9

7 1 0
                                    

Hari ini SMA Sebelas Juni menjalankan study tour ke Bandung sampai tanggal sepuluh.

Kegiatan ini pasti paling disukai seluruh siswa. Karena apa? Tidak ada pelajaran. Dan kebahagiaan lain: Bu Sarah, si guru killer tidak ikut acara ini.

Acara ini yang ikut 3 angkatan sekaligus. MIPA dan SOS. Amabel dan Rilla sudah janjian untuk duduk bareng di bus. Tapi gagal.

Setiap tempat duduk yang berpasang-pasang, pasti sudah diduduki satu orang yang sebelahnya kopong. Kosong maksudnya.

"Amabel, duduk sini!" kata Lando sambil melambaikan tangannya, sedang tangan satunya menepuk-nepuk bangku mengajak duduk di sebelahnya.

Amabel tersenyum, tapi hatinya tidak enak dengan sahabatnya.

"La, gue duduk sama Lando, boleh?" tanya Amabel penuh harap.

"Boleh lah!! Nanti gue cari tempat duduk, gampang," kata Rilla bersemangat, "Semoga jadian," sambung Rilla.

"Apaan, sihhhh," jawab Amabel salting.

Amabel mengambil posisi di dekat Lando, dia duduk di bagian dalam. Biar aman, kata Lando. Amabel tidak berani memulai pembicaraan, Amabel hanya berani memulai pembicaraan di chat.

•••

Rilla melangkah dan melihat-lihat ada bangku kosong lagi atau tidak. Dari belakang, El berniat untuk mengajak Rilla.

El menepuk bahu Rilla, "Mau sama El, nggak? Di bangku paling belakang tapi, yang ber-empat," tawar El.

"Kebetulan gue juga kayaknya mau disitu aja, deh. Biar luas," jawab Rilla sambil melihat-lihat posisi yang indah.

El dan Rilla jalan menuju empat bangku itu.

Di perjalanan, El dan Rilla berbincang-bincang. Begitu juga Lando dan Amabel. Ada yang aneh disini dengan El dan Rilla.

"La, soal chat sama Revlo, gue ng—" kalimat itu terpotong saat Rilla melihat mata El dan menggeleng kepalanya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Rilla sayang sama El, tapi Rilla tau El juga butuh tempat persinggahan," jawab Rilla santai.

"Nggak begitu, La," jawab El.

"Sekarang, mau El apa?"

"Mau Rilla jangan jadi perempuan urutan ketiga itu," jawab El menundukan kepalanya.

Dari suara El, ini suara serius El. Tapi Rilla tidak begitu percaya dengan keseriusannya.

"Gue nggak pernah, tuh, ada niat sedikitpun buat PHP in cowo, bahkan lo cowo pertama yang deket sama gue," cetus Rilla sambil mengambil camilan di tas-nya.

"El sayang sama Rilla, El suka sama Rilla, sekarang El mau serius, suer!" jawab El sambil menaikkan jari peace nya.

Rilla tersenyum, "Jalanin aja," kata Rilla dengan santai.

El tidak tau apa maksud kata-kata Rilla.

Rilla nerima El? Rilla percaya El? Pertanyaan itu sejenak hinggap di benak El.

"Iya, Rilla nerima El," jawab Rilla seakan sedang membaca pikiran El.

Tidak pacaran, hanya HTS.

TS - [JANGAN] DOTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang