Prolog

84 6 2
                                    

Ruang keluarga itu sudah penuh dengan semua anggota keluarga William, Kepala keluarganya adalah Tuan Harold William dan istrinya nyonya Chirstina Indriyani William, kedua putri kembarnya Alena Indriyani William, Aleta Indiyani William, kakak sulung laki2nya Joshep William dan istrinya Lily, sedangkan suami dari Alena berada dipulau Jawa sedang mengecwk cabang perusahaannya, dan Aleta belum menikah. Tuan Harold William selaku kepala keluarga akan menyampaikan berita yang dikatakannya sangat penting.

"Papa langsung to the point saja yaa, karna papa tidak punya banyak waktu." Ada jeda beberapa menit sebelum ia melanjutkan perkataanya. "Disini papaingin memeritahukan bahwa Leta akan dijodohkan dengan Mark." Bahkan tuan Harold belum sempat mentelesaikan perkataannya, namun putrinya sudah mendominasi ruangan dengan suaranya yang menyiratkan keterkejutan.

"Apa pa dijodohkan?!! Omong kosong macam apa ini?! Kalian nggak pernah mikirin perasaan Leta!!" Seorang gadis bermata biru laut berdiri dari duduknya dengan menunjuk kedua orang tuanya.

"Jaga sikap kamu Leta, duduk!!" Ucap tegas dari orang yang dipanggilnya papa itu.

Lantas gadis itu kembali duduk dengan masih diliputi kemarahan.

"Tenangkan diri kamu dek." Kakak laki-lakinya mencoba meredam emosi sang adik.

"Dengar Leta, mama tau kamu belum pernah bertemu dengan Mark, tapi dia pria baik Leta. Dia juga sudah sangat mapan." Papar orang yang telah melahirkannya itu.

"Ma ini bukan lagi zamannya Siti Nurbaya yang dijodoh - jodohin!! Ini zaman modern ma, aku juga udah punya Alex." Dia berkata lirih diakhir kalimatnya.

"Lupakan Alex!! Dia hanya ingin uangmu saja Leta, apa kamu tidak menyadarinya? Dia bukan pria baik Leta!!" Kata papanya dengan tegas.

"Benar kata papa Leta, Kakak juga nggak setuju kalo kamu sama Alex, dia bukan pria baik-baik." Perkataan Alena kembarannya pun sama sekali tak digubrisnya.

"Tapi pa.." Ucapannya terpotong oleh perkataan sang papanya.

"Ini bukan permintaan Leta, tapi ini perintah!! Dan jika kamu ingin tetap meneruskan sekolah doktermu, kamu harus menikah dengan Mark, karna papa sudah memberhentikan biaya untukmu mulai detik ini." Kata papanya tak terbantahkan.

"APA?!!" Aleta menganga tak percaya. Ia menatap nanar kedepan, tepat ke arah tembok bercat putih gading itu.

Ruang keluarga itu serasa mencekam dan terasa panas, padahal Ac menyala dengan suhu terhitung rendah.

"Papa ingin mendengar keputusanmu Leta." Katanya dengan tidak menghilangkan ketegasannya.

Leta tersadar dari lamunanya dan menatap papanya dengan penuh kemarahan serta kebencian.

"Leta harus jawab apalagi selain iya pa?!! Kalian semua tau benar kalau Leta nggak akan ngorbanin mimpi Leta demi apapun, apalagi hanya demi cinta!!"

Lantas gadis itu keluar dari ruangan yang dianggapnya seperti ia akan dipenggal oleh algojo sadis. Lebih tepatnya seperti ruang peradilan.

"Leta Harus bagaimana sekarang nek??" Katanya lirih dan terhembus oleh angin yang akan menyampaikan kegundahannya keatas langit.

Isakannya tak dapat ditahan, ia terisak oleh takdir yang menurutnya pahit, oleh dunia yang kejam, oleh tuhan yang dianggapnya tak adil.

Bersambung ke chapter selanjutnya....

---------------------☆☆☆----------------------

Gimana prolognya?? Kalo banyak yang suka aku bakal lanjutt, semangattt buat diriku yang laabil inii 😁😁

Happy waiting to next chapter

Love Is Covered In Black Clouds  >{Slow Update}<Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang