2. PERCIKAN

1.7K 170 63
                                    

Kalau ini mimpi aku mungkin sedang terdampar di negeri dongeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ini mimpi aku mungkin sedang terdampar di negeri dongeng.

Pernah melihat kamar tidur seorang ratu? Yeah, kira-kira seperti itulah keadaan kamarku sekarang. Lebai memang, tapi itulah yang terjadi.

Tempat tidurku dipasangi kelambu putih berenda. Boneka yang biasanya berjajar di kepala ranjang, kini tidak ada. Hiasan bunga tersebar di mana-mana. Lilin membentuk hati menghiasi lantai . Menampakkan cahayanya yang temaram. Tapi, aku tidak memiliki waktu untuk mengagumi segala pernak-pernik romantis ini. Tubuhku sangat lelah, yang kuinginkan sekarang adalah mandi, lalu tidur nyenyak sampai pagi.

Aku berhasil melepaskan sendiri gaun pengantin dengan susah payah. Zaki masih menemani kakaknya yang akan kembali ke Bandung malam ini juga. Selesai melucuti jepit-jepit yang dipasang di rambut, aku segera membersihkan badan. Bahkan kamar mandi pun dihias. Kelopak bebungaan memenuhi bathub. Tidak mungkin salah, ini pasti pekerjaan mama.

Aku panik ketika tak menemukan satupun daster di dalam lemari. Sebagian barang-barangku memang sudah dipindahkan ke rumah Zaki. Tapi aku masih menyimpan pakaian, termasuk daster-daster favoritku. Sekarang ke mana mereka? Yang ada dalam lemari hanya beberapa potong celana jeans dan baju-baju resmi.

Lalu mataku menangkap sebuah kain yang terlipat rapi di bagian paling atas lemari. Nah, ini baru baju tidur...

... tapi bukan dasterku!

"Kamu pasti cantik kalau pakai itu."

Aku tersentak. Menggulung lingerie yang kutemukan di balik punggung. Entah sejak kapan, tahu-tahu Zaki sudah berada di kamar.

Tatapan Zaki seakan menelanjangiku yang memang hanya berselimut handuk. Aku merasa risih dengan penampilanku sendiri. Zaki masih berpakaian lengkap. Sedangkan aku berbalut handuk dengan rambut berantakan yang belum dikeringkan.

"Kenapa gak nungguin aku?" tanyanya seraya berjalan mendekat.

"Daripada ngegodain aku, mendingan kamu mandi."

Namun Zaki pura-pura tuli, atau mungkin tuli betulan? Alih-alih mandi, dia justru bergeming di belakangku yang masih sibuk mencari pakaian. Duh ... di mana sih, dasterku?

"Zevita..."

Aku menggigil ketika telapak tangan Zaki menyentuh pundakku. Kesulitan meredam degup jantung yang bergemuruh di dalam dada.

Zaki mengelus cincin pernikahan yang tersemat di jemariku. Seakan ingin menempatkannya permanen di sana. Sentuhannya seringan bulu, tapi efeknya membuat tubuhku menggigil. Dia tersenyum penuh arti. Senyum yang kuyakin bisa membuat perempuan di luar sana rela merangkak untuk mendapatkan hatinya.

Detik berikutnya, Zaki menunduk sehingga wajahnya sejajar denganku. Lengan kanannya memeluk pinggang, sedangkan satu tangannya yang lain di belakang kepalaku.

Fixing a Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang