New York, 2017
"Oh Sehun!" Anna berseru. Rautnya menunjukkan keterkejutan, kelegaan, dan ketakutan yang melebur menjadi satu. Anna lega karena ada seseorang yang menolongnya, tapi ia akui kalau ia takut Sehun terluka.
Jika dilihat-lihat dari cara bersikap dan cara berpakaiannya, ketiga orang pria yang sedang mengganggunya itu sepertinya bukan orang biasa. Mereka tampaknya sudah sering melakukan tindakan kriminal. Anna takut mereka tidak akan segan menyakiti Sehun demi mendapatkan apa yang mereka inginkan darinya.
Sehun sepertinya mengerti akan apa yang Anna pikirkan. Maka dari itu, ia pun mencoba menenangkan Anna dengan sebuah senyum tipis yang disertai gelengan pelan. Walaupun begitu, Anna masih saja gelisah. Sungguh, ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Sehun. Padahal, Sehun bisa saja menang melawan ketiga pria itu karena ia adalah pemegang sabuk hitam Tae Kwon Do. Itu artinya Sehun jago bela diri, bukan?
Tidak! Anna tidak boleh berpikiran macam-macam. Sebaliknya, ia harus bisa percaya pada Sehun. Ia harus percaya bahwa Sehun akan menyelamatkan mereka dari ketiga pria jahat itu. Ya, Anna harus mendukung Sehun. Sambil menatap Sehun penuh harap, Anna mengangguk. Senyum percaya diri kini menghiasi wajah tampan Sehun.
Ketiga pria jahat itu masih menatap Sehun sengit.
Si pria berkepala plontos berdecih lalu berkata, "Kau siapa? Berani-beraninya kau merusak kesenangan kami!"
Sehun menyeringai. "Kalian tuli? Atau mungkin kalian tidak punya telinga? Bukankah sudah kukatakan kalau gadis yang sedang kalian pojokkan itu adalah milikku? Itu artinya dia bukan objek kesenangan kalian. Jadi, lebih baik kalian lepaskan dia sekarang juga."
Ketiga pria itu tertawa. Sehun mendengus kasar.
"Kau tenang saja, kami akan melepaskannya," Pria berambut cokelat berujar. "Tapi nanti setelah kami menikmatinya."
Tawa menggelegar kembali terdengar. Sehun mengepalkan tangannya kuat. Ia tidak terima Anna direndahkan seperti itu, tapi sebisa mungkin ia tidak boleh terpancing emosi. Bajingan, umpatnya dalam hati.
Pria yang punya bekas luka di wajahnya mendekati Sehun lalu berujar, "Hei, Bung! Bagaimana kalau kita berbagi saja? Kita nikmati saja dia bersama-sama, bagaimana?'
Sehun semakin geram mendengar kalimat itu. Tanpa banyak berpikir, Sehun melayangkan tinjunya pada wajah pria itu. Pria itu langsung tersungkur dengan darah segar yang mengaliri sudut bibirnya. Wajahnya merah padam saat menatap Sehun. Ia terlihat sangat marah. Kedua rekannya dengan sigap menghampirinya lalu ikut menyarangkan tatapan marahnya pada Sehun.
"Bajingan kau! Kaupikir dia apa? Jaga mulut sialanmu itu, Brengsek!" Sehun memaki pria itu.
"Kurangajar!" Pria itu berusaha bangkit lalu menerjang Sehun. Kedua rekannya melakukan hal yang sama sehingga kini Sehun harus melawan mereka bertiga sekaligus.
Perkelahian tiga lawan satu pun terjadi. Sehun melawan ketiga pria itu tanpa usaha yang berarti. Ia sedikit berbangga hati karena rupanya kemampuan berkelahi ketiga pria itu payah.
Sementara itu, Anna sibuk berdoa untuk keselamatan Sehun agar ia berhasil melawan mereka. Walaupun kemampuan Sehun patut diacungi jempol untuk saat ini, bisa saja ia lengah suatu saat nanti, bukan? Ia terus berdoa agar Sehun tidak terluka hingga akhir.
Tendangan dan pukulan bertubi Sehun berikan pada ketiga pria itu secara bergantian. Peluh membasahi tubuhnya. Tenaganya perlahan terkuras karena rupanya ketiga pria itu belum jera juga walaupun sudah dijatuhkan Sehun berkali-kali. Setiap mereka tumbang, mereka pasti akan bangkit lagi untuk melawan Sehun. Sehun merasa kewalahan melawan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGUISH - Everything Has Changed [EXO]
FanfictionHwang Anna tidak pernah menyangka bahwa kata 'sahabat' bisa terdengar begitu menyakitkan jika Oh Sehun yang mengatakannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa rasa sayangnya pada Sehun sebagai seorang sahabat akan berubah setelah belasan tahun lamanya...