5

9 1 0
                                    

    Lando berinisiatif menghampiri kelas Amabel. Amabel masih merapikan bukunya yang berserakan di meja. Sebenarnya Amabel lupa soal 'istirahat bareng' nya karena pelajaran Bu Sarah yang melelahkan untuk dipikirkan.

    Lando sudah bersender di pojok pintu kelas Amabel sambil melipat tangannya, hanya ada Amabel di kelas itu. Kehadiran Lando yang sedari tadi disitu tidak terendus  oleh Amabel. Lando berdeham pelan sehingga menyadarkan Amabel akan kehadirannya, "Ayuk makan dulu, ntar sakit," ajak Lando halus.

    Amabel salting melihat gaya cool Lando terlebih saat Lando mengajaknya duluan. Disamperin duluan ke kelas aja lebih dari enough.

    Saat di kantin, Amabel hanya duduk dengan Lando. Hal tersebut membuat bisik-bisik yang membuat kuping Amabel panas. Mulai dari pertanyaan kenapa mereka bisa duduk berdua sampai pernyataan bahwa mereka sudah jadian.

    "Maafin kakak kelas yang alay, ya," kata Lando merasa bersalah.

    "Gapapa, kak," kalimat pertama kali yang keluar dari mulut Amabel setelah lama Amabel mengagumi Lando.

    "Akhirnya, bisa denger suara Amabel Anindya," kata Lando dengan senyum yang tak pernah Amabel lihat selama ini.

    Darimana dia tahu nama lengkap gue? Gue aja gapernah nunjukin nama panjang gue, bahkan ke Rilla sekalipun. Batin Amabel.

    "Hey? Bengong aja. Gue tau nama lo dari daftar nama OSIS, kenapa? Mau bengong lagi karena gue tau pikiran lo?" tanya Lando dan terkekeh kecil.

    Dari awal mereka duduk bersama, Lando menatap mata bulat milik Amabel itu. Amabel memang tidak secantik Gwen, ratu SMA Sebelas Juni. Tapi Amabel manis dengan bulu mata lentik dan pipi gembulnya. Tatapan Lando dengan senyum  ikhlas itu membuat Amabel jatuh hati, tapi hanya dia, Rilla, dan Tuhan yang tahu.

    "E-engga, kak," jawab Amabel gugup.

    "Kamu kapan makan, Amabel? Daritadi bengong aja, sih?"

    "Ha? Ah, iya. Beli dulu ya, kak!" jawab Amabel dengan senyum indahnya.

    Sebentar. Tadi Lando menyebut 'kamu'? Tidak. Salah dengar. Impossible.

    Amabel berpapasan dengan Rilla, "Nanti gue mau cerita," seru Amabel dengan rona merah dan muka bahagia.

    "Gue juga," jawab Rilla cepat.

    Dari jauh, Lando memperhatikan tingkah bahagia Amabel. Tak sadar, Lando senyum-senyum sendiri sampai ketiga temannya; Revlo, Dista, Jafi datang dan Dista membuyarkan lamunan Lando itu.

    "Setdah, liatin siapa, sih, Lan? Udah bisa suka cewe? Biasanya DOTA aja hidup lu," ledek Dista disambut tawa meriah keempat cowo itu.

TS - [JANGAN] DOTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang