6

9 1 0
                                    

Jam pulang sekolah, jam yang dinanti sejuta siswa se-tanah air. Tapi entah kenapa Rilla dan Amabel tetap di sekolah. Sudah pasti, karena El dan Lando.

El menjemput Rilla di koridor kelas X IPA. Amabel hanya melirik iri kedua sejoli itu.

"La, mau gue anter pulang, nggak? Sekalian 'kan lo mau beli buku?" ajak El penuh perhatian.

Rilla menatap Amabel bingung, "Dia tau darimana gue mau beli buku?" bisik Rilla sambil menyenggol lengan Amabel.

"Aku tau apapun yang princess-nya El mau," goda El yang sedari tadi melihat Rilla bisik-bisik ke Amabel.

"Ih ... lucu amat, sih, El, gemes mau tampol," kata Amabel dengan muka sok imut, ngeledek El.

"Tampol, cini, Bel. Uuuu," ledek El balik.

Rilla pun senyum-senyum melihat kedua kebahagiaannya itu.

Tak lama, El menarik tangan Rilla pelan. El segera pamit ke Amabel untuk menemani Rilla ke toko buku dekat sekolah.

"Jangan macem-macem lo sama Rilla, awas aja!" kata Amabel mengancam.

El dan Rilla pun tersenyum melihat muka panik Amabel, dan tanpa sadar, El sudah menggandeng tangan Rilla sedari tadi.

El membuka pintu mobilnya untuk Rilla. Rilla duduk dengan rapi dan menyalakan radio kesukaan-nya, Prambors FM.

"Good Afternoon, Kawula Muda! Lagi ditemenin sama cemiwiw nih? Pas banget, nih lagu buat kamu yang lagi kodein doi, Just A Friend To You by Meghan Trainor,"

Lagu itu melantun di tengah perjalanan El dan Rilla. Tidak sengaja, mereka menyanyi di bagian:

when you say I'm just a friend to
you, 'cause friends don't do the
  things we do, everybody knows
   you love me too

Saking asyiknya, mereka pun terdiam sejenak lalu tertawa bahagia.

"Iya, ya. Bener kata Meghan, kita cuma temen, tapi kayak pacaran," kata El yang mungkin nggak sadar abis ngomong apa. Bisa-bisanya dia bilang begitu.

"Ha? Gimana, El?" tanya Rilla meyakinkan pendengarannya.

"Udah 2 kali gue ditinggalin cewe, lo gabakal jadi cewe ketiga kan?" tanya El dengan penuh arti, sambil sesekali melihat mata Rilla.

"Maksud lo, apaan?"

Tidak biasa El berbicara dengan nada serius seperti ini, sebelum El menjawab, notifikasi handphone Rilla menginterupsi segalanya.

    Tidak biasa El berbicara dengan nada serius seperti ini, sebelum El menjawab, notifikasi handphone Rilla menginterupsi segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melian, yang memberi notifikasi di handphone Rilla. Melian salah satu sahabat Rilla dari SMP sampai SMA ini, tapi semenjak SMA mereka berbicara kalau penting saja.

Notifikasi dari Melian itu tampak aneh, karena buat apa dia sepanik itu dengan caps lock pada pesannya?

Rilla memang tidak mengenal El banyak, tapi selama dia berteman dengan El, dia baik-baik saja. Tidak ada tindakan aneh.

Rilla mengabaikan pesan itu. Hanya meninggalkan jejak read di layar handphone Melian.

"Kayaknya toko buku udah tutup, deh. Main ke rumah gue dulu, yuk? Mau gue kenalin lo ke Mama gue," kata El sambil melihat toko buku yang memang sudah tutup.

"Hm, udah jam 6 sore, kayaknya balik aja, deh gue," jawab Rilla terpaksa menolak ajakan El.

"Ohh, iya, sih, udah sore. Gue anter, ya. Gue aja yang kenalan sama Mama lo," jawab El dengan senyum apa adanya.


Aduch, sorry part selanjutnya besok ya! Batre ga dukung, ujian juga ga dukung, makasih buat pengertiaannya, me lof uhh!💚

TS - [JANGAN] DOTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang