12. LARA

1K 92 30
                                    

Hari mulai beranjak siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari mulai beranjak siang. Namun Zaki masih bergeming di tempatnya berdiri. Mengabaikan serpihan gerimis yang mulai turun membasahi bumi. Hujan, desahnya dalam hati. Ketika orang yang disayanginya pergi, hari juga hujan seperti ini.

Zaki menatap nanar gundukan tanah basah yang ditaburi bunga warna-warni. Di bawah sana, terbaring jasad orang yang begitu dia cintai, begitu dia hormati. Orang yang Zaki harapkan bisa hidup bersamanya sampai 1000 tahun lagi.

Dia adalah orang yang telah memberinya kasih sayang tulus, mengajarkannya tentang cinta dan kehidupan, menjadi muara pelepas semua resah, dan menjadi tempat kembali ketika rindu memanggilnya untuk pulang. Seseorang yang dia panggil...

... ayah.

Satu-satunya orang tua yang dia miliki setelah wanita yang dia sebut ibu, meninggalkan keluarganya untuk laki-laki lain. Laki-laki yang dia panggil ayah itu- selalu bangun pagi-pagi buta untuk menyiapkan sarapan. Laki-laki yang tak sejengkalpun menjauh ketika anak-anaknya mulai dewasa. Laki-lakk kuat yang menyembunyikan penyakitnya dibalik senyum kebapakan. Dan kini telah jauh meninggalkan semesta.

Satu-satunya cara yang bisa Zaki lakukan untuk meruntuhkan rindu, adalah dengan mengunjungi makamnya. Mengelus nisannya seakan dengan cara seperti itu, Zaki bisa kembali merasakan genggaman hangat sang ayah.

"Nak, Ayah tahu, pendidikanmu lebih tinggi daripada Ayah. Pikiranmu lebih modern daripada Ayah. Tapi Ayah ingin memberitahumu ilmu tentang hidup. Ilmu yang Ayah pelajari dari pengalaman hidup puluhan tahun. Pesan ini mungkin hanya akan ayah ucapkan sekali, jadi, kamu dengarkan baik-baik."

Zaki membiarkan sang ayah menggenggam tangannya. Tangan yang dulu kuat mengayun-ayunkan tubuhnya ke udara, kini hanya tinggal tulang terbungkus kulit.

"Ketika hidup memberimu alasan untuk bersedih, maka carilah alasan untuk bersyukur. Nak, kehidupan di dunia ini gak akan senang melulu. Akan ada saatnya kita kekurangan, kehilangan, bahkan merasakan sakit dan kesepian. Akan selalu ada godaan untuk marah dan membangkang, namun berburuk sangka kepada Tuhan hanya akan membuat hidupmu semakin terpuruk. Jika hal itu terjadi padamu, maka lihatlah ke luar. Akan selalu ada orang-orang yang diuji lebih berat daripada kita, tapi tetap tawakal dan bersyukur dalam segala keterbatasan.

"Ayah mungkin sudah tak bersamamu jika kamu mengalami masa-masa sulit seperti itu. Maka jangan lupakan pesan ini. Percaya bahwa Gusti Allah, tidak akan mengujimu tanpa alasan."

Zaki merasakan panas di matanya. Menahan tangis tidak pernah jadi perkara mudah. Kejadian itu telah 5 tahun berlalu, namun rasanya seperti baru terjadi kemarin.

Sejak kecelakaan kemarin sore, Zevi masih terbaring di rumah sakit. Seandainya Zaki tidak pernah memberi Zevi mobil, mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi. Mungkin, Zevi akan baik-baik saja dan sedang bersamanya saat ini.

Namun, Tuhan tak pernah mengembalikan waktu. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk mengubah takdir.

Rasanya Zaki tidak memiliki wajah untuk bertemu kedua orang tua Zevi. Meski Chandra dan Dini-kedua mertuanya memang tidak menyalahkan Zaki atas kecelakaan yang membuat anak semata wayangnya sekarat.

Fixing a Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang