Ada dua cewe kelas 1 SMA, Rilla dan Amabel namanya. Hari ini, Amabel memutuskan untuk jujur ke Rilla, cowo yang ia kagumi selama 2 tahun belakangan ini.
"Beneran apa, Bel?! Lo suka sama dia? Dia nya respon nggak?" bertubi-tubi pertanyaan datang dari mulut Rilla.
"Aduh, gue bingung mau jawab yang mana,"
"Yaudah. Yang 'lo suka sama dia?' sama yang 'dia nya respon nggak?' aja," jawab Rilla sambil cemberut.
"Iya, gue suka dia, suka aja sih. Nggak lebih. Kalo soal respon, gimana ya, Bel. Nggak yakin ..." jawab Amabel pasrah.
"Ha? Gimana si? Nggak paham, ih,"
"Ya, dateng kalo butuh, sih. Kalo lagi main game mungkin chat gue di jawab 2 jam, bahkan ya, pernah ... 26 jam," jawab Amabel sambil siap-siap mencatat pelajaran Bu Risa.
"Ha?! Gila ya tu o—" sebelum Rilla melanjutkan, Bu Risa memotong, "Heh, Rilla! Ngapain teriak-teriak?! Emang kamu pikir sekolah ini punya ngkong kamu, gitu? Kayak di hutan aja, keluar kamu! Ganggu teman kamu yang lain, tau nggak?!"
Bentakan itu membuat se-antero kelas terdiam, Rilla pun keluar kelas.
Saat di luar kelas, Rilla juga melihat anak kelas sebelahnya—yang pasti dia tahu anak itu dari kelas 1 SMA tapi nggak pernah kenal, seingat Rilla, namanya El.
"La, ngapain di luar? Kusut muka lo, tuh. Jelek," kata El membuka pembicaraan.
Idih, sokap banget, nih orang. Kenalan aja nggak pernah, sok buka pembicaraan. Tapi emang seharusnya cowo yang mulai duluan, sih.
"La?" satu kata itu menyadarkan Rilla dari lamunannya, yang sedari tadi Rilla sudah senyum-senyum ngeliatin muka El.
"Kenapa, El?" jawab Rilla, yang ikut sok akrab.
"Ngapain keluar kelas? Itu pertanyaan gue tadi," El mengulang pertanyaannya.
"Oh ... Gue dikeluarin, karena ngomongin DOTA bareng Amabel, emang Bu Risa sangat amat ku sayangi," jawab Rilla dramatis.
"DOTA?! Lo suka main dota juga? Gimana kalo kita ke kantin? Ngobrol disana aja," ajak El, santai.
DUH, WKWK. Masih amatiran banget parah, tapi sumpah dah ini kalo ngomongin bareng si S pasti asik beut! Keep support by y'all vomment ya guys ^^
— Loken ❤️