TIGA

3.8K 323 28
                                    

Hello guys, gak tau mau ngomong apa lagi buat kalian yang beberapa hari ini nagih-nagih story gaje ini... tulisan ini dibuat karena iseng-iseng, bukan tulisan serius, tapi respon kalian baik bangeeeeeet *terharu*... ini buat kalian yang pada setia baca cerita-cerita aku, termasuk tetep komen di story ini deh.. hehehe... ohiya, kalau respon story ini semakin baik, aku bakal update seminggu sekali ya guys... dan buat kalian yang punya ide atau saran untuk cerita ini, silahkan tumpahin aja di komen... apapun masukan dari kalian aku tampung.. misalnya, "Digo sama Sisi dibuat gini dong, atau Pandu Kasihnya diginiin aja" apapun aku tampung, silahkan perbartisipasi dalam imajinasi sayaaa hehehe... selamat membaca guys... love u..

***

Bug bug... bug bug...

"Duuuh, ampun deh gue nyerah! Gantian dong, Bin, lo yang jadi lawannya Digo. Habis nih muka gue sumpah!"

Bug

"Wadoooooh! Gila apa lu yaaak? Muka gue ini, Diiiiig!" Chiko terlonjak kaget saat satu bogem telak mengenai tulang pipinya, membuat Chiko tersungkur dengan wajah memerah.

Pandu yang baru saja sampai terheran-heran begitu melihat keadaan ruang olahraga Digo yang berantakan, ditambah lagi keadaan Chiko yang cukup mengenaskan bersimpuh di lantai.

Dahi Pandu mengeryit menoleh pada Bintang yang bergidik pelan.

"Kenapa lagi tuh anak?" Pandu meraih sebotol minuman soda dari atas meja kemudian langsung meneguknya dan menghempaskan tubuh di samping Bintang yang kembali menoleh ke arah dua sahabatnya yang berada di ruang tinju.

"Habis di talak Sisi secara resmi," jawab Bintang sekenannya. Pandu mengerjab, menoleh cepat ke arah Digo yang semakin kalap disana. Dengan gemas Pandu menghentakkan kaleng softdrinknya ke atas meja dan berjalan menghampiri Digo.

Nyaris saja tinju Digo menyerang wajah Chiko, namun beruntung Pandu lebih cepat bergerak, menahan kepalan tangan sahabatnya itu dan menatap Digo yang benar-benar tersulut emosi lekat-lekat.

Chiko mengerjab-ngerjab dan menghela napas lega begitu mendapati Pandu berdiri di belakangnya.

"Yaampun Panduuuuu, lama banget lo daaah. Nyaris mati guaaaaa!" Chiko jatuh meluruh dan menelentangkan tubuhnya di lantai kayu dengan napas tersengal.

"Lepasin gue!" Seru Digo  menyentak cekalan pandu dan berlari ke arah Chiko yang terkesiap melihat gurat kemarahan di wajah sahabatnya itu.

Bintang dan Pandu ikut melotot, baru saja Pandu hendak menahan Digo namun gerakkannya langsung berhenti, begitu juga dengan Chiko yang meringkuk bagaikan bayi, setelah beberapa menit tidak merasakan apa-apa, perlahan Chiko membuka mata dan menoleh kebelakang, mendapati Digo yang dengan kalap memukuli samsak, tidak perduli sarung tangannya sudah terlepas entah kemana.

"Digo, STOP!!" Pandu menarik paksa kerah baju Digo namun cowok itu tidak bergeming. Dengan kesal Pandu mendaratkan satu buah bogem tepat mengenai rahang Digo, membuat Bintang terlonjak kaget dan langsung berdiri. Begitu juga dengan Chiko yang walau sedikit sempoyongan pun segera bangkit.

"Cuma karena perempuan lo kayak gini, huh?" Teriak Pandu tanpa sangka. "Lo itu Hedrigo Eirlangga! Lo, putra tunggal keluarga Eirlangga! Lo itu harusnya bisa mikir, seribu cewek kayak Sisi bisa lo dapatin. Jangan bodoh! Kelakuan lo begini kayak banci!" Teriak Pandu kesal membuat wajah Digo seketika mengeras dan dengan cepat dia bangkit berdiri saling berhadapan dengan Pandu.

"Apa lo bilang?" Geram Digo dengan jemari mengepal.

"Lo begini kayak banci!" Desis Pandu tepat di depan wajah Digo. Digo menggeram dan langsung meraih kerah kaos Pandu.

HURTBEAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang