Twenty Two (Fight The Bad Feeling)

8.6K 1.3K 642
                                    

London, 2017

Setelah mendapat panggilan dari Suho, Kai langsung meluncur ke mansion megah milik keluarga Kim. Sudah hampir tiga tahun ini ia tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di mansion itu. Namun, malam ini ia terpaksa pergi kesana demi sang ayah yang sejujurnya juga tak sudi ia temui.

Maserati Kai membelah jalanan London dengan kecepatan yang cukup tinggi. Jantungnya berdetak cepat. Sesuatu dalam dirinya merasa marah dan takut entah karena hal apa. Ia juga penasaran. Dari mana ayahnya tahu mengenai Kiara dan Danny? Apa yang hendak ayahnya itu bicarakan soal mereka?

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Kai pun sampai di kediaman keluarganya yang semegah istana. Dengan asal-asalan, Kai memarkirkan Maserati nya di depan pintu utama lalu keluar dari mobilnya. Segera saja ia masuk ke dalam mansion tanpa mempedulikan sapaan hangat pelayan pria paruh baya yang berdiri di depan pintu.

Kai kini sudah ada di ruang tengah mansionnya yang bergaya Eropa itu. Matanya berpendar, mencari keberadaan ayahnya atau mungkin Suho, tapi yang jelas bukan keberadaan ibu tirinya.

"Elliot, dimana Abeoji?" tanya Kai pada pria paruh baya yang tadi sempat menyapanya di depan pintu. Rupanya, pria paruh baya itu mengekori Kai.

"Tuan Kim ada di ruang kerjanya, Tuan Muda. Beliau sudah menunggu Anda sejak tadi," jawab Elliot sopan.

Tanpa kata, Kai segera pergi ke ruang kerja ayahnya di lantai dua.

Jantung Kai berdetak semakin cepet kini. Semakin dekat ia dengan ruang kerja ayahnya itu, semakin besar pula kegugupan yang ia rasakan.

Di tengah rasa gugupnya yang mendominasi, ia melihat Suho di depan ruang kerja ayahnya itu. Wajah Suho tampak khawatir. Begitu melihat kehadiran Kai, Suho langsung menghampirinya.

"Ada sebenarnya? Siapa Kiara dan Danny? Apa hubunganmu dengan mereka, Kai?" berondong Suho begitu Kai berada di hadapannya.

Kai memejamkan matanya erat seraya menghela napas pelan. Tak lama kemudian, Kai membuka matanya dan menatap Suho dengan tatapan lelahnya.

"Nanti saja kuceritakan, Hyung. Aku harus bertemu Abeoji dulu,'" ujar Kai pelan.

Suho ikut menghela napas pelan kemudian mengangguk mengerti. "Baiklah, kalau itu maumu."

"Omong-omong, dimana Irene dan ... ibumu?"

"Mereka sedang keluar. Maka dari itulah Abeoji memanggilmu sekarang di saat ibuku tidak ada."

Kai mengangguk. "Kalau begitu aku temui Abeoji dulu."

"Ingat, apapun yang terjadi, kau tidak boleh terbawa emosi. Kau mengerti, 'kan maksudku?"

Kai mengangguk. "Akan kuusahakan."

Lantas, setelah bicara demikian Kai pun mulai memasuki ruang kerja ayahnya yang tampak sedikit menyeramkan itu. Kai ingat, dulu pertama kali ia menginjakkan kakinya di dalam ruangan itu adalah saat Kai berusia tujuh belas tahun. Hari itu adalah hari pertamanya tinggal kembali bersama ayah kandungnya itu. Hari itu menjadi hari yang paling ia benci dalam hidupnya.

Saat Kai masuk ke ruang kerja ayahnya, nuansa mencekam langsung menyambutnya. Ruangan yang didominasi warna cokelat kayu itu masih sama seperti saat pertama kali Kai masuk kesana sepuluh tahun silam. Tata ruang dan perabotan yang ada di dalamnya pun masih sama.

Sosok paruh baya yang merupakan ayah kandung Kai itu sedang berdiri di dekat jendela yang menghadap langsung ke taman depan mansion itu. Posisi Kim Shin-ayah Kai- saat ini membelakangi dirinya. Entah, Beliau sadar atau tidak dengan keberadaan Kai di ruangan itu. Kai tidak terlalu ambil pusing.

ANGUISH - Everything Has Changed [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang