El dan Rilla sampai dengan selamat di rumah Lando. Baru menapaki teras dan mereka melihat dari luar pintu ada Lando lengkap dengan ayah dan ibunya, dan juga Amabel. Ada yang aneh—tidak! Amabel menangis?!
Rilla yang melihat Amabel langsung masuk dan menyalami tangan Ayah dan Ibu Lando. Tidak butuh waktu lama, Rilla duduk di samping Amabel dan menanyakan apa penyebab tangisan sahabatnya ini.
"Amabel menangis karena Lando harus pindah ke Australia, karena om dan tante dipindahtugaskan disana," jelas Ayah Lando.
Amabel semakin terisak, "Amabel i-ikut y-ya, Om?" tanya Amabel terengah.
Ayah dan Ibu lando tersenyum ramah.
"Amabel boleh ikut, tapi izin dulu sama mama papa kamu, ya?" tanya Ibu Lando sambil menggenggam tangan Amabel.
Amabel memang jarang bertemu dengan orangtuanya sendiri, dengan cepat dia menelpon mamanya.
Amabel tersenyum setelah mendapat izin dari mamanya, meskipun melakukan sedikit paksaan.
"Mama bilang boleh, soalnya mama bakal jarang di rumah, boleh ya om, tante," bujuk Amabel.
"Yah, Bel. Gue sama siapa dong?" tanya Rilla mengerutkan dahinya.
"Tuh, tuh," jawab Amabel menunjuk nujuk El.
Ayah dan Ibu Lando mengangguk dan tersenyum. Lando ikut bahagia karena selama ini, Amabel memang yang paling setia menunggu Lando.
Amabel pamit pulang untuk menyiapkan semuanya. Rilla dan El pun pamit untuk melanjutkan kencannya, yang tertunda.