Zaki tidak main-main saat mengatakan akan mengajakku bulan madu. Aku bisa saja menodongnya untuk membawaku ke Paris atau Maldives. Meskipun sepulang dari sana Zaki harus mengambil kasus yang lebih banyak bayarannya. Namun Bali juga cukup indah untuk destinasi bulan madu. Bukannya aku takut dia bangkrut, tapi membayangkannya saja aku geli. Sampai saat ini, Zaki masih sekadar room-mate bagiku.
"Lagi mikirin apa?" tanya Zaki padaku yang sedang memakai krim malam.
"Gak mikirin apa-apa." Aku menutup krim malamku. Naik ke ranjang dan menyelimuti tubuh hingga sebatas pundak.
"Zevita?"
"Hm?"
"Tidurnya menghadap sini," bisik Zaki.
Hanya itu yang dikatakannya tapi sanggup membuat jantungku jumpalitan.
"Kamu bilang mau memulai pernikahan ini pelan-pelan." Zaki diam sejenak. "Kalau kamu masih membuat batas, kapan kita akan memulainya?"
Kuembuskan napas pelan dan menghadap Zaki perlahan-lahan. Senyumnya menyambutku ketika kami berhadapan. Zaki bukan lagi cowok culun yang pernah kukenal. Sudah kubilang kan, kalau Zaki punya wajah yang ... ehm, lumayan sedap dipandang?
"Malam itu kenapa kamu tidur di sofa?" tanyaku.
"Aku takut gak bisa mengendalikan diri." Zaki menyeringai. "Kamu cantik dan nyaris setiap waktu aku menginginkanmu. Tidur di sampingmu cuma nyiksa aku. Jadi, aku tidur di sofa."
Aku kehilangan kalimat untuk menanggapi jawabannya. Baru menyadari bahwa Zaki bisa kapan saja menyerangku. Membayangkannya kudukku meremang. Buru-buru kutepis bayangan itu dan pura-pura menguap sambil memejamkan mata.
"Ngantuk," ucapku.
Zaki mencium keningku. "Tidurlah bersamaku."
***
Pantai bagi Zaki mungkin sama saja seperti taman bermain. Dia mencoba berbagai macam wahana di sini. Tadi dia sudah bermain flying board, tanpaku tentu saja. Aku takut ketinggian dan harus berdiri di atas ombak yang bergelombang sama sekali tidak kuinginkan. Dan sekarang dia mengajakku parasailing. Wahana ini durasinya hanya sekitar sepuluh menit dan bisa dilakukan berdua.
"Nanti kita bisa foto gak di atas?" tanya Zaki pada Bli Abi yang memberikan instruksi. Seperti apa yang harus dilakukan saat landing dan lain-lain. "Aman kan ya, kalau mau pegang kamera?" tanyanya lagi. Membuat Bli Abi tersenyum masam karena ucapannya dipotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixing a Broken Heart
RomansaZevita Lasmi tidak pernah berpikir untuk menikahi temannya sendiri. Apalagi orangnya Zaki--lelaki yang ia kenal di SMA sepuluh tahun lalu. Zaki adalah pengacara andal yang menawan, baik hati, dan perhatian. Tapi dulu, Zaki hanya cowok culun berkacam...