day 10

28 1 0
                                    

Jangan menimang kesepian dalam sunyi. Cinta itu sejatinya diri sendiri, jangan mengadu pada nasib yang mengebiri :) Sebaris kata meretas hati. Ada kosong meluruh sendu, saat rindu menghampiri. Kapan bersua asa? Sekarang atau saat bulan menelan semesta? Ah, ini hanya tanya tak berguna.
Kau dimana? Tak ada di peluh dan deru nafasku. Tersisa ciuman yang berdebu. Kurawat saja hingga kau kembali. Jarak merangkak pelan dan berlari, jauh hingga ujung sunyi. Ada riuh disini, dan kau takkan peduli.
Airmata ingkari janjinya. Bersumpah tak akan datang sebelum cinta berdamai dengan luka.
Seperti engkau bayang-bayang itu. Kepergianmu adalah matahari tenggelam. Seluruh waktuku kan mengantarmu pada keabadian yang sempurna. Luka memperindahnya, airmata menyuburkannya. Selamat pagi kenangan2 yang memenjarakan keabadian ... Rindu sedang bersolek. Ah, andai dia tak secantik itu. Ada siang bergumam, membawaku pada kenangan yang menunggu di ujung jalan. Rembulan kecil, lebih temaram dari kunang, lebih terang dari matahari. Itu kamu. Membongkar rindu diantara puing-puing kenangan. Menyakitkan. Pulang pada keabadian, yang dahulu pernah menjemput airmata. Itu bukan kesedihan. Hanya airmata yang sedang berpesta, dan luka yang menyembuhkan dirinya :(
Menulis kisah hidup dengan perlahan. Sayang, tinta tak selalu hitam dan kertas tak melulu putih. Diam adalah doa terdalam. Cinta tidak berpihak. Ia memilih jalannya sendiri. Manusia hanya jalan berkelok yang dilaluinya.
Bolehkah aku meminjam senyummu? Sejenak saja, agar mimpi nanti malam menemukan keindahannya.
Boleh kupinjam sedihmu sejenak saja? Agar cinta tak berpaling meninggalkan kita. Akan ada yang melupakan, dilupakan. Tak ada lagi jejak kecupan. Hanya kenangan tak bertuan.
Cinta itu seperti cakrawala, ada dan tak tersentuh. Namun ia mampu
membatasi luas langit dan samudera.
Ada yang tertinggal dari senyummu, kegetiran luka yang tercabut nyawanya. Sekecup pun tak ada. Hanya patah yang mengada. Biarlah. Hati bisa mengobati dirinya sendiri.
Engkau yang terbelenggu ingatan, usah lara pada rindu. Ia tlah pergi membawa kenanganmu. Ada selaksa makna dalam perjumpaan dan perpisahan. Ambillah, jadikan indahnya kenangan. Bersiaplah untuk dilupakan, karena kadang kenangan itu suka lupa ingatan. Luka dan airmata terwujud dalam kecup perpisahan. Indah, namun sakit adanya ... Seuntai kenangan teronggok di ujung gang, gelap. Dan engkau terlelap menggenggam luka yang tergenang airmata. Buang saja! Sekalah air di matamu, agar masa lalu menjadi debu yang tak mengganggu. Senyumlah pada saat ini, yang sudah lama. Kenang, kenangkan saja. Cinta tak akan bertambah tua. Demikian juga rindu yang menidurkannya. Kehilangan kamu, karena cinta memihak pada keabadian yang menunggumu dan dirinya. Ada cemburu saat cinta lebih menyayangi airmata daripada memeluk bahagia. Sepi menusuk perlahan. Sepenggal kisah tertulis pada luka, yang kau toreh saat menghilang dari pandang. Aku milikmu. Ah, itu mauku. Cinta mengelabuimu dengan cemburu. Cinta seutuhnya adalah merelakan saat luka mengambil haknya, airmata membasuhnya, dan diam menjadi tuannya. Memujamu dengan kata adalah percuma. Biarkan cinta menyatakan diri dengan caranya. Menangislah ketika cinta datang,agar saat dia pergi,airmatamu telah mengering untuk sebuah perpisahan,dan tersisa senyuman. Perpisahan hanyalah sementara. Namun kenangannya abadi di setiap hela napas dan pelukan. Bukan hanya Tuhan, cintapun sejatinya tak perlu dibela. Cinta tak pernah tersakiti dan menyakiti. Ia hanya abadi. Ada senyap terkurung rindu. Hilang rasa terbang kemana, berharap suatu saat akan fana. Kuikat rinduku pada pelangi. Agar ia datang saat musim hujan nanti, ketika dingin merambah hati. Simpan kataku ini, akan ada cium perpisahan suatu saat nanti. Kamu dan aku bersatu dalam kenangan abadi. Biarkan lembayung pergi, toh esok dia akan datang lagi. Tp jgn biarkan rindu pergi, krn cinta akan mengiringi. Rindu menepi sejenak.Serentang cakrawala telah ditempuh untuk menemui kau yang berjarak. Dan aku tetap disini, tak bergerak. Luka tak mengenal musim. Demikian juga airmata. Entah saat ini, atau nanti. Biarkan luka itu menganga, agar cinta bisa tinggal didalamnya dan menampung airmata. Sampaikan salamku pada perpisahan. Rindu tlah kupeluk erat. Hanya untuk sejengkal malam .. Ada senyum tertinggal di kenangan. Kisahnya senyata perpisahan, sefana keabadian .. Rindu berpijak pada bumi, mendoakan cinta yg tlah mati. Satu nama, satu cinta, satu hati. Cinta, luka, bahagia, airmata, dan kamu. Mencintaimu, seperti rasa kehilangan yang tertunda .. Sudah siapkah engkau menghadapi luka dan kenangan? Bertanyalah pada cinta, ia akan menjawabnya. Ah, senja tlah pergi, seperti rindu yang tlah lama suri. Cinta menunggu hingga dini hari .. Sudah saatnya rindu ini pergi, membias lepas menjadi kenangan yang akan mendewasakan Dan lembar kenangan ini kututup saja agar engkau tak kembali menjelma airmata Cinta yang memilihmu dan dia. Bukan kamu dan dia yang bersekutu memilih cinta. Engkau rebah di bahuku karena kenangan bangun dari tidurnya. Dan airmata membasah resah karena luka tak kunjung mengering Merindu rindu yang pergi. Mengenang kenangan yang terpelanting ke masa kelam. Diam ..

Hening MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang