Warning!
New York, 2017
Brakk!
"Apa-apaan ini? Apa yang kaubuat ini, hah?! Begini saja kau tidak becus bekerja! Kau ingin kupecat?"
Suara yang begitu menggelegar itu terdengar jelas dari dalam ruangan CEO Oh Corporation. Presdir perusahaan itu rupanya tengah meneriaki salah seorang pegawainya yang melakukan kesalahan kecil. Sebenarnya Oh Sehun bukan tipe orang yang suka meneriaki pegawainya seperti itu. Namun, kekalutannya selama dua minggu ini rupanya benar-benar mengganggu pikirannya hingga ia melampiaskannya kepada semua orang.
"Ma-maaf, Presdir. Sa-saya akan memperbaikinya," ujar pegawai pria itu dengan suara bergetar.
"Kerjakan sekali lagi dengan benar! Kalau masih saja ada kesalahan sekecil apapun, maka bersiap-siaplah untuk hengkang dari perusahaan ini. Kau mengerti?!"
"Sa-saya mengerti, Presdir."
Setelah berkata begitu, sang pegawai pun mengambil dokumen yang tadi dibanting secara tidak manusiawi oleh Sehun di atas meja kerjanya. Kemudian dengan tergopoh-gopoh ia keluar dari ruangan atasannya itu yang kini seperti seekor singa yang sedang mengamuk.
"Brengsek!"
Sehun menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke sandaran kursi lalu langsung memejamkan matanya erat. Pria itu mengatur napasnya demi meredakan amarah yang sempat menguasainya.
"Tenangkanlah dirimu, Hun!" vokal lembut menyapa gendang telinga Sehun dan seketika membuat pria itu membuka matanya. Netranya menangkap sosok cantik Kiara dalam balutan setelan kerjanya. Hari ini adalah hari terakhirnya bekerja di kantor sebelum ia mengambil cuti untuk hari pernikahannya dengan Kai yang akan diadakan beberapa hari lagi di London.
Sehun hanya menghembuskan napas pelan sebagai respon.
"Jangan lampiaskan kekalutanmu kepada semua orang, Oh Sehun! Mereka tidak tahu apa-apa." Kiara mulai mendekati Sehun lalu meremas bahu pria itu pelan, mencoba menenangkan.
"Aku tidak bisa menahan diriku sendiri, Ki. Sekeras apapun aku mencoba melupakan sejenak masalahku, pikiranku akan tetap menuju kesana. Kekalutanku akan tetap terasa." Sehun memejamkan matanya kembali. Ia tampak begitu tersiksa di mata Kiara kini.
Kiara menghela napas prihatin. Tangan rampingnya dengan begitu penuh perhatian kembali meremas bahu Sehun dan mengusapnya perlahan. Ia sungguh khawatir pada kondisi sahabatnya itu.
Dua minggu sudah Sehun tampak uring-uringan seperti itu terhitung sejak kepulangannya dari London. Penyebabnya tentu saja sang kekasih hati, Hwang Anna. Dua minggu sudah Anna sulit dihubungi. Sehun bercerita pada Kiara tentang wasiat yang ditulis saudara kembar Anna yaitu Nana. Sehun curiga kalau Anna bersikap begitu karena wasiat itu. Ia curiga kalau Anna lebih memilih untuk memenuhi wasiat itu ketimbang bersama dirinya.
"Coba hubungi dia lagi atau kalau perlu temui dia! Jangan menarik kesimpulan terlalu dini—"
"Aku juga ingin melakukan itu, Ki. Tapi aku takut kecewa jika jawaban yang Anna berikan adalah jawaban yang sama sekali tidak ingin kudengar," timpal Sehun dengan nada frutrasi. "Aku takut menerima kenyataan bahwa Anna benar-benar meninggalkanku."
"Kau payah!"
Kata-kata Kiara sukses membuat Sehun tersinggung rupanya. Buktinya, kini Pria Oh itu menatap Kiara dengan tatapan tak terima. Kiara membalas tatapan Sehun tanpa rasa bersalah sedikit pun. Ia mengangkat bahunya tak acuh.
"Kenapa menatapku seperti itu? Kau tidak terima kupanggil 'payah', hm? Kalau begitu lakukan sesuatu! Jangan hanya diam disini hanya untuk menanti sebuah ketidakpastian." Kiara mendengus sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Sepertinya wanita itu sudah jenuh melihat sikap Sehun yang dirasanya tidak perlu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGUISH - Everything Has Changed [EXO]
FanficHwang Anna tidak pernah menyangka bahwa kata 'sahabat' bisa terdengar begitu menyakitkan jika Oh Sehun yang mengatakannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa rasa sayangnya pada Sehun sebagai seorang sahabat akan berubah setelah belasan tahun lamanya...