Seventeen (The Honesty)

10.3K 1.3K 735
                                    

New York, 2017

Fajar telah menjelang. Dua insan berbeda kelamin itu masih berbaring di atas ranjang tempat 'pergulatan panas' mereka semalam dengan saling menatap netra masing-masing. Tubuh mereka masih polos di balik selimut yang menutupi tubuh mereka. Senyum tipis tak henti menghiasi wajah Anna. Pun dengan Sehun yang kini sibuk merapikan anak rambut Anna yang tampak berantakan.

"Kau tidak bosan terus-menerus menatapku seperti itu?" vokal Anna kemudian disertai kekehan pelan.

Sehun ikut terkekeh. Pria itu menggeleng. "Tentu saja aku tidak akan pernah bosan menatap wanita secantik bidadari seperti dirimu, Anna."

"Gombal!" Anna mendengus.

Sehun kembali tertawa sambil beringsut memeluk tubuh polos Anna. "Aku serius, Anna. Kau memang secantik bidadari bagiku."

Anna mendengus. Ia terkekeh sebentar lalu membalas pelukan hangat itu. Tidak lama setelah itu, Sehun menarik diri sejenak kemudian menatap Anna. Sehun mendekatkan wajahnya lalu mencium kelopak mata, hidung, kemudian bibir Anna bergantian. Ia berhenti cukup lama untuk menikmati candunya.

"Morning kiss," ujar Sehun sambil tersenyum miring. Ia dan Anna sudah saling melepaskan dekapan masing-masing.

Anna hanya tersenyum lalu menegakkan badannya guna duduk di atas ranjang. "Omong-omong, kau tidak masuk kerja?" Anna bertanya sambil bergerak mengambil helai-helai pakaiannya yang tercecer di sekitar ranjang.

Sehun menghela napas lesu lalu meletakkan tangan kirinya di belakang kepala. Wajahnya tertekuk sempurna. "Aku malas berangkat kerja. Aku 'kan ingin menikmati waktu bersamamu."

"Kenapa kau bicara begitu? Lagipula nanti siang aku juga akan pulang ke London, Sehun. Kebersamaan kita hanya tersisa kurang dari setengah hari." Anna sedang berdiri di dekat ranjang, memakai pakaiannya. Ia menggeleng tak habis pikir.

"Kau tidak mau memberi contoh yang baik kepada para pegawaimu? Apapun yang terjadi kau harus rajin pergi ke kantor agar para pegawaimu juga ikut rajin seperti atasannya."

"Justru karena kau akan segera kembali ke London, maka dari itu aku ingin menikmati lebih banyak waktu bersamamu." Sehun kini duduk tegak di atas ranjang. Ia bersedekap dan memasang wajah yang tampak merajuk. "Sekali-sekali tidak masuk kerja tidak apa-apa, bukan? Aku 'kan presdirnya. Aku bebas melakukan apapun di perusahaanku."

Anna tertawa melihat tingkah laku kekasihnya yang tampak seperti anak kecil itu. Sehun yang mengerti alasan di balik tawa itu hanya mampu berdecak.

Anna kembali ke atas ranjang. Ia mendekati Sehun lalu melingkarkan lengannya di bahu pria itu. Sehun sedikit terkejut karen tindakan Anna itu.

Anna mengusap pipi Sehun dengan penuh kasih sayang. "Sehun, sekarang teknologi sudah canggih. Walaupun nanti kita akan berjauhan, kita masih bisa berkomunikasi, bukan? Jika ingin bertemu, kita tinggal naik pesawat untuk bertemu satu sama lain."

"Tapi kapan kita punya waktu untuk itu jika kita saja sama-sama sibuk? Belum lagi jarak yang membentang diantara kita begitu jauh."

"Kita memang jauh di mata, tapi bukankah kita dekat di hati?"

Sehun syok. Ia tidak menyangka bahwa Anna yang selama ini ia kenal bisa bicara hal semacam itu padanya. Sementara Anna hanya tersenyum tanpa dosa. "Ini benar kau, Hwang Anna? Kenapa kau jadi pandai menggombal seperti ini?"

Sehun mengerling jahil pada Anna. Ia mendekap Anna secara perlahan dan hendak menciumnya. Anna langsung mencubit pinggang Sehun yang masih polos. Gadis Hwang itu menjauh dari Sehun sambil merengut kesal.

"Aw! Kenapa kau mencubitku? Ini sakit sekali, Anna." Sehun mengusap pinggangnya yang kesakitan setelah dicubit Anna.

Anna mendengus lalu turun dari ranjang. "Salah siapa mencuri kesempatan terus-menerus?"

ANGUISH - Everything Has Changed [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang