah, sekarang lo malah duduk disitu," Pandu menggeleng kecil dan tangannya terulur untuk mengelus lembut puncak kepala Kasih. "Pinter!

Kasih merasakan sulit membasahi tenggorokkannya dan tanpa sadar dia gigit bibir dalamnya dengan wajah merona, membuat Pandu mengulum senyum menatap Kasih lekat. Begitu merasakan jantungnya mulai berdetak normal dengan cepat Kasih menepis telapak tangan Pandu di atas puncak kepalanya dan langsung saja setengah berlari memasuki bis.

Kasih mencoba mengatur napas berulang kali, melirik kebelakang punggungnya dengan ekor mata dimana Pandu berjalan pelan mengikutinya. Menggaruk tengkuk yang tidak gatal Kasih mencari bangku yang sudah terisi dan saat mendapati bangku kosong di sebelah Chiko wajah Kasih langsung berbinar. Namun belum sempat Kasih menghempaskan tubuhnya di bangku itu tudung jaketnya sudah tertarik kebelakang dan tubuhnya tiba-tiba terhempas di kursi kosong yang letaknya persis di depan bangku Chiko.

"Apaan sih?" Baru saja Kasih hendak bangkit dari posisi duduknya, sosok Pandu sudah lebih dahulu menghalangi langkahnya dengan duduk di kursi kosong di samping Kasih.

Kasih memutar bola matanya menatap Pandu yang sedang menaik turunkan alisnya dengan perasaan kesal.

"Kenapa alis lo? Gatel?" Tanya Kasih ketus membuat Pandu tergelak.

Pandu menghela napas pelahan dan saat bis mulai bergerak pelan Kasih sudah bersiap-siap hendak memutar posisi duduknya agar tidak melihat Pandu, namun tanpa sangka, cowok itu justru meraih jemarinya dan menggenggamnya dengan erat.

Kasih sempat tersentak, kepalanya berputar pelan menatap genggaman tangan Pandu yang membungkus jari mungilnya dengan deguban jantung yang kembali tidak beraturan.

Pandu tersenyum lebar, menyentak genggamannya membuat tubuh Kasih langsung merapat ke sisinya. Kasih mengerjab pelan menatap lekat manik mata Pandu, sementara cowok itu semakin mengembangkan senyuman sambil memainkan sepasang alis tebalnya yang sukses membuat Kasih meleleh.

Jantung gue...

***

Reno yang baru saja selesai menyusun segala perlengkapan timnya sempat terkejut begitu mendapati sosok Raina berdiri di depannya. Cewek itu tersenyum kecil, sedangkan Reno langsung mengedarkan pandangan mencari keberadaan bis rombongan camp.

"Kamu masih disini? Bisnya baru jalan loh!" Pekik Reno menghentikan kegiatannya dan memandang Raina dengan raut wajah bingung.

Raina menggeleng kecil masih dengan wajah sembab dan mata sayunya.

"Gue... boleh pulangnya sama lo aja gak?" Tanya Raina tanpa sangka membuat Reno mengerjab pelan.

"Eh?"

HURTBEAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang