#15

90 6 1
                                    

-Perjuangkan apa yang pantas diperjuangkan. Pertahankan apa yang pantas dipertahankan. Jangan mau dipermainkan oleh cinta.-

Audy menikmati suara rintikan air yang datang dari langit, tetes demi tetes air yang jatuh menciptakan sebuah alunan merdu di telinganya, Audy paling suka dengan aroma tanah yang basah setelah hujan reda, menimbulkan ketenangan bagi siapa saja yang menghirupnya , Audy kagum dengan hujan, air hujan tidak pernah menyesal, karna meskipun jatuh, kehadirannya adalah anugrah yang dinanti-nanti oleh manusia.

"Aku kagum dengan hujan, dia akan selalu datang, meski tahu rasanya jatuh berkali-kali.

Seperti hujan, rindu adalah gerimis yang melebat tiba-tiba.
Mengalirkan kamu kedalam anganku.

Ku harap, jika nanti aku jatuh cinta. Tolong jangan biarkan aku jatuh cinta saat hujan. Karena jika cintaku nanti kandas, hujan yang turun akan mengingatkanku pada sakitnya jatuh cinta.

Hujan mengajariku. Bahwa yang tinggi, akan ada saatnya jatuh."

Tiba-tiba terdengar suara menggelegar yang datang dari langit,sepertinya langit sedang menumpahkan amarahnya, suara itu sukses membuat Audy tersadar dari lamunannya dan ketakutan setengah mati.

Terdengar lagi, suara gemuruh itu semakin bertambah kencang,seolah menertawakan Audy yang sedang ketakutan.

Jederr.

Deg! Audy berlari keluar dari kamarnya menuju ruang tengah, di sana terlihat Digo yang sedang serius bersama handphone-nya dengan posisi duduk di tempat yang biasa disebut singgasananya.

Dengan langkah cepat Audy menghampiri Digo dan meraih tubuhnya dari belakang sofa.

"Abang.." Rengek Audy dengan cairan bening yang menetes di pipinya.

Digo segera beranjak dari duduknya dan menghampiri Audy yang berdiri di belakang sofa. Dengan cepat Digo meraih tubuh adiknya dalam dekapannya.

"Audy?Lo kenapa? Jangan nangis ada Abang." Ucap Digo seraya mengusap lembut rambut Audy.

Audy tidak dapat membendung lagi air matanya, isak tangisannya mulai terdengar oleh Digo.

"Dy, jangan takut. Abang disini,maaf Abang lupa kalo lo takut sama petir." Ucap Digo merasa bersalah.

Digo melepaskan pelukannya,tangannya menempel di pipi Audy.

"Jangan nangis lagi sayang,"

Digo menghapus sisa air mata yang masih menempel di pipi Audy.

"Berhenti cengeng di depan Abang. Jangan takut lagi." Digo kembali membawa Audy dalam dekapannya.

Dia membiarkan bajunya basah oleh tangisan Audy.

"Pinjami aku dadamu sebentar saja untuk menumpahkan ketakutanku Bang, rasanya nyaman, sama kaya pelukan dari seseorang waktu itu."

"Jangan peluk Abang terus, kasian pacar Abang ntar nggak kebagian peluk." Ucap Digo meledek.

"Ih nyebelin." Audy melepaskan pelukannya seraya memukul dada Digo pelan.

"Jangan nangis lagi, hidung lo merah kalo nangis." Ucap Digo sambil menoel ujung hidung Audy.

Audy memberikan senyuman yang menampakkan lesung pipinya.
"Abang mah nyebelin."

"Tidur gih, jangan takut. Aman kalo ada abang." Digo mengacak pelan rambut Audy.


    ---- A U D R E Y ----

"Selamat pagi Abang ganteng. Hari ini berbie masak makanan kesukaan abang. Semur jengkol." Teriak Audy untuk membangunkan Digo.

"Bang, bangun oii,"

"Bang bang tut, jendela uwa uwa. Siapa yang kentut, ditembak raja tuwa. Blekitat blekitut tiut jebrut."

"Bang makan bang."

Teriakan Audy berhasil membuat Digo keluar dari kamarnya dan mendekati Audy.

"Cerewet banget sih duh." Ucap Digo sambil mencubit pipi Audy.

Audy meringis kemudian memberikan sepiring semur jengkol pada Digo.

Digo mengernyitkan dahinya, "Ini buat siapa? Pak Joko?"

Fyi, Buat yang lupa. Pak Joko adalah supir pribadi keluarga Dave ----Ayah Audy dan Digo. Udah pernah di ceritain di part-part sebelumnya.

Kini gantian Audy yang mengernyitkan dahinya. "Bukan buat Pak Joko ih." Ucapnya kesal.

"Terus? Buat Bu Dewi tetangga sebelah?"

"Ih, Bu Dewi mah lagi bulan madu sama suaminya yang ke empat."

"Buset,ngeri." Ucap Digo.

"Jadi?" Lanjutnya.

"Buat Abang lah, kan ini makanan favorit lo, udah baik gue mau bikinin lo."

"O-oh. Ya ini makanan favorit abang, hehe." Ucap Digo seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Masa lo nggak tau Dy kalo gue nggak doyan jengkol?" Batin Digo.

"Makan bang."

"Yaudah ,mandi sana nanti Abang anterin sekolah."

"Pulangnya?" Tanya Audy.

"Nanti Abang jemput, atau mau dianter tukang ojek yang kemarin? Kali aja dapet jaket lagi."

"Nggak!" Teriak Audy, "Nggak mau sama Rey ih najis."

"Rey?" Tanya Digo pura-pura tidak tahu.

"E-eh maksudnya nggak mau sama tukang ojek."

"Semoga Abang nggak tahu kalau gue dianter sama cowok yang namanya Rey." Batin Audy.

ToBeContinued~Thanks for Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ToBeContinued~
Thanks for Reading.
Sorry abstrack.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AudRey #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang