7

11 1 0
                                    

Gemes banget Loken mau lanjutin ceritanya! Bodoamat gaada yang baca, biar nanti kalo ada yang baca langsung lengkap sampe end WKWK ❤️❤️

"Mama," panggil Rilla sambil mengetuk pintu, El hanya berdiri di belakang Rilla.

"Eh, Rilla, tumben kamu pulang cepat? Bawa temen juga lagi," kata Mama Rilla, Siela.

"La? Jam segini cepet kata Mama kamu?" tanya El bingung.

"Ehh, kok malah ngobrol di luar? Masuk yuk, Nak," ajak Siela ramah.

El duduk di sofa ruang tamu sedangkan Rilla sedang berganti pakaian di kamarnya. Kamar Rilla berada di atas, tapi dari atas Rilla bisa melihat kegiatan yang El lakukan melalui balkon di ruang tamunya itu. Rumah Rilla memang besar, tapi Rilla hanya tinggal bersama Siela, mamanya. Papa Rilla selalu pergi dinas keluar kota.

"Namanya siapa, Nak?" tanya Siela ke El sambil menyodorkan jus jeruk.

"Nama saya El, tante. Ini ngerepotin banget, Tan. Makasih, lho, Tan," balas El dengan senyum ikhlasnya.

"Nggak apa, El. Kamu pacarnya Rilla, ya? Jarang, lho, Rilla dekat dengan cowo, katanya takut di PHP in," ledek Siela.

"Ah? Hm, nggak, Tante, cuma temen aja, kok," jawab El gugup.

"Panggil Mama aja, ya. Biar lebih akrab sama Mama dan juga makin deket sama Rilla," goda Siela lagi.

"Iya, Tan. Maksudnya, Mama,"

"El, mau nonton, nggak? Gue ada banyak film, pilih aja," tiba-tiba suara Rilla terdengar dari atas.

"Tuh, El. Temenin Rilla nya, kasihan kesepian dia di rumah. Kalau El mau nginep, itu di sebelah kamar Rilla kosong, Mama seneng banget kalo temen Rilla mau nginep," kata Siela menawarkan ke El.

"Hm, saya, sih, mau-mau aja, Ma. Tapi nggak bawa baju ganti," jawab El terpaksa.

"Oh, itu banyak kok baju ukuran kamu, punya sepupu Rilla yang udah lama nggak nginep disini lagi, pakai aja untuk sementara," tawar Siela lagi.

"El? Lo pulang ya? Kok nggak ada suara, sih?" teriak Rilla lagi.

"Udah, gih, naik aja dulu El. Soal nginep, Mama yang urusin," kata Siela lagi.

El naik perlahan ke lantai atas, El sudah melihat Rilla yang terduduk dengan baju piyama-nya, di tangan nya ada Coco Crunch yang dicemili Rilla.

"Pasti Mama nawarin lo nginep," tebak Rilla tanpa melihat ke arah El sedikitpun.

"Kok, lo tau?" tanya El bingung.

"Amabel juga sering ditawarin," jawab Rilla sambil terkekeh kecil, "Kalo mau, gue seneng, kok. Jadi ada temen. Sini, duduk samping gue," lanjut Rilla.

Mereka berdua duduk bersama, bersender di sofa tepat di depan televisi. Tak sadar, sudah 2 jam lebih El di rumah Rilla, El sudah tertidur di bahu Rilla.

Notifikasi handphone El membuat Rilla penasaran, Rilla membuka notifikasi itu dan melihat percakapannya dengan Revlo, kakak kelasnya, lebih tepatnya, sahabat Lando.

    Notifikasi handphone El membuat Rilla penasaran, Rilla membuka notifikasi itu dan melihat percakapannya dengan Revlo, kakak kelasnya, lebih tepatnya, sahabat Lando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rilla meninggalkan El sendiri dan menaruh handphone El di paha El. Rilla tidak sadar bahwa dia sudah meneteskan air matanya, untuk cowo yang selama ini dia anggap ada rasa dengannya.

Semua balasan sayang Rilla hanya dijadikan pelarian, seperti tidak kuat berlari sendiri, El mengajak Rilla untuk berlari bersama di masa lalunya. Tanpa memikirkan masa depannya.

TS - [JANGAN] DOTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang