Sejauh mata memandang, El juga suka DOTA. Hal ini membuat Rilla mengurungkan niatnya untuk tertarik sama El. Pasti. Karena cerita sahabatnya, Amabel.
Jam istirahat pun datang, yang sedari tadi Rilla sudah di kantin. Tapi El? Sudah pergi ke lapangan, sekitar 15 menit yang lalu. Meninggalkan seonggok pemalas, Rilla.
Amabel dengan cepat memusnahkan lamunan Rilla— "Woi! Lamunin apa, sih?" tanya Amabel sambil mengambil posisi duduk di depan Rilla.
"Jadi, tadi pas di depan kelas, El dihukum juga. Terus, dia ajak gue ke kantin, buat ngomongin DOTA, bete banget nggak, sih?" cetus Rilla.
"Fix, jauhin. Lo mau? Ditinggal 26 jam? Karena DOTA?" tanya Amabel sambil menyendok baksonya, Amabel masih melanjutkan, "Pokoknya, sampe El deketin lo, gue bakal—"
"Bakal apa?" tanya El yang tiba-tiba sudah ada di belakang Amabel. Entah dari kapan.
"BAKAL DITINGGALIN KARENA DOTA!" jawab Amabel, cewek itu emang paling berani.
"Ah, lo-nya aja yang ALAY, nggak bisa ditinggal sebentar aja," kata El sambil menekankan kata 'alay'.
Ketiganya terdiam sekarang. Dengan santainya, El duduk di kumpulan, oh. Maksudnya populasi orang cantik, Amabel dan Rilla.
"Lah? Ngapain, sih duduk disini?" tanya Rilla, sinis.
"Gatau, hati gue maunya ke lo, La," jawab El sambil mengacak rambut Rilla.
Amabel hanya senyum-senyum licik melihat Rilla salting.
Apa-apaansih? Tingkah El dari awal sokap, tiba-tiba ngacakin rambut gue kayak gitu. Seenaknya. Batin Rilla.
"Aduh, El. Tuhkan si cantik salting," ledek Amabel.
"Nggak semua cowo yang main DOTA atau game lain suka ninggalin, kok, La." kata El dengan mata teduhnya.
"Ih, apaansi lo, El?! Gue aja gak ke—" kata-kata Rilla terpotong setelah Rilla melihat 'cowo yang disukai Amabel', anak kelas 3 SMA itu, XII MIPA 2 tepatnya.
"Ke apaan, sih, La?" tanya Amabel kesal mendengar temannya itu memotong pembicaraannya sendiri.
"Lo nengok ke belakang sekarang, ada yang lagi beli bakwan," ledek Rilla.
"Ohh ... Jadi, kesayangan Amabel yang tukang main DOTA itu, Lando? Dia pernah jadi match gue," kata El menambahi ledekan Rilla.
Tak sadar, pipi Amabel sudah berwarna merah padam. Sekarang, salah tingkah Amabel menjadi bahan ejekan El dan Rilla.