#4

141 23 27
                                    

"kamu itu kaya Es krim. Dingin juga manis :). Dan aku suka es krim :)"

Siang ini kantin sangat ramai. Terlihat Rey dan teman-temannya sedang duduk sambil menikmati makan siangnya.

"Gimana bokap sama nyokap lo Rey?" Tanya Reza, sahabat Rey

Reno yang mendengar itu langsung matanya membulat memandang Reza. Reno tahu betul masalah keluarga Rey,karna Reno adalah sahabat Rey dari kecil.

"Hm." Gumam Rey

Sekarang posisi Rey dan kedua temannya sangat canggung, mereka saling diam, karna sahabatnya 'Rey' tidak terlihat baik-baik saja . Rey hanya menunduk dan tidak menyantap makan siangnya, sedangkan kedua temannya menikmati makan siangnya dan saling lirik karna tidak tau harus berbuat apa.

"Apa gue harus cerita ke mereka? Apa gue bisa percaya sama mereka? Percuma kalo udah percaya sama orang tapi dikhianatin. Mereka sahabat gue,tapi apa mereka bisa kasih solusi ke gue? Kebanyakan orang cuma pengin tau masalah gue,tapi ga bisa kasih solusi. Gue bener bener badmood sekarang." Batin Rey

Rey hanya diam tak menggubris pertanyaan temannya,pikiran Rey kembali teringat kejadian tadi malam.

[Flashback ON]

Rey baru saja pulang dari latihan basket, saat hendak memasuki pintu,terdengar suara keributan dari dalam rumahnya. Sesekali terdengar seperti suara tamparan.

"Cewe brengsekk! Aku tidak selingkuh!"

Itu adalah suara  Zaki --papa Rey, tidak ada suara apa-apa dari mama. Hanya terdengar suara tangisan.

Hati Rey mencelos ketika lagi-lagi mendengar suara pertengkaran di rumahnya.

Dengan ragu-ragu, Rey mencoba memasuki rumahnya.

Cklek.

Satu langkah..

Dua langkah..

Tiga langkah..

"Hehh anak liar!!,cepetan kesini!" Ketus papa Rey.

Rey kaget dan menelan ludahnya, dengan perasaan yang tidak karuan dan hati yang seolah-olah tertusuk ribuan pisau,Rey berjalan perlahan mendekati papanya,tapi matanya menatap mendapati mamanya yang sedang menangis di sudut ruangan.

"Kenapa pa?" Lirih Rey.

"Kemana aja kamu?! Jam segini baru pulang!Dasar anak liar!"

"Habis latihan basket pa," Ucap Rey menunduk.

"Hebat!" Ucap papanya sambil bertepuk tangan.

Rey tersenyum tipis,Rey kira papanya marah.

"Berani-beraninya pergi latihan tanpa ijin orang tua?! Huh.Besok ngga usah pulang sekalian!"

Senyum Rey memudar ketika papanya melanjutkan ucapannya,perkiraan Rey bahwa papanya tidak marah ternyata salah.

"Aku kira papa ngga pulang hari ini."

Plakk!

Rey kaget ketika tamparan mendarat di pipinya. Rey bukanlah cowok yang lemah, tamparan seperti ini sudah biasa baginya.

"Jangan sakiti Rey!." Ucap mama masih menangis.

Tatapan Rey yang menunduk beralih melihat Rindi--mamanya. Pipi mama merah,sesakit itukah tamparan papa?pikir Rey.

"Anak liar seperti ini sudah terbiasa di sakiti!!Dilempari batu pun Rey tidak akan kesakitan. Iya kan Rey?" Ucap papanya.

Tidak ada jawaban dari Rey. Matanya masih melihat mamanya yang (masih) menangis.

Hati mama mencelos melihat tatapan kebencian Zaki pada Rey. Jika ini adalah komik,mungkin disekitar Zaki sudah ada aura warna hitam yang menyelimutinya.

BRAKK!!

Zaki pergi meninggalkan rumah dan menggebrak pintunya dengan kasar sehingga menimbulkan dentuman yang keras.

Seketika Rey langsung berlari menghampiri mamanya di sudut ruangan.
"Ma,Rey gapapa. Jangan nangis lagi ya." Rey membantu membangunkan mamanya dan mengantarkan mamanya ke kamar.

[Flashback OFF]

"Arggh brengsek!"
Rey mengacak rambutnya kasar dan pergi meninggalkan temannya di kantin.

Sontak seluruh penghuni kantin menatap Rey yang pergi. Kedua teman Rey kaget lalu segera beranjak menyusul Rey.

TBC

CHAPTER 4 GENGSSS.
MAKASIH BUAT YANG UDAH COMENT + VOTE.
Aku seneng baca komen saran kalian. Seneng dapet notif vote dari kalian.
Dukungan kalian sangat berharga ;;) makasii
*maapin rada alay

Follow ig : @hannaxzzt
;)
Next?komen

-9 APRIL 2017-

AudRey #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang