"Yakin banget nggak, La?" tanya Melian meyakinkan jawaban Rilla.
"Yakin!" jawab Rilla semangat.
Melian, sahabat Rilla semenjak kelas 1 SMP.
Rilla senyum-senyum mengingat keyakinannya bahwa dia tidak akan menyukai—oh ralat, dekat dengan gamers lebih tepatnya pemain DOTA, game moba yang keasyikannya mengalahkan perbincangan ibu-ibu tetangga."Rilla, mau nanya dong," El berhasil membuyar semua lamunanku.
"Nanya tinggal nanya, pake izin segala," jawab Rilla terkekeh dengan sikap El yang terkadang lugu.
"Kita ini apa?" tanya El polos.
"Nggak tau," Rilla sudah tahu arah pembicaraan ini, "Kita orang," — tapi mengalihkan.
"Serius," jawab El, "Wah! Info menarik!" seru El sambil menepuk pundak Rilla pelan.
Perbincangan itu sangat hangat. Melihat senyum yang terpancar di muka El adalah kebahagiaan tersendiri untuk Rilla.
Notifikasi handphone Rilla berhasil menginterupsi kebahagaiaan mereka.
Lando tiba-tiba ngechat El. Jarang sekali cowo ini chat dengan El. Rilla yang ikut melirik handphone El pun bingung dengan isi teks itu.
El menjawabnya cepat.
Terimakasih, Tuhan. Dia memprioritaskan aku. Batin Rilla — tidak, bukan waktunya untuk memikirkan ini.
Secepat kilat, Lando kembali membalas.
El dan Rilla saling menatap bingung, dan akhirnya El memutuskan untuk pergi bersama Rilla.
SORRY DUA HARI GA POST WKWK BIASA ORANG BUSY, JAN LUPS VOMMENT GUISE ❤️❤️