17. PERNIKAHAN YANG SESUNGGUHNYA

799 85 20
                                    

Aku pernah membaca sebuah kalimat, entah di mana, katanya pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pernah membaca sebuah kalimat, entah di mana, katanya pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar.

Aku suka menulis. Dan memiliki penghasilan dari hobi menulisku sangatlah menyenangkan. Aku gemar menulis sejak kecil. Orang tuaku mengarahkan dan memfasilitasi. Meski belasan tahun lalu, bayangan tentang profesiku belum jelas, kedua orang tuaku tak berhenti mendukung. Dulu siapa yang sangka, duduk di depan komputer dan menggunakan internet bisa menghasilkan uang? Aku semakin semangat menulis kala cerpen yang kutulis dimuat di majalah remaja ketika SMA.

Yeah, aku memang bukan blogger berpenghasilan fantastis yang jadwalnya padat untuk mengisi seminar. Tapi media sosial sangat membantuku. Follower blogku semakin bertambah, dan penghasilanku dari Google Adsense juga lumayan.

Aku baru saja selesai menulis sebuah tulisan pendek untuk menyapa pembacaku. Ratusan komentar sudah memenuhi halaman padahal baru dipos kurang dari satu jam yang lalu. Melihat respons mereka yang baik, aku terenyuh. Mereka begitu baik, mendukung dan mau berteman denganku meski beberapa dari mereka belum pernah bertatap wajah denganku sama sekali.

Untukmu yang masih bisa berdiri dengan tegak, bernapas dengan bebas, dan menggerakkan tubuhmu dengan leluasa, bersyukurlah. Sebab di antara kalian ada orang-orang yang tak bisa berdiri, kepayahan bernapas, bahkan tak mampu mengendalikan tubuhnya sendiri.

-Zevita Lasmi-

Hai! Ini adalah tulisan pertama saya paska kecelakaan, tulisan pertama saya bulan ini, juga tulisan pertama setelah saya menjadi pengidap epilepsi.

Iya, epilepsi. Penyakit yang disebabkan karena impuls listrik dalam sel saraf otak dihasilkan secara berlebihan. Sehingga orang dengan epilepsi, bisa kejang atau tubuhnya bergerak diluar kendali. Sedih? Pasti. Namun akan lebih menyedihkan lagi jika saya tidak mensyukuri kesempatan kedua yang Tuhan berikan. Kesempatan selamat dari kecelakaan.

Saya percaya bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan tanpa maksud dan tujuan. Meski kadang kita merasa sangat menderita, sesungguhnya Tuhan selalu memberikan cobaan dalam porsi yang tepat. Tuhan tahu kemampuan hamba-Nya. Dan kecelakaan itu membuat saya membuka mata. Sehingga saya bisa melihat yang selama ini tak ingin saya tatap. Membuat saya tahu betapa berharganya hidup, dan banyaknya orang-orang yang menyayangi saya. Terima kasih.

Kecelakaan itu memang membuat saya tak sama lagi. Saya bisa pingsan dan menggelepar kapan saja. Ini menyakitkan, apalagi saya harus hidup dengan penyakit ini selamanya.

Penyakit ini merenggut kesehatan saya, tapi juga mendatangkan banyak hal-hal lain. Saya jadi tahu sebesar apa orang-orang terdekat mencintai saya, menginginkan saya terus hidup bersama mereka.

Fixing a Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang