DUADUA

3.1K 334 78
                                    

--budayakan vote sebelum baca guys--

Kasih menatap papan mading tanpa berkedip, begitu gadis itu membaca nama tim basket dari sekolah lain yang cukup popular di kalangannya tertera disana. Susah payah Kasih membasahi tenggorokannya dan dengan kaku berjalan menjauhi mading.

"Jadi, siapa lawan Cendrawasi di putaran terakhir?" Sisi langsung menyerbu begitu melihat Kasih berjalan ke arahnya. Bukannya menjawab pertanyaan sahabatnya itu, Kasih justru tampak diam setengah melamun, membuat Sisi mengerutkan dahi bingung menatap sahabatnya itu.

"Lah, dia malah bengong! Kasih?" Seru Sisi menepuk pelan pundak Kasih dan membuat gadis itu terlonjak kaget.

Sedetik kemudian, Kasih menyeringai kecil dan tampa mengatakan sepatah katapun gadis itu berjalan cepat meninggalkan Sisi yang berdiri dengan wajah bingung menatap punggung Kasih yang melangkah semakin menjauh.

***

Kasih mendudukkan diri di salah satu bangku besi di sudut lorong bangunan sekolah yang memang jarang di lalui para siswa. Gadis itu duduk dengan wajah cemas disana, mengeluarkan ponsel dari saku rok seragamnya dan menimang-nimang benda itu.

Beberapa detik kemudian, saat Kasih hendak memasukkan kembali benda itu ke dalam sakunya, suara nyaring mengurungkan niatnya. Kasih menatap layar LCD benda pipih yang menampilkan nomor tidak di kenali itu dengan dahi mengeryit.

Ragu, Kasih menggeser tombol navigasi hijau dan menempelkan benda itu ke telinganya. Sedetik kemudian suara di ujung sana membuat manik mata Kasih langsung membeliak lebar.

***

TURNAMEN BASKET AKHIR TAHUN SMA CENDRAWASI VS SMA GARUDA

Seluruh siswa SMA Cendrawasi pada sabtu pagi ini di sibukkan dengan berbagai kegiatan, mengingat jika beberapa minggu lagi merupakan upacara pelepasan untuk siswa kelas tiga setelah mengikuti ujian akhir sekolah tidak berapa lama lagi.

Mengikuti tradisi yang sudah-sudah, turnamen yang juga di manfaatkan untuk menjalin silahtuhrami antar sekolah itu tidak hanya menampilkan pertandingan basket antar sekolah saja. Tapi juga melibatkan beberapa ekstrakulikuler lainnya seperti drama, musik, paduan suara dan lainnya. Bahkan anggota osis juga menyewakan stand-stand bagi para siswa yang ingin berjualan.

Kasih yang tiba lebih dulu pagi itu di sekolah berjalan lesu menelusuri lorong koridor yang menuju ruang ganti putri. Namun, belum sampai Kasih ke tempat tujuannya, seseorang meraih lengannya dan memyentakkan Kasih sampai gadis itu terlonjak kaget.

"Pagi pacar gue yang hobinya buat bete teruuus!" Sebuah kecupan mendarat di atas puncak kepala Kasih. Hanya sekilas, lalu lengan kokoh itu melingkari lehernya. Tanpa Kasih harus mendongak, hanya mengenali aroma yang menelusup ke hidungnya Kasih sudah tau siapa sosok yang saat ini menggelayutkan lengan di lehernya itu.

"Apaan sih,Ndu? Awas gih, gue mau ganti baju!" Seru Kasih berusaha menepis lengan Pandu dari lehernya, membuat cowok itu menjauhkan wajah dari Kasih, menatap gadis itu dengan mata berkedip lucu.

"Lo! Nyebelin!" Seru Pandu sambil menjawil gemas hidung Kasih.

Kasih memekik tertahan sambil menampar pelan pundak Pandu.

"Apaan sih? Lo juga yang nyebelin, eh, neriakin gue nyebelin," dumel Kasih bersiap-siap pergi namun dengan sigap Pandu kembali meraih leher Kasih dan membuat posisi mereka kini berjalan sambil berhimpitan.

HURTBEAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang