New York, 2017
Anna hanya mampu bungkam mendengar penjelasan Kai mengenai Kiara. Sefatal itukah kesalahan yang dilakukan Kiara hingga Kai membencinya sebanyak itu? Entah kenapa sikap Kai ini mengingatkannya pada Sehun. Bukankah dulu Sehun juga sempat membenci Nana yang juga merupakan cinta pertama sekaligus sahabatnya? Bedanya, Sehun membenci Nana karena secara tidak langsung gadis itulah yang menyebabkan Sehun berbuat tidak semestinya pada dirinya.
"Apakah jika aku menolakmu seperti yang Kiara lakukan dulu, kau juga akan membenciku sebanyak itu?" tanya Anna pelan.
Wajah Kai yang tadinya mengeras kini mulai merileks seketika. Ia menatap Anna terkejut. "Apa yang membuatmu berpikiran seperti itu? Tentu saja tidak, Anna. Aku sudah lebih dulu kecewa pada Kiara sebelum pada akhirnya dia membuatku patah hati. Sementara kau? Kau berbeda dengannya. Aku bertekad mengejarmu atas kemauanku sendiri. Kalau kau menolakku, aku justru akan semakin mengejarmu."
Pipi Anna memanas. Anna mengalihkan pandangannya ke arah lain lalu bangkit dari duduknya. Ia tak ingin Kai melihat rona di pipinya.
"Sudahlah! Lebih baik sekarang kau keluar dulu dari kamarku. Aku ingin mandi."
"Kau mandilah saja. Aku akan disini menunggumu hingga kau selesai mandi." Kai menyeringai.
"Benar, supaya kau bisa mengintipku, bukan?" Anna mendengus. "Tidak, Kai. Aku tidak akan mandi jika kau masih disini. Jadi lebih baik sekarang kau pergi dari kamarku atau aku akan—"
"Akan apa?" Kai ikut bangkit dari tempatnya. Ia bersedekap sambil menatap Anna seduktif. Perlahan, ia mendekati Anna yang terdiam di posisinya.
"Ayo, katakan! Apa yang akan kaulakukan jika aku masih ingin berada disini, hm?"
Jarak mereka yang begitu dekat membuat Anna harus sedikit mendongak saat menatap Kai. Tidak ada ekspresi yang berarti yang Anna tunjukkan pada Kai. Namun, tiba-tiba saja Anna menginjak kaki Kai hingga pria itu memekik kesakitan.
"Astaga, Anna! Kau itu hobi sekali, ya menyakitiku? Ini sakit sekali." Kai memegang kakinya yang baru saja diinjak oleh Anna. Anna sama sekali tidak merasa bersalah telah menginjak kaki pria itu.
Anna hanya bersedekap. "Kau tadi bertanya padaku, 'kan? Nah, itu tadi jawaban dari pertanyaanmu."
"Kau kejam sekali, Hwang Anna," Kai berujar dengan nada dan raut wajah yang terkesan dibuat-buat.
Anna memutar bola matanya jengah. "Keluar sekarang atau aku akan melakukan hal yang lebih kejam daripada ini!"
"Iya, iya, baiklah! Aku pergi."
Kai mulai berjalan meninggalkan kamar Anna. Anna mengekorinya guna memastikan pria itu benar-benar enyah dari kamarnya.
Mereka hampir sampai di depan pintu kamar saat Kai tiba-tiba saja berbalik dan menyarangkan ciuman singkat di pipi Anna. Anna begitu syok hingga ia sempat terdiam cukup lama sampai pada akhirnya tawa Kai terdengar di rungunya. Saat ia sadar, Kai sudah lebih dulu kabur dari kamarnya.
"Kim Kai!" Anna hendak mengejar Kai. Namun, Kai sudah masuk ke kamarnya sendiri.
"Itu tadi balasan dariku, Anna," teriak Kai sebelum menutup rapat pintu kamarnya.
Anna menyentuh pipinya sambil memasang wajah kesal. Berbagai macam gerutuan mengalir dari mulutnya seraya ia membanting pintu dan masuk ke kamarnya.
*****
Berulangkali Sehun menghembuskan napasnya lesu. Netranya ia hunuskan kepada layar ponselnya. Sudah setengah hari, tapi Anna beum juga menghubunginya guna mengucapkan selamat ulang tahunnya. Hei, apakah Anna lupa jika hari Sehun berulang tahun? Apakah rasa bencinya benar-benar membuatnya lupa perihal hal sederhana semacam itu? Sehun rasa tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGUISH - Everything Has Changed [EXO]
FanfictionHwang Anna tidak pernah menyangka bahwa kata 'sahabat' bisa terdengar begitu menyakitkan jika Oh Sehun yang mengatakannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa rasa sayangnya pada Sehun sebagai seorang sahabat akan berubah setelah belasan tahun lamanya...