8. INTUISI

855 79 19
                                    

"Zevita, jangan ngebut! Kamu jangan nikung-nikung begini! Kalau nyenggol mobil lain gimana? Si Lulu baru aku beli empat bulan yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zevita, jangan ngebut! Kamu jangan nikung-nikung begini! Kalau nyenggol mobil lain gimana? Si Lulu baru aku beli empat bulan yang lalu. Aku gak mau dia kenapa-napa!"

Jam 7 malam aku baru pulang dari rumah Mika. Dijemput Zaki tentu saja. Bapak-bapak ini memaksa ingin menjemput setelah pulang kerja. Padahal aku tahu dia capai. Mukanya kusut seperti dasterku kalau belum disetrika. Saking layunya, aku sampai tak tega membiarkan dia menyetir.
Namun setelah aku dengan baik hati menyopirinya, dia malah banyak protes.

"Siapa kamu bilang?"

"Apa?"

"Nama mobil ini?"

"Lulu."

Aku tergelak. Kalau mobilnya Jazz, Yaris, Etios Valco, atau apa pun yang mungil dan lucu, kurasa wajar diberi nama Lulu. Tapi, hello ... Pajero Sport body bongsor begini diberi nama Lulu? Ew. Kenapa Zaki tidak menamainya Srikandi? Arimbi? Atau Junaedi sekalian yang kedengaran lebih laki? Kenapa harus Lulu?

"Zevita! Ya Tuhan ... jangan meleng mata kamu lagi nyetir! Udah kita tukar posisi aja. Biar aku yang nyetir. Berhenti dulu di depan!"

"Kamu berisik banget sih kayak petasan cabe rawit?" protesku. "Aku gak mau pindah, ya. Kamu udah setuju tadi aku yang nyetir."

"Tapi gak ngebut begini!"

Aku kan excited mengendarai mobil ini. Si Lulu ini tangguh dan bertenaga. Jauuuh lebih keren daripada mobil tua papa. Aku menyukainya sejak pertama kali jumpa dan baru sekarang kesampaian mengemudikannya. Tapi Zaki pelit!

"Jahat ah, sebel aku sama kamu."

"Emangnya aku gak sebel sama kamu?"

He? Kurang ajar!

"Berhenti gak?" ancamnya.

"Berhenti gak?" aku mengikuti ucapannya.

Zaki mendelik. "Apaan sih, kamu?"

"Apaan sih kamu?"

"Pindah gak?"

"Pindah gak?"

Zaki bungkam sesaat sebelum kemudian berkata, "Jadi kamu niru ucapan aku? Oke." Dia menyeringai. "Zevi jelek!"

"Zevi jelek!"

"Zaki ganteng!"

"Zaki ganteng!"

"Zevi makannya banyak!"

Ini fitnah, tapi kalau aku menyangkal nanti dia yang mengikuti ucapanku. "Zevi makannya banyak!"

"Zaki baik hati!"

"Zaki baik hati!"

"Zaki lemah lembut."

Meh. "Zaki lemah lembut."

Fixing a Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang